Penting Dicek, Tanda Kalau Kamu Sebenarnya Punya Luka Batin Masa Kecil

Setiap orang memiliki inner child atau sosok anak kecil dalam dirinya. Inner child ini akan memengaruhi bagaimana ia berperilaku saat besar nanti.
Ketika masa kanak-kanaknya terluka, atau mengalami trauma dan belum bisa memprosesnya secara emosional, maka inner child yang terluka ini atau luka batin masa kecil, bisa terus terbawa hingga dewasa dan menyebabkan berbagai perilaku negatif.
Untuk itu, penting sekali dicek tanda-tanda seseorang memiliki luka batin masa kecil sehingga bisa dicari tahu akar masalah perilaku atau perasaan negatif yang selama ini kamu lakukan atau alami.
1. Memiliki rasa takut akan ditinggalkan

Di antara kamu mungkin ada yang mengalami, dulunya pernah ditinggalkan orang tua, atau diabaikan orang tua karena mereka sangat sibuk bekerja. Tanpa sadar, hal ini bisa meninggalkan luka batin dalam bentuk rasa takut akan diabaikan atau ditinggalkan oleh orang-orang di sekitarmu.
Ketakutan ini bisa hadir dalam berbagai wujud. Di antaranya, timbul perasaan selalu ingin lengket dengan pasangan sampai dalam skala berlebihan, kemudian cuma karena alasan sepele, WA dibalasnya lama, kamu berpikir teman-temanmu sudah tidak ingin bergaul lagi. Rasa takut ini juga bisa membuatmu depresi atau mengalami kecemasan.
Hal tersebut membuatmu kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarmu. Karena secara bawah sadar, kamu percaya bahwa suatu hari nanti mereka akan meninggalkanmu. Dan kamu tidak sebegitu penting sehingga bisa membuat mereka tetap bertahan.
2. Sulit mengungkapkan perasaan yang sebenarnya

Jika kamu termasuk orang yang sulit mengemukakan pendapat saat rapat di kantor, atau tipe orang yang gak enakan, sulit berkata tidak pada permintaan orang lain meskipun hati kecilmu menolak, bisa jadi kamu memiliki inner child yang terluka.
Hal ini bisa terjadi pada anak yang dulunya mendapat pengasuhan dari orang tua yang otoriter. Karena selalu dihukum saat anak bersuara, ketika dewasa timbul perasaan takut jika ingin menyuarakan pendapatnya.
3. Sulit memercayai orang lain bahkan diri sendiri

Orang yang sulit sekali memercayai orang lain biasanya terjadi sebagai mekanisme pertahanan diri karena dulunya sering dikecewakan oleh orang tua atau orang-orang dekat, saat ia masih kecil. Supaya tidak kembali terluka dan sakit hati, ia pun menganggap tak usah saja memercayai orang lain.
Hal ini membuat orang lain jadi kesulitan menjalin hubungan yang lebih intim atau dekat dengannya. Karena tanpa sadar, ia selalu menaruh curiga.
Masalah kepercayaan ini juga bisa terjadi pada diri sendiri. Seseorang yang dulunya sering mendapat kekerasan verbal dari orang tua atau orang-orang di sekitarnya, misalnya perkataan semacam “nilai kamu kok segini doang, harusnya bisa lebih bagus lagi”, “kamu jadi anak gak usah terlalu sensitif”, “Doni tuh bisa masuk SMP Negeri, kok kamu nggak, gimana sih”, dapat membuat anak jadi kehilangan kepercayaan diri saat dewasa.
4. Mengalami masalah kecanduan

Kecanduan sering kali jadi gejala seseorang yang masih memiliki luka batin masa kecil yang belum sembuh. Alih-alih menghadapi akar masalah, ia memilih untuk mati rasa dan mencari jalan pelarian lewat hal lain yang bisa memberinya kesenangan dan membuatnya lupa akan masalahnya, misalnya penggunaan obat-obatan terlarang atau kebiasaan lain yang merusak kesehatannya.
5. People pleaser

Seorang people pleaser meletakkan kebahagiaannya pada penilaian orang lain. Ini membuatnya menjadi sosok yang menghindari konflik dan sangat takut mengecewakan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya, ia sering merasa stres dan lelah karena terus berusaha meng-iya-kan apa yang orang lain mau.
Perilaku seperti ini umumnya berakar dari masa kecil ketika ia harus membungkam apa yang ia rasakan, pikirkan, atau yang ia mau. Lambat laun, ia merasa bahwa kebutuhan dirinya tidaklah penting dan meletakkan kebahagiaannya pada kebahagiaan orang lain. Nah, kamu termasuk people pleaser gak nih?
Supaya luka masa lalu ini tidak terus-menerus menghantuimu, maka hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menerima bahwa masa kecilmu memang tidak sempurna dan berusaha berdamai dengan diri sendiri.
Selalu kelilingi dirimu dengan hal-hal atau lingkungan positif yang bisa membangkitkan kembali kepercayaan dirimu. Cobalah berbicara dengan keluarga maupun teman, atau minta bantuan profesional agar luka batinmu bisa sepenuhnya sembuh.