Perjalanan Ade Putri Paramadita Jadi Culinary Storyteller, Inspiratif!

Dengan adanya keterbasan mobilitas selama pandemik COVID-19, Ade Putri merasa tak mengalami hambatan yang berarti. Namun, ada beberapa penyesuaian yang harus ia lakukan, termasuk dengan lebih banyaknya aktivitas dari dalam rumah.

"Waktu awal pandemik, aku lebih banyak masak dan membantu UMKM. Teman-teman yang jualan makanan, bisa aku bantu lewat platform yang kebetulan aku punya," pungkasnya.

Saat ini, dirinya kembali aktif travelling untuk pekerjaannya sebagai culinary storyteller. Salah satu proyek yang dikerjakannya bekerja sama dengan William Wongso.

Ia menambahkan, "Aku lumayan sering berkolaborasi dengan beberapa restoran yang punya menu makanan tradisional Indonesia."

Perempuan kelahiran Surabaya ini, menceritakan awal mula tumbuhnya rasa cintanya terhadap dunia kuliner. Kilas balik ke masa kecil saat berbagi momen hangat dengan sang ibunda dan almarhum kakeknya.

"Aku memang terlahir di keluarga foodie. Nah, kebetulan dari kecil aku sudah dibiasakan mencoba berbagai macam makanan. Udah terekspos ke berbagai tekstur serta bahan," tuturnya.

"Aku memang suka menulis soal makanan dari kecil. Nulisnya dimulai dari bikin menu-menuan. Lalu, tahun 2000, aku sudah mulai nulis tentang makanan dan belajar nulis lewat blog," ujar Ade Putri seraya tersenyum.

Karena pengalaman wisata kulinernya yang luas, ia sering dijadikan sumber rekomendasi tempat makan dari teman-temannya. Setelah mendapat respons positif serta apresiasi dari orang terdekat, ia merasa semakin bersemangat untuk meneruskan passion-nya.

"Aku sempat di majalah lifestyle musik, MTV Trax, waktu itu. Aku sempat berinisiatif untuk menulis review tentang restoran. Lalu, di tahun 2001, aku mulai siaran di Female Radio untuk acara 'Food For Fun'," tuturnya lagi.

Berdasarkan sepak terjangnya itu, nama Ade Putri semakin dikenal dengan wawasannya tentang dunia makanan. Ia menganggap hal ini sebagai hobi yang juga bisa menjadi penghasilan.

Ia mengatakan, "Ini sesuatu yang memang aku kerjakan sejak lama. Kalau gak ada bayarannya, aku juga akan tetap mengerjakan hal yang sama."

Meski gak menempuh pendidikan atau sertifikasi khusus di bidang kuliner, Ade cukup aktif berkolaborasi dengan berbagai restoran. Ia merancang resep-resep masakan yang didapat dari riset serta perjalanan kulinernya.

"Jadi, kalau ditanya story telling-nya itu apakah selalu berbentuk tulisan, jawabannya gak. Ketika kita pergi ke suatu tempat, kita mencatat semuanya dalam memori," ujar culinary storyteller satu ini.

Buat Ade, kegiatan makan bukan hanya untuk mengisi perut saja. Namun, juga menghimpun cerita atau mengumpulkan informasi. Saat mendatangi tempat baru, perempuan yang berdomisili di Jakarta Selatan ini, senang mengobrol dengan koki, pemilik restoran, atau tamu-tamu yang datang.

"Semua obrolan itu aku capture dan nanti akan dikeluarin tergantung dengan kebutuhan. Jadi, sebenarnya hampir gak pernah aku sengaja pergi ke suatu tempat untuk mencari tahu sesuatu," pungkasnya.

Kebiasaan itu ia lakukan baik di dalam kesehariannya atau pun saat travelling. Proses riset itu membantunya memperkaya pengetahuannya tentang makanan atau kebudayaan tertentu.

Ia bilang, "Saat travelling, aku memang mencoba untuk sebisa mungkin lebih banyak menghabiskan waktu dengan warga lokal. Kalau lagi beruntung, aku bisa masuk ke dapur rumah orang dan belajar masak dari mereka."

Kegiatan edukasi kuliner dengan storytelling dilakukannya dengan misi khusus, yaitu untuk mengabadikan keanekaragaman masakan Indonesia. Ade bercita-cita untuk memperkenalkan kuliner lokal kepada khalayak yang lebih luas serta menanamkan rasa bangga terhadap cita rasa khas negeri ini.

"Jangan sampai orang tuh makan sekadar makan. Sifat kurang apresiatif itu lama-lama bisa membuat makanan punah. Kalau kita membahasnya terus, kita bukan cuma membantu pemilik usaha tapi keberlangsungan makanan itu," katanya.

Ade memberikan beberapa contoh. Salah satunya adalah es selendang mayang yang semakin lestari berkat adanya acara-acara kuliner di Jakarta.

Ia menambahkan, "Berarti kan kita memang perlu sebuah ekosistem. Di mana ada yang jual, ada yang mengonsumsi, serta ada yang menceritakan."

Saat ini, Ade aktif berkegiatan di humas atau spokesperson di Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI). ACMI merupakan perkumpulan yang didirikan oleh William Wongso dan Santhi Serad pada tahun 2012.

Tujuan dari perkumpulan ini adalah untuk mempromosikan masakan tradisional Indonesia, baik ke dalam maupun ke luar negeri. Bentuk kegiatannya beragam, mulai dari potluck, demo masak, hingga membedah buku resep bersama.

Journey Ade memperkenalkan masakan Indonesia berlanjut. Pada tahun 2019 silam, ia menjadi pendamping Gordon Ramsay dalam acara Uncharted dari National Geographic.

Perjalanan selama dua minggu ke Sumatera Barat tersebut meninggalkan kesan mendalam di hati Ade. Kegiatan syuting bersama Gordon Ramsay sendiri dilakukan selama 3 hari di sana. Semua adegan dilakukan tanpa skrip dan direkam secara alami.

"Aku jadi guide Gordon di sana. Mulai dari ngenalin dia ke orang Pacu Jawi untuk bertanya produsen beef terbaik sampai mengajak di makan bika Padang serta durian," ujarnya seraya terkekeh.

Selain experience bekerja bersama chef ternama tersebut, Ade juga memiliki banyak momen spesial yang membuatnya semakin termotivasi bergelut di dunia kuliner. Salah satunya adalah ketika ia menyadari bagaimana masyarakat semakin mengapresiasi makanan khas Indonesia.

"Banyak chef dari luar negeri yang kontak aku untuk bertanya soal masakan Indonesia. Itu membuat aku semakin bersemangat karena apa yang aku kerjakan sejak 22 tahun lalu, artinya gak sia-sia," tuturnya.

Seiring dengan perkembangan media sosial, kita bisa dengan mudah menemukan netizen yang menceritakan pengalaman kuliner di berbagai platform. Ade juga mengatakan bahwa banyak sekolah tata boga lokal yang mulai menjadikan menu masakan Indonesia sebagai 'bintang'.

"Buat aku, itu adalah pencapaian bahwa kita udah dikenal lewat masakan. Itu menjadi sumber semangat untuk meneruskan apa yang sudah lama diperjuangkan ini," pungkasnya lagi.

Setelah berkarier sebagai seorang culinary storyteller, Ade merasakan beberapa dampak baik untuk dirinya sendiri. Seperti mendapat akses untuk pengalaman-pengalaman baru yang berharga.

"Dulu rasanya udah seneng banget bisa diajak bepergian ke daerah yang jauh seperti Indonesia Timur. November nanti, aku akan berpartisipasi di G20, membantu mengurus hidangan untuk presiden," katanya lagi.

Ia berharap, ke depannya, pemilik usaha makanan dapat mengembangkan usaha tanpa menghilangkan esensi makanan tradisional itu sendiri. Dalam opini Ade, dengan berlandaskan rasa cinta terhadap cita rasa masakan lokal, masa depan kuliner juga akan berkembang secara holistik.

"Bisa dimulai dengan mendukung para pengusaha restoran dan katering menggunakan bahan baku yang lebih beragam. Kita punya keanekaragaman hayati yang luar biasa, sayang kalau konsumsinya gak merata & berujung punah," tutur Ade dengan bersemangat.

Seiring dengan perjalanan kariernya bertemu banyak perempuan inspiratif, Ade menyadari bahwa ada tantangan nyata yang harus dihadapi para perempuan di Indonesia saat ini. Hal itu adalah penyeragaman persepsi bahwa perempuan gak semampu laki-laki.

Ia mengatakan, "Menurutku, perempuan dan laki-laki punya kekuatannya di berbagai hal. Ini bukan urusan gender, tapi semua manusia punya kapasitas sesuai porsi masing-masing."

Perempuan yang hobi berolahraga, membaca buku, dan masak ini mengaku sangat terinspirasi dengan sosok ibu. Baginya, sang ibu menjadi definisi dari perempuan hebat yang sesungguhnya.

"Dia bisa melakukan banyak hal. Mulai dari masak, mengurus anak, sampai berkarier sebagai interior designer. Walau dengan kondisi fisik yang sudah gak seprima dulu, dia juga masih mengurus katering sendirian," ujar Ade menceritakan sosok orang tersayangnya.

Putri ke-3 dari 6 bersaudara ini juga menitipkan pesannya kepada para pembaca perempuan Millennials dan Gen Z. Ia mengatakan untuk jangan pernah berhenti mengejar impian.

"Pasti ada banyak tantangan ke depan dan itu membuat kita bertanya-tanya apakah kita harus mencari aman atau mencoba melanjutkan perjuangan. Jawabannya akan selalu mencoba," tutur Ade sekaligus menutup wawancara.

Itu dia rangkuman wawancara khusus IDN Times dengan Ade Putri Paramadita. Semoga kisah dan perjalanan kariernya dapat memberikan inspirasi kepadamu, ya.