5 Fakta Manten Sapi, Tradisi Menjelang Idul Adha di Pasuruan

Manten Sapi dilangsungkan satu hari sebelum Iduladha

Pada 10 Juli 2022 nanti, umat Muslim akan merayakan Hari Raya Iduladha atau Hari Raya Kurban. Mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan nilai seni dan budaya, maka tidak heran beberapa daerah mempunyai perayaan khusus menjelang atau tepat di Hari Raya Iduladha

Pasuruan di Jawa Timur adalah salah satu daerah dengan tradisi unik menjelang Hari Raya Iduladha. Tepatnya di Desa Sebalong dan Desa Watestani, kedua desa ini mempunyai tradisi bernama Manten Sapi atau Mantenan Sapi yang dilangsungkan 1 hari sebelum Hari Raya Iduladha.

1. Sapi dirias layaknya pengantin

5 Fakta Manten Sapi, Tradisi Menjelang Idul Adha di Pasuruanilustrasi binatang sapi yang diberi serban (unsplash.com/Sunil kumar)

Sebelum didoakan dan disembelih di Hari Raya Iduladha, sapi-sapi akan dimandikan dengan air bunga terlebih dahulu. Setelah dimandikan, sapi akan dikalungkan bunga tujuh rupa.

Di bagian kepala sapi juga akan dililit serban. Bagian punggung akan dibalut dengan kain kafan dan sajadah. Sapi-sapi tersebut kemudian diarak berkeliling desa sebelum dibawa ke masjid.

2. Benda yang dipasangkan di tubuh sapi memiliki makna tersendiri

5 Fakta Manten Sapi, Tradisi Menjelang Idul Adha di Pasuruanilustrasi sajadah untuk beribadah (freepik.com/rawpixel.com)

Bukan asal memasang hiasan atau kain pada tubuh sapi, ternyata setiap benda yang dikenakan pada binatang kurban ini mempunyai arti tersendiri. Sajadah dan serban memiliki makna religius. Kemudian, kain kafan digunakan untuk menandakan kesucian orang yang melakukan kurban.

Selanjutnya, ada bunga tujuh rupa yang terdiri dari bunga melati, cempaka putih, mawar merah, mawar putih, sedap malam, kenanga, dan melati gambir. Bunga ini sering digunakan di upacara ritual, siraman, dan keagamaan. Kombinasi dari bunga-bunga ini tidak boleh diganti. Lebih lanjut, bunga ini dipakai untuk membersihkan diri dan pikiran dari hal-hal yang bersifat negatif.

3. Makna dari penggunaan kalung bunga

5 Fakta Manten Sapi, Tradisi Menjelang Idul Adha di Pasuruanilustrasi bunga melati, salah satu dari rangkaian bunga tujuh rupa (pixabay.com/Leeting)
dm-player

Seperti yang sudah disebutkan di poin sebelumnya, sapi ini dimandikan dengan air bunga dan diberi kalung sebelum dibawa ke masjid untuk didoakan. Sapi akan disembelih setelah salat Iduladha.

Buat yang belum tahu, makna dari memandikan sapi dengan air bunga, menyelimuti dengan serban, serta mengalungi bunga adalah agar sapi tersebut sehat, suci, dan harum. Hal ini dikarenakan orang yang menyumbang sapi untuk dikurbankan nantinya saat di alam baka akan menaiki binatang tersebut. Itulah sebabnya binatang sapi dibersihkan dan didoakan agar tampak layak.

Baca Juga: 10 Olahan Khas Idul Adha dari Berbagai Negara Dunia, Didominasi Daging

4. Makna dari membawa peralatan dapur, sembako, dan bumbu dapur

5 Fakta Manten Sapi, Tradisi Menjelang Idul Adha di Pasuruanilustrasi bumbu dapur (unsplash.com/Andra Ion)

Iring-iringan sapi ini diikuti oleh warga yang membawa peralatan dapur, bumbu dapur, dan sembako. Peralatan dan bumbu dapur ini nanti akan digunakan untuk memasak daging sapi setelah disembelih untuk kemudian dinikmati bersama.

Bumbu dapur tidak hanya dipakai untuk memasak, tetapi juga dibagikan beserta dengan barang pokok lainnya, seperti beras dan minyak goreng, kepada warga yang membutuhkan. Prosesi ini menandakan kerja sama antar sesama warga desa di kala senang maupun sedih.

5. Tradisi ini menjadi pengingat untuk selalu beramal

5 Fakta Manten Sapi, Tradisi Menjelang Idul Adha di Pasuruanilustrasi kebersamaan dalam merayakan Idul Adha (freepik.com/freepik)

Tradisi Manten Sapi di Pasuran memiliki tujuan dan harapan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada binatang yang nantinya dikurbankan. Kemudian, tradisi ini juga mengajak orang yang mampu agar tidak lupa untuk bersedekah dan membantu mereka yang membutuhkan.

Fakta menarik tentang tradisi Manten Sapi di Pasuruan, Jawa Timur ini sangat menarik, kan? Tidak diketahui secara pasti bagaimana tradisi ini terbentuk, tetapi seperti yang sudah disebutkan, tradisi ini sudah ada cukup lama. Dilihat dari sudut pandang kebudayaan, tradisi Manten Sapi perlu dilestarikan dan dikenalkan pada masyarakat luas.

Baca Juga: 10 Tradisi Unik Perayaan Iduladha di Indonesia yang Seru untuk Diikuti

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya