Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Tawakal dan Malas Berusaha, Jangan Dijadikan Alasan!

Ilustrasi berdoa (Pexels.com/Thirdman)
Ilustrasi berdoa (Pexels.com/Thirdman)
Intinya sih...
  • Tawakal itu setelah ikhtiar, malas itu dari awal nyerahTawakal dimulai setelah berusaha maksimal, sementara malas adalah nyerah sebelum berperang.
  • Tawakal bikin hati tenang, malas justru bikin hidup makin stresOrang tawakal kelihatan tenang karena sudah berusaha maksimal, sedangkan orang malas penuh keluhan.
  • Tawakal bikin kita semangat, malas malah jadi pembenaran buat gak ngapa-ngapainOrang tawakal jadi lebih semangat karena yakin usahanya tak akan sia-sia, sedangkan orang malas tak punya dorongan untuk berbuat apa-apa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam hidup, kita pasti sering dengar kata “serahin aja sama Tuhan” atau “udah tawakal aja”. Kedengarannya memang menenangkan, ya. Namun, jika dimaknai dan dipraktikkan tanpa pemahaman yang tepat, bisa-bisa kita malah terjebak dalam zona nyaman yang gak sehat. Bukannya jadi tenang karena percaya sama takdir, eh malah jadi gak mau ngapa-ngapain dan ujung-ujungnya nyalahin nasib.

Padahal, tawakal bukan berarti diam dan menunggu keajaiban datang dari langit. Justru, dalam konsep yang sebenarnya, tawakal itu baru bisa dilakukan setelah kita berusaha maksimal. Jadi kalau ada orang yang bilang dirinya tawakal, tapi seharian cuma rebahan dan gak ngelakuin apa-apa, besar kemungkinan itu bukan tawakal, tapi… ya mager! Nah, biar gak salah kaprah, yuk, kenali perbedaan antara tawakal dan malas berusaha berikut ini!

1. Tawakal itu setelah ikhtiar, malas itu dari awal nyerah

Ilustrasi muslimah produktif (Pexels.com/Monstera Production)
Ilustrasi muslimah produktif (Pexels.com/Monstera Production)

Tawakal itu bukan berarti kamu duduk manis tanpa ngapa-ngapain terus berharap semua urusan diberesin Tuhan. Tawakal itu dimulai setelah kamu berusaha sekuat tenaga, cari jalan, bahkan mungkin jatuh bangun dulu. Baru setelah itu, kamu pasrahkan hasilnya, karena kamu tahu ada hal-hal di luar kendali manusia.

Nah, kalau kamu dari awal udah nyerah, gak nyoba cari solusi, terus bilang “ya udah lah, serahin aja ke Tuhan”, itu sih bukan tawakal, itu nyerah sebelum berperang. Hati-hati ya, karena kalimat pasrah bisa terdengar bijak, tapi kalau dipakai buat nutupin rasa malas, hasilnya bukan keberkahan tapi keterpurukan.

2. Tawakal bikin hati tenang, malas justru bikin hidup makin stres

Ilustrasi beribadah (Pexels.com/Thirdman)
Ilustrasi beribadah (Pexels.com/Thirdman)

Seseorang yang beneran tawakal itu biasanya kelihatan lebih tenang, meskipun situasinya sulit. Kenapa? Karena dia tahu udah berusaha maksimal, dan sekarang tinggal menunggu hasil terbaik dari Tuhan. Namun beda cerita sama orang yang malas berusaha, hidupnya justru sering penuh keluhan.

Gimana gak stres, orang gak ada usaha tapi berharap hidup berubah. Lama-lama bukan tawakal yang dirasa, tapi frustrasi karena hidup gak bergerak ke mana-mana. Jadi, kalau kamu udah ngerasa makin cemas, makin gak berdaya, coba cek lagi: jangan-jangan kamu belum benar-benar berikhtiar, tapi udah buru-buru bilang tawakal.

3. Tawakal bikin kita semangat, malas malah jadi pembenaran buat gak ngapa-ngapain

Ilustrasi tersenyum (Pexels.com/Artam Podrez)
Ilustrasi tersenyum (Pexels.com/Artam Podrez)

Orang yang beneran tawakal itu biasanya malah jadi lebih semangat. Karena dia yakin usahanya gak akan sia-sia, entah hasilnya sesuai keinginan atau enggak. Keyakinan itu yang bikin dia terus maju dan terus belajar.

Namun kalau kamu justru makin mager dan gak punya dorongan buat berbuat apa-apa, bisa jadi kamu bukan sedang tawakal, tapi sedang nyaman dengan kemalasan. Hati-hati, karena kemalasan yang dibungkus kalimat pasrah itu bisa jadi jebakan yang bikin kamu stuck. Jangan sampai kamu melabeli “ikhlas” padahal sebenarnya kamu cuma takut gagal dan gak mau capek.

4. Tawakal menyadarkan kita akan batas, malas membatasi diri sendiri

Ilustrasi berdoa (Pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi berdoa (Pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam tawakal, kita sadar bahwa ada hal-hal yang gak bisa kita kendalikan, dan itu bukan berarti kita lemah, tapi manusiawi. Itu yang bikin tawakal terasa melegakan, karena kita gak memaksakan semua harus sesuai kehendak kita.

Namun kalau kamu malas, justru kamu sendiri yang bikin batasan palsu kayak “aku gak bisa”, “percuma juga usaha”, atau “toh ujungnya tergantung takdir.” Padahal kamu belum benar-benar nyoba. Malas itu menyempitkan kemungkinan, sedangkan tawakal membuka banyak ruang buat bertumbuh, karena kamu terus usaha sambil sadar kamu gak sendiri, Tuhan selalu ikut campur dalam urusan hamba-Nya.

Tawakal dan malas itu tipis banget bedanya, tapi dampaknya bisa jauh banget. Kalau benar-benar paham konsep tawakal, kamu justru akan jadi orang yang aktif, optimis, dan penuh harapan. Namun kalau salah kaprah, bisa-bisa kamu terjebak di lingkaran pasrah tanpa usaha yang nyata.

Yuk, mulai sekarang bedakan mana yang bener-bener tawakal dan mana yang cuma jadi tameng buat malas-malasan. Karena Tuhan gak akan mengubah nasib seseorang kalau orang itu sendiri gak berusaha mengubahnya. Jadi, jangan jadikan tawakal sebagai alasan buat berhenti gerak. Semangat ya, kita usaha bareng-bareng sambil tetap percaya sama rencana Tuhan yang pasti lebih baik dari rencana kita!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us