5 Novel Misteri Sejarah yang Membawa Pembaca Menjelajah Waktu

- Novel This Side of Murder memperkenalkan Verity Kent, agen rahasia Perang Dunia I yang terus dihantui rahasia perang.
- Her Royal Spyness menghadirkan Lady Georgiana Rannoch, bangsawan Inggris yang hidup dalam kondisi bangkrut di tahun 1930-an.
- And Only to Deceive berlatar di London era Victoria dan mengikuti perubahan karakter Lady Emily Ashton menjadi penyelidik amatir.
Membaca novel misteri sejarah bukan sekadar mengikuti teka-teki kejahatan, tapi juga tentang merasakan atmosfer masa lalu yang terasa hidup. Dari ruang tamu aristokrat Inggris hingga kota-kota Eropa pasca-perang, genre ini menawarkan pengalaman seperti naik mesin waktu yang penuh detail, emosi, dan konflik zamannya.
Yang membuat novel misteri sejarah begitu menarik adalah perpaduan antara intrik kriminal dan latar sosial yang kuat. Pembaca tidak hanya diajak menebak pelaku, tetapi juga memahami bagaimana norma, kelas sosial, dan batasan zaman memengaruhi setiap keputusan tokohnya. Inilah lima novel misteri sejarah yang membawa pembaca menjelajah waktu.
1. This Side of Murder–Anna Lee Huber

Novel ini memperkenalkan Verity Kent, perempuan yang pernah menjadi agen rahasia selama Perang Dunia I dan kini mencoba menjalani kehidupan normal di era 1920-an. Namun, trauma masa lalu dan rasa bersalah membuat hidupnya jauh dari kata tenang. Di tengah masyarakat yang berharap perempuan kembali ke peran dekoratif, Verity justru terus dihantui oleh rahasia perang.
Cerita bergerak melalui pesta-pesta mewah dan pertemuan kalangan elit yang tampak glamor di permukaan, tetapi menyimpan luka yang belum sembuh. Misterinya dibangun perlahan melalui kebohongan, pengkhianatan, dan detail sejarah yang terasa autentik. Novel ini bukan hanya soal kejahatan, tapi juga tentang kehilangan dan harga yang harus dibayar setelah perang berakhir.
2. Her Royal Spyness–Rhys Bowen

Dengan nada yang lebih ringan dan humoris, novel ini menghadirkan Lady Georgiana Rannoch, bangsawan Inggris yang masih punya darah kerajaan tetapi hidup dalam kondisi bangkrut. Ia canggung, polos, dan sering kali terjebak dalam situasi konyol yang justru membuatnya menawan. Di balik sikap santainya, Georgie sering terseret ke dalam kasus misterius yang tak terduga.
Bowen dengan cerdas menggambarkan sistem kelas Inggris di tahun 1930-an, saat status sosial tinggi tak selalu berarti hidup nyaman. Georgie terjebak di antara dua dunia: terlalu bangsawan untuk bekerja, tapi terlalu miskin untuk hidup layak. Serial ini terasa hangat dan menghibur, namun tetap menyentuh isu serius seperti ketimpangan sosial dan bayang-bayang perang.
3. And Only to Deceive–Tasha Alexander

Berlatar di London era Victoria, novel ini mengikuti Lady Emily Ashton yang baru menyadari bahwa mendiang suaminya menyimpan banyak rahasia. Dari seorang istri muda yang polos, Emily perlahan berubah menjadi penyelidik amatir yang berani dan penuh rasa ingin tahu. Perubahan karakternya menjadi salah satu daya tarik utama cerita ini.
Tasha Alexander menggambarkan kehidupan perempuan aristokrat dengan sangat detail, mulai dari aturan sosial yang menyesakkan hingga ekspektasi ketat terhadap seorang janda. Di balik semua keterbatasan itu, ada semangat intelektual kuat, terutama lewat minat Emily pada seni dan arkeologi. Misterinya cerdas, tetapi pesona sejatinya ada pada tokoh utama yang terus berkembang.
4. A Study in Scarlet Women–Sherry Thomas

Novel ini menawarkan sudut pandang segar dengan menghadirkan Charlotte Holmes, versi alternatif Sherlock Holmes yang lahir sebagai perempuan di era Victoria. Demi kebebasan berpikir dan bekerja sebagai detektif, Charlotte harus mengorbankan reputasi sosialnya. Pilihan tersebut digambarkan sebagai keputusan besar dengan konsekuensi yang sangat nyata.
Sherry Thomas menggunakan kerangka cerita Sherlock Holmes untuk menyoroti betapa terbatasnya pilihan hidup perempuan pada masa itu. Detail sejarahnya kuat, dari kehidupan rumah tangga hingga teknologi yang mulai berkembang. Misterinya rumit dan memuaskan, sekaligus memberi kepuasan tersendiri karena menempatkan perempuan cerdas sebagai pusat cerita.
5. After the Armistice Ball–Catriona McPherson

Novel ini membawa pembaca ke Skotlandia pasca-Perang Dunia I, saat luka perang masih terasa dalam setiap percakapan. Tokoh utamanya, Dandy Gilver, adalah perempuan bangsawan yang menemukan makna baru sebagai detektif. Ia hidup dalam kemewahan, tetapi juga terkurung oleh ekspektasi kelas sosialnya.
Dandy tidak memberontak secara terbuka, melainkan menyelinap di antara celah-celah aturan dengan kecerdikan dan empati. Misteri yang dihadirkan memang solid, tetapi kekuatan utamanya terletak pada atmosfer cerita yang dingin, muram, dan penuh ketegangan batin. Novel ini terasa intim, reflektif, dan sangat manusiawi.
Dengan tokoh-tokoh perempuan yang cerdas serta berani, novel misteri sejarah yang membawa pembaca menjelajah waktu tak hanya menghibur tetapi juga memperkaya perspektif pembaca tentang masa lalu. Dari kelima novel di atas, mana yang paling membuat kamu ingin langsung menjelajah waktu lewat halaman bukunya?


















