3 Alasan Wajib Baca Novel Namaku Alam Karya Leila S. Chudori

Rilis tahun 2023, novel Namaku Alam Karya Leila S. Chudori masih eksis hingga saat ini. Novel yang merupakan spin off novel Pulang ini membawa pembaca menelusuri sosok Sagara Alam, seseorang yang pernah disinggung di akhir novel Pulang. Novel ini memiliki 2 jilid, dan baru terbit 1 jilid.
Selain menelusuri kehidupan Alam, novel ini juga mengulik beberapa elemen sejarah, khususnya tragedi 1965. Ini menjadi salah satu daya tarik novel Namaku Alam. Terlebih, ada beberapa alasan mengapa kamu wajib baca novel ini. Simak berikut!
1. Bergenre historical fiction

Historical fiction adalah nama lain dari karya sastra yang memuat fiksi sejarah. Dalam sebuah karya, genre ini mengambil latar peristiwa atau sejarah masa lalu. Genre historical fiction akan membawa pembaca ke kondisi sosial, budaya, dan perilaku pada masa tertentu. Karya bergenre ini memerlukan riset mendalam sebab memuat detail-detail sejarah yang harus dikaji oleh penulis.
Leila S. Chudori terkenal dengan beberapa novelnya yang bergenre historical fiction seperti Pulang (2012), Laut Bercerita (2017), dan Namaku Alam (2023). Mengambil latar sejarah 1965, Namaku Alam mengisahkan tokoh bernama Sagara Alam yang memiliki masa lalu kelam sebagai dampak dari tragedi 1965. Peristiwa sejarah yang disisipkan dalam novel ini merupakan hasil riset mendalam dari Leila S. Chudori. Ia mampu menggambarkan keadaan yang cukup pelik pada tahun itu dan tahun-tahun sesudahnya.
Setelah kalimat pamungkas selesai, Leila menambahkan beberapa bab yang memuat istilah-istilah dalam novel, istilah-istilah dalam karate, sumber kutipan pada setiap awal bab, dan ucapan terima kasih. Pada bagian ucapan terima kasih, kita dapat menjenguk bukti riset Leila S. Chudori dalam proses penulisan novel ini. Termasuk wawancara yang ia lakukan dengan para eksil di Paris dan eks tapol di Jakarta.
2. Spin off dari novel Pulang

Namaku Alam merupakan spin off dari novel Leila S. Chudori sebelumnya yaitu Pulang. Dalam karyanya ini, Leila berfokus pada karakter tokoh bernama Sagara Alam yang merupakan anak sulung dari Hananto Prawiro. Alam memiliki seorang ibu yang lemah lembut serta dua kakak yang bernama Yu Kenanga dan Yu Bulan. Kedua kakak Alam selalu protektif demi menjaga adik bungsu mereka, laki-laki satu-satunya di keluarga. Kehidupan Sagara Alam diulik dalam novel ini.
Nama Sagara Alam telah disinggung dalam novel Pulang, tepatnya pada bagian terakhir. Novel Pulang dibagi dalam 3 bab: Dimas Suryo, Lintang Utara, dan Sagara Alam. Berbeda dengan bagian pada novel Pulang yang menceritakan Alam di masa dewasa, Namaku Alam jilid 1 menceritakan kehidupan Alam pada masa sekolah, mulai dari SD hingga SMA. Masa remaja Alam baru akan disinggung dijilid kedua. Selain itu, dalam novel ini memberikan gambaran kisah cinta remaja tahun 1980-an.
3. Banyak pesan moral yang coba disampaikan

Meskipun mengambil latar sejarah, banyak pesan moral yang dapat dipetik dari novel ini. Bagaimana usaha keluarga Alam untuk bertahan ditengah gejolak 1965, bagaimana cara menghadapi masa lalu kelam, dan bagaimana cara memanusiakan manusia. Bagian terpenting dari novel ini adalah titik balik dari kejadian 1965.
Selain itu, masa SMA Alam penuh dengan kegiatan positif mulai dari berdiskusi hal-hal bermanfaat hingga melakukan kegiatan bakti sosial. Bimo yang merupakan sahabat Alam mengajarkan bagaimana cara kita meluapkan emosi dengan cara bermanfaat. Sejak kecil ia pandai melukis sebagai bentuk kegelisahan hatinya.
Tiga penjelasan di atas menunjukkan novel Namaku Alam karya Leila S. Chudori memiliki perpaduan fiksi dan sejarah yang apik, sangat cocok untuk pencinta novel historical fiction. Penasaran dengan kisah Sagara Alam? Segera pinang buku ini di toko buku terdekat!