Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ingat 5 Hal Ini meski Utang Sudah Lunas, Jangan Lupa Diri!

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sudah berhasil melunasi utang pastinya sangat melegakanmu. Dengan lunasnya utang, uang yang biasa digunakan untuk mencicil bisa dialihkan menjadi tabungan. Kamu pun tak perlu lagi main petak umpet dengan penagih utang.

Sekalipun terbebas dari utang amat menyenangkan, ada beberapa hal yang tidak boleh kamu abaikan, lho. Bukan hanya tentang keuanganmu ke depannya melainkan juga attitude-mu. Yuk, perhatikan ulasannya supaya kamu gak lupa diri.

1. Siapkan dana darurat yang lebih besar

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kamu telah merasakan sendiri betapa tidak tenangnya hidup dalam jeratan utang. Oleh sebab itu, kamu perlu mengantisipasi berbagai kebutuhan tak terduga di masa depan dengan dana darurat.

Walau dana darurat dianjurkan 3–6 kali kebutuhan bulanan, sangat baik jika kamu mampu menyediakan dana darurat yang jauh lebih besar. Bila dana daruratmu telah menumpuk, gunakan sebagian untuk berinvestasi sehingga dapat memberimu tambahan penghasilan.

2. Hindari cicilan, utamakan pembayaran kontan atau menabung dulu

ilustrasi membayar (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi membayar (pexels.com/RODNAE Productions)

Tidak semua pembayaran dengan cara mencicil akan dikenakan bunga. Hal yang perlu benar-benar kamu hindari ialah cicilan berbunga untuk barang-barang yang sebenarnya mampu kamu beli secara kontan.

Sekalipun kamu perlu menabung beberapa bulan atau 1–2 tahun, menahan diri sebentar lebih baik daripada kamu harus mengeluarkan lebih banyak uang buat membayar bunganya. Tanpa terasa, pembayaran kontan "menyelamatkan" banyak uangmu.

3. Bersikap baik pada orang yang pernah memberimu pinjaman

ilustrasi memeluk teman (pexels.com/Marcus Aurelius)
ilustrasi memeluk teman (pexels.com/Marcus Aurelius)

Jangan sampai kamu dikenal sebagai pribadi yang cuma baik ketika ada perlu dengan orang lain. Salah satunya, saat mencari pinjaman dan meminta tambahan waktu buat melunasinya.

Begitu utangmu sudah lunas, tingkahmu seperti orang yang tidak pernah memohon bantuannya. Jagalah hubungan baik di antara kalian tanpa ada niat dalam hatimu untuk memanfaatkan kebaikannya saja.

4. Harus siap gantian membantu orang lain yang membutuhkan

ilustrasi membantu teman (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi membantu teman (pexels.com/RODNAE Productions)

Kamu pernah merasakan berada di pihak yang membutuhkan bantuan dari orang lain. Apabila saat itu tak seorang pun mau memberimu pinjaman, barangkali akibatnya fatal bagimu.

Nah, sesudah utangmu lunas, sadarilah bahwa kamu juga memiliki tanggung jawab guna membantu orang lain. Kamu tidak boleh cuma ingin dibantu oleh mereka, tetapi tak pernah sudi menolong bahkan ketika kamu mampu.

5. Gak perlu sesumbar tidak akan berutang lagi

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Henri Mathieu-Saint-Laurent)
ilustrasi mengobrol (pexels.com/Henri Mathieu-Saint-Laurent)

Jika kamu benar-benar takut terjerat utang lagi, cukuplah hal tersebut dijadikan tekad dalam dirimu saja. Tentunya, sembari kamu menjaga kondisi keuanganmu agar lebih sehat daripada dulu. Namun, tak perlu kamu sampai sesumbar tidak bakal berutang lagi pada siapa pun.

Alasannya, kamu tidak tahu akan seperti apa kehidupanmu di masa mendatang. Sebaik-baiknya usahamu dalam mengantisipasi hal-hal buruk, pasti ada pula yang tak mampu dihindari.

Di samping itu, sesumbarmu perihal tak mau berutang lagi bisa mengesankan kamu punya pengalaman yang buruk sekali saat berutang. Misalnya, pemberi utang menagihmu dengan semena-mena. Dugaan seperti ini akan mencemarkan nama baik orang yang pernah meminjamimu uang. Padahal, ia selalu memperlakukanmu dengan baik.

Berutang memang tidak terlarang. Hanya perlu sebisa mungkin dihindari supaya tak menjadi beban bagi diri sendiri. Kalaupun harus berutang, pastikan kamu akan segera melunasinya dan untuk hal-hal yang mendesak saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us