5 Tanda Kamu Seorang Spons Emosional, Beda sama HSP
![5 Tanda Kamu Seorang Spons Emosional, Beda sama HSP](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2022/11/fromandroid-501f0c1c364fca266f4d70eb86c33c71_600x400.jpg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah kamu mendengar istilah "orang yang sangat sensitif" ? Highly Sensitive Person (HSP) pertama kali diteliti oleh psikolog Dr. Elaine Aron pada tahun 1996, orang yang sangat sensitif memiliki kecenderungan biologis untuk memproses dan memahami informasi pada tingkat yang lebih dalam.
Namun, hanya karena seseorang sensitif dan berempati, tidak secara otomatis membuat mereka menjadi HSP. Harus diakui, ada banyak kesamaan yang terkadang membuat sulit untuk membedakan seorang HSP dengan seseorang yang merupakan spons emosional atau orang yang menyerap semua emosional seperti spons. Dengan demikian, berikut ini adalah enam tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin sebenarnya adalah seorang spons emosional dan bukan HSP.
Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Highly Sensitive Person
1. Kamu adalah penampung emosi
Menurut psikoterapis Imi Lo, meskipun HSP dan spons emosional secara alamiah mempunyai sifat sensitif dan peduli, seorang spons emosional cenderung memiliki batasan yang lebih buruk dengan orang-orang di sekitar karena terus-menerus melimpahkan semua masalah dan perasaan kepada mereka.
Sering merasa tidak punya pilihan selain menjadi penampung emosi semua orang sehingga merasakan kewalahan dan kelelahan. Ini menjadikanmu seperti selalu terkuras baik pikiran maupun emosi karena faktor dari luar.
2. Kesulitan menangani emosi diri sendiri
Selalu dibombardir oleh emosi orang lain dapat menyulitkan kamu untuk memerhatikan emosi diri sendiri. Seringkali, orang yang emosional tersesat tanpa ada orang lain di sekitar yang dapat memberikan petunjuk dan memberi tahu apa yang harus dipikirkan dan dirasakan.
Menurut artikel yang diterbitkan oleh konselor bersertifikat Becky Stone, emosi yang terpendam juga dapat membuat diri tidak stabil karena keterbiasaan memendam segala sesuatu. Kalau sudah mempengaruhi kehidupan sehari-hari, kamu bisa minta bantuan ke profesional atau orang yang kamu percaya, ya!
3. Merasakan emosi dikuras oleh orang lain tapi tersesat oleh diri sendiri
Editor’s picks
Mirip dengan poin sebelumnya, kamu mungkin merasa terkuras oleh emosi orang lain tetapi tersesat oleh diri sendiri jika kamu adalah seorang spons emosional. Dilansir Psych Central, yang ditulis oleh jurnalis kesehatan dan kebugaran Hilary Lebow dan psikolog berlisensi Dr. Kendra Kubala, menyerap emosi orang lain bisa sangat menguras energi secara psikologis.
Hal ini akan membuat kamu kelelahan sehingga tidak ada energi mental yang tersisa untuk diri sendiri. Yuk, lebih paham diri dan apa yang kamu butuhkan saat ini.
Baca Juga: 7 Tanda Kurang Terbuka Secara Emosional pada Diri dan Pasangan
4. Berita-berita negatif sangat mempengaruhi kamu
Psikiater dan penulis Dr. Judith Orloff menjelaskan bahwa, "Jika para empati berada pada rasa kedamaian dan cinta, tubuh akan mengasimilasi hal ini dan berkembang. Namun, hal-hal negatif sering kali terasa menyerang dan melelahkan."
Inilah sebabnya mengapa berita negatif dapat lebih memengaruhi orang spons emosional daripada HSP, bahkan jika berita tersebut tidak ada hubungannya denganmu. Sedikit saja ada konflik, konfrontasi, atau penolakan, sudah cukup untuk memicu kecemasan pada orang spons emosional.
5. Memiliki gejala yang tidak dapat dijelaskan
Terakhir, menurut psikolog Valeria Sabeter, menginternalisasi banyak emosi berat seperti ketegangan, kekhawatiran, kesedihan, dan frustrasi terkadang dapat membuat kita mengalami gejala-gejala yang tidak dapat dijelaskan. Kelelahan, insomnia, sakit kepala, sakit perut, kesulitan bernapas dan nyeri bisa terjadi karena adanya kelelahan psikologis parah.
Orang yang paling berempati dan hipersensitif memproses rangsangan di lingkungan mereka secara lebih intens. Spons emosional secara intens menyerap hal-hal negatif di lingkungan mereka dan mensomatisasinya. Lebih jauh lagi, pada titik tertentu, kamu mungkin akan mengalami kelelahan karena terlalu berempati.
Jadi, apakah kamu merasakan salah satu hal yang sebutkan di sini? Meskipun ingin selalu ada untuk orang lain adalah hal yang mengagumkan, namun penting juga bagi kita untuk berhati-hati agar tidak terlalu sering menyerap perasaan orang lain dan akhirnya mengabaikan perasaan kita sendiri.
Baca Juga: Apa Itu Kecerdasan Emosional? Kenali Ciri-cirinya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.