Paranoid, 7 Hal Ini Sering Mengganggu Pikiran Pengidap Anxiety

29 Apr 2019, 17:24 WIB

Melansir dari laman medicalnewstoday.com, kecemasan adalah emosi yang normal terjadi dan dianggap sehat. Namun lain kasusnya apabila kecemasan tersebut muncul secara teratur dalam kapasitas yang tak terkontrol dan bisa jadi mengarah ke gangguan medis.

Kecemasan sendiri ditandai oleh perasaan tegang, pikiran khawatir, dan reaksi pada tubuh seperti peningkatan tekanan darah. Untuk orang yang menderita gangguan kecemasan biasanya tanda tersebut muncul berulang kali hingga sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Artikel kesehatan dari laman ncbi.nlm.nih.gov mengungkapkan bahwa stress dapat menuntun ke berbagai bentuk pemikiran berulang yang berfokus pada diri sendiri seperti kekhawatiran dan perenungan. Yang mana beresiko memberikan ganggungan cemas dan depresi.

Itulah kenapa kecemasan sering dikaitkan dengan pemikiran paranoid karena menjadi salah satu penyebabnya. Nah, tujuh hal berikut ini adalah beberapa hal yang sering mengganggu mereka. Ayo cek!

1. Berasumsi hal-hal buruk terjadi

Unsplash.com/Kal Visuals

Saat kamu tak kunjung mendapatkan balasan pesan atau telepon, maka dengan segera kecemasan meliputi dirimu. Kepalamu akan dipenuhi dengan beragam asumsi skenario terburuk.

Kenapa dia tak membalas pesan, kenapa dia tak segera menelepon balik, kenapa dia tak menjawab telepon, apakah ada yang salah dengan kata-kata smsku, apakah terjadi sesuatu dengan dia, dan seterusnya.

2. Terngiang kata-kata "Aku tak cukup baik, sekeras apapun aku slalu mencobanya. Aku tak berguna!"

Unsplash.com/Jeremy Perkins

Tak jarang kata-kata tersebut memenuhi kepala saat kondisi kecemasanmu memburuk. Parahnya itu juga memperburuk intensitas asumsi terhadap pencapaianmu selama ini. Pola pikir perfeksionis membuatmu makin tertekan dan merasa dirimu tak cukup berguna karena selalu melakukan kesalahan, sekalipun itu hanya kesalahan kecil.

3. Merasa bahwa kamu harus mengerjakan segala hal dengan sempurna. "No mistakes or failure allowed!"

Unsplash.com/Hannah Olinger

Salah satu alasan kenapa kamu begitu cemas memikirkan 'kesempurnaan' adalah karena khawatir bakal mengecewakan orang lain dan mereka akan meninggalkanmu karena kamu 'tak sempurna' alias tak becus. Oleh karena itu, setiap kali ada kesalahan sekecil apapun kamu cenderung mudah panik, lebih tepatnya internally panic.

4. Khawatir bakal mendorong seseorang terlalu jauh dan membuatnya pergi

Kamu sadar bahwa terkadang kecemasanmu bisa sangat berlebihan. Sampai-sampai terbentuk keegoisan dan membanjiri seseorang dengan rentetan pertanyaan yang selama ini mengganggumu. Di saat yang sama kamu juga takut dianggap toxic oleh orang lain apabila melakukannya dan khawatir membuat mereka pergi meninggalkanmu.

5. Merasa orang lain sedang memperhatikan dan menilai dirimu

Entah itu fisik, busana, riasan, apapun yang melekat pada dirimu, hingga setiap hal yang kamu lakukan. Selalu ada kecemasan bahwa mata mereka sedang mengawasimu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kamu merasa kalau mereka diam-diam sedang gosipin kamu, ngomongin keburukanmu, menilai betapa penampilanmu ini itu.

6. Merasa tak ada seorang pun yang menyukaimu karena menurutmu sendiri kamu berbeda

Seringkali kamu berasumsi berlebihan saat kecemasan melandamu. Kamu sadar bahwa kamu dikelilingi oleh orang-orang tercinta, tapi dalam beberapa waktu kamu merasa bahwa mereka sebenarnya tak menyukaimu. Pemikiran semacam ini bisa saja terus menggelayuti kepalamu karena ada sesuatu darimu yang kamu yakini berbeda dan membuat mereka tak suka.

7. Khawatir bakal diasingkan dan tak dianggap

Kecemasan bakal diasingkan dan tak dianggap oleh orang lain seringkali menyergap dirimu. Kamu beranggapan bahwa kamu bertingkah menyebalkan dan membuat mereka marah dan akan meninggalkanmu. Sekalipun kamu sudah menanyakannya dan mereka bilang 'tidak', pemikiran semacam itu masih terus terngiang tanpa henti.

Well, apakah kamu pernah mengalami hal yang sama? Jikalau kamu terus-menerus mengalami kecemasan yang sekiranya tak wajar, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.