Generasi sekarang banyak yang memimpikan lapangan pekerjaan yang kekinian dan anti mainstream. Salah satu pekerjaan yang jadi incaran para millennials saat ini adalah influencer. Ya, impian karier generasi muda saat ini memang jauh berbeda dengan zaman dulu.
Apa kamu termasuk orang yang mendambakan pekerjaan ini? Simak yuk cerita Stefani Gabriela yang menjalani kehidupannya sebagai seorang lifestyle influencer. Siapa tahu bisa jadi inspirasimu nanti.
Stefani Gabriela atau yang akrab disapa Stefani ini adalah salah satu lifestyle influencer asal Surabaya. Stefani telah menekuni pekerjaan ini sejak tahun 2015, tepatnya saat dirinya masih duduk di bangku SMA. Awalnya, Stefani hanya ingin memanfaatkan akun Instagram milikinya dengan sesuatu yang berfaedah. Pasangannya pun mendukung untuk mengembangkan konten yang ada. Karena pada saat itu, di usianya yang masih muda, Stefani sudah memiliki 5 ribu followers.
Sejak saat itu, Stefani mulai memikirkan konten apa yang harus dia buat dan gak bisa asal-asalan saat posting sesuatu di Instagram. Stefani juga belajar cara membuat konten yang baik itu seperti apa. Selama menjalani pekerjaannya ini, Stefani gak pernah berhenti untuk mempelajari hal-hal yang belum dia mengerti seputar dunia influencer dan konten.
Sebelum terjun di dunia fashion, Stefani sempat menggeluti konten di bidang kuliner. Ternyata, dia cukup mengalami kesulitan saat membuat konten seputar kuliner. Karena dirasa kurang maksimal, akirnya Stefani memutuskan untuk beralih ke konten fashion, beauty dan lifestyle.
Setelah menjalani selama beberapa waktu, Stefani merasa enjoy dengan konten ini. Hingga akhirnya sampai sekarang dia menggeluti dan berusaha semaksimal mungkin dalam membuat konten-konten seputar fashion, beauty dan lifestyle.
Selain foto OOTD, Stefani juga sering share tentang tips-tips seputar dunia fashion dan beauty. Menurut Stefani, sebuah foto itu sebenarnya gak memiliki patokan bagus atau jelek. Hal yang palig utama saat melakukan foto adalah sesuai dengan kepribadian kita. Stefani mengaku bahwa apa yang dia posting di akun Instagramnya selama ini harus sesuai dengan kesukaan dan minatnya. Jika tidak, Stefani gak akan memaksakan dirinya untuk posting. Begitu juga dalam memilih brand.
Stefani gak akan menerima brand yang dirasa kurang cocok dengan karakter dirinya. Dia akan menyampaikan secara profesional alasan mengapa gak bisa menerima brand tersebut. Bagi Stefani, menjaga personal branding itu penting banget. Jika kita konsisten dan bertahan dengan personal branding yang ada, follower pun akan bisa lebih percaya.
Bukan hanya kreativitas dalam membuat konten, skill public speaking juga diperlukan oleh seorang influencer. “Kita harus tahu bagaimana cara menyampaikan pesan yang baik pada audience. Gak hanya secara langsung, termasuk juga secara tulisan. Misalnya saat bikin caption. Aku sendiri bisa memakan waktu setengah jam untuk membuat caption yang baik, agar tercipta komunikasi yang baik pula antara aku dengan follower,” ujar Stefani.
Caption yang menarik adalah caption yang bisa menggelitik orang untuk berkomentar. Sebisa mungkin buatlah caption yang interaktif. Selain itu, konten yang biasa disukai follower adalah konten yang lucu dan relate dengan kehidupan mereka. Manfaatkan juga fitur-fitur yang ada di media sosial untuk membuat konten yang menarik.
Selain skill, kamu juga membutuhkan gear sebagai modal awal untuk menjadi seorang influencer. Gear ini bisa berupa kamera, HP, atau peralatan lain yang mendukung dalam pembuatan konten. Namun ingat, kamu gak perlu membeli gear yang mahal untuk mendapatkan konten yang bagus. Manfaatkan saja apa yang kamu punya sekarang. Sesuaikan juga dengan kemampuanmu, jangan pernah memaksakan diri untuk membeli gear mahal!
Meski bukan termasuk pekerjaan yang terikat, jika ingin menjadi influencer kamu harus bisa bersikap profesional dalam bekerja. Karena profesionalitas itu bukan kemampuan, melainkan kesadaran diri. Misalnya saja ketika ada meeting dengan pihak brand atau klien, kamu harus datang tepat waktu dan jangan pernah berpikir bahwa mereka yang membutuhkanmu sehingga kamu bisa datang kapan saja.
Dengan bersikap profesional, mereka akan merasa dihargai dan akan senang bekerjasama kembali denganmu. Selain itu, jangan pernah berhenti belajar! Karena seiring berjalannya waktu, tren pun akan berubah dan perkembangan di dunia media sosial juga sangat cepat. Kita gak akan tahun tren apa yang diminati masyarakat tahun depan dan seterusnya.
Dalam membagi perannya sebagai seorang mahasiswa dan ifluencer, Stefani punya cara khusus dalam menjalaninya. Bagi perempuan yang tengah berkuliah di jurusan hukum ini, pendidikan tetaplah yang utama. Dari awal, Stefani telah membuat prioritas dan mana saja hal-hal yang harus didahulukan. Ketika sudah memutuskan untuk kuliah sambil bekerja, kamu juga harus bisa bertanggung hawab untuk membagi keduanya dengan seimbang.
Meski enjoy dalam menjalani profesinya sebagai influencer, Stefani mempunyai impian untuk bisa bekerja sesuai bidang yang dia pelajari saat ini. Setelah lulus nanti, Stefani ingin menjadi seorang notaris, karena dia sangat senang berkutat dengan hal-hal yang berbau dokumen. “Dalam menggapai mimpi, tentunya kita harus punya backup plan. Kalau ditanya apakah nantinya ingin berhenti jadi influencer, sebenarnya gak ada kepikiran sampai sejauh itu. Namun, karena aku juga gak bisa memprediksi bagaimana dunia influencer ke depannya, apakah akan bertahan selamanya atau gak, nah aku mempunyai backup plan tersebut,” kata Stefani.
Ya, mimpi dan tujuan hidup itu hanya kamu sendiri yang bisa menentukan. Tercapai atau tidaknya juga tergantung bagaimana usahamu dalam menggapainya. Termasuk buat kamu yang berkeinginan untuk menjadi influencer. Sesuai tips yang telah dibagikan oleh Stefani, hal paling utama adalah tetap jaga profesionalitas dan jangan pernah berhenti belajar!