Santer beredar kabar bahwa Marie Kondo yang dikenal sebagai ratu beberes rumah, mengaku menyerah merapikan rumahnya. Hal ini sontak mengejutkan khalayak ramai karena ia kerap menunjukkan pentingnya memilah barang.
Sebagai ibu tiga orang anak, ia cukup direpotkan dengan mengurus anak sekaligus menjaga kondisi rumah agar tetap bersih. Namun, di balik pernyataannya ini Marie menikmati waktu kebersamaannya dengan anak-anak. Lantas, seperti apa sosok Marie Kondo?
Perempuan asal Jepang ini memang dikenal sebagai ahli beberes rumah. Banyak buku dan series yang sudah ia keluarkan untuk berbagi cara dalam menata rumah tanpa harus mengorbankan kebahagiaan.
"The Life-Changing Magic of Tidying Up" merupakan buku yang masuk dalam barisan best selling books karena terjual lebih dari 13 juta di seluruh dunia. Bahkan sudah diterjemahkan ke dalam 44 bahasa, seperti English, Chinese (Simplified and Traditional), French, German, Italian, Portuguese, Russian and Spanish, dan lain-lain.
Selain itu, ia juga mengeluarkan series Netflix "Tidying Up with Marie Kondo" yang rilis pada tahun 2019. Oleh karena itu, ia berhasil menyabet 7 nominasi penghargaan. "Sparking Joy with Marie Kondo" juga merupakan serial Netflix yang diangkat dari bukunya.
Yang terbaru, Marie meluncurkan buku "Marie Kondo Kurashi at Home: How to Organize Your Space and Achieve Your Ideal Life". Gak heran bila perempuan yang satu ini masuk dalam jajaran 100 orang berpengaruh di dunia versi Majalah Time tahun 2015.
Dilansir Konmari.com, ketertarikan Marie terhadap dunia beberes dan tata ruang berasal dari majalah interior dan gaya hidup milik ibunya. Beragam desain interior dengan dekorasi yang indah dan tips-tips membersihkan rumah yang ada di dalam buku tersebut menggugah Marie Kondo untuk mempelajarinya.
Di saat anak perempuan seumurannya bermain dengan boneka, Marie menghabiskan waktunya untuk menata boneka-bonekanya agar tetap rapi. Ketertarikannya terhadap dunia bersih-bersih dan pengelolaan ruang rupanya terpancar dari Noriko, nenek Marie Kondo.
Semasa remaja, Marie sangat dekat dengan neneknya. Berkat neneknya yang sangat hati-hati membersihkan barang, ia merasa bahwa setiap barang punya kebahagiaan masing-masing yang harus dijaga dan dirawat.
Di usia 15 tahun, Marie semakin getol mempelajari seni organisasi barang dan bersih-bersih. Ia membaca salah satu buku terlaris di Jepang, "The Art of Discarding". Awalnya, Marie memandang bahwa bersih-bersih sama dengan mengurangi atau membuang barang.
Nyata, apa yang ia lakukan justru membuatnya semakin lelah dan gak ada kepuasan. Akhirnya, Marie menyadari alih-alih membuang barang, ia bisa mencari alasan untuk menyimpan barang yang menurutnya penting atau dibutuhkan. Dari situlah tercipta konsep "Spark Joy", tanyakan pada diri sendiri apakah barang itu masih berdampak dan menciptakan kebahagiaan untukmu.
Marie Kondo melakukan gebrakan dengan membuka bisnis di usia 19 tahun. Sebagai konsultan, keterampilannya dalam menata ruang dan bersih-bersih sangat diasah. Bertemu dengan ratusan klien dengan masalah yang berbeda-beda mengantarkan Marie pada metode yang ia sebut "Konmari".
"Kehidupanmu benar-benar dimulai hanya setelah kamu membereskan rumah," ujar Marie dalam laman Konmari.
Melalui metode ini, Marie ingin mendorong banyak orang untuk membereskan rumah berdasarkan kategori bukan lokasi. Kamu bisa mulai memilah dari baju, buku, kertas, aneka barang kecil, dan barang yang sensitif untukmu.
Menurutnya, penting sekali untuk menyimpan barang-barang yang sekiranya bermakna dan membuang barang yang sudah tidak memiliki arti lagi. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih sebelum melepaskan barang-barang tersebut.
Meskipun Marie Kondo sudah "menyerah" untuk beberes rumah, tapi ia jadi memiliki nilai hidup baru yang lebih berarti dengan anak-anaknya. Apakah kamu salah satu orang yang menganut metode Konmari?