Kisah Nabi Hud dan Pusaran Angin yang Mematikan bagi Kaum Ad

Kisah Nabi Hud dan pusaran angin yang menimpa kaum Ad, sangat menarik untuk diambil hikmahnya. Keangkuhan kaum Ad bahkan banyak dikisahkan dalam Al-Qur'an, salah satunya pada surat Fussshilat ayat 15.
Nabi Hud adalah nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada kaum Ad. Nabi Hud berasal dari suku Arab. Kisah Nabi Hud dan kaum Ad jadi salah satu kisah nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Qur'an.
Bukan tanpa alasan, kisah ini diterangkan dalam Al-Qur'an agar manusia pada masa setelah Nabi Hud, bisa mempelajari kisah ini karena penting bagi kehidupan Muslim untuk diambil hikmahnya.
1. Kisah kaum Ad, kaum sombong penyembah berhala
Dilansir buku Mendulang Mutiara Faedah dari Kisah Para Nabi dan Rasul karya Firanda Andirja, Kaum Ad merupakan keturunan Nabi Nuh dengan nasab Ad bin Iram bin 'Awadh bin Sam bin Nuh. Mereka tinggal di daerah al-Ahqaf, terletak di negeri Yaman. Kaum Ad adalah kaum yang pertama kali memunculkan kesyirikan setelah peristiwa banjir bandang di masa Nabi Nuh. Dalam Al-Qur'an, kaum Ad digambarkan sebagai orang-orang yang berbadan besar, gagah, dan kuat.
Sifat angkuh dan sombong kaum Ad telah diterangkan dalam QS. Fusshilat ayat 15, yakni
فَاَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوْا فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوْا مَنْ اَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً ۗ اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ الَّذِيْ خَلَقَهُمْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَجْحَدُوْنَ
Artinya: "Adapun (kaum) ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannya daripada kami?” Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka itu lebih hebat kekuatan-Nya daripada mereka? Mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami."
Kaum Ad tidak pernah mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kegagahan, kekuatan, teknologi, dan arsitektur yang dimiliki tidak pernah disyukuri. Kaum Ad justru menyembah berhala yang mereka beri nama sendiri. Bahkan, kaum Ad juga mengingkari dakwah Nabi Hud yang menyeru untuk beriman kepada Allah SWT.
2. Dakwah Nabi Hud disampaikan dengan lembut hingga berisi ancaman
Nabi Hud AS adalah salah satu nabi yang telah disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Nabi Hud diutus Allah SWT kepada kaum Ad, kaum yang kafir dan ingkar, lantaran kaum Ad tidak mau beriman kepada Allah SWT dan hanya menyembah patung-patung berhala. Oleh karena itu, Allah SWT mengutus seorang nabi dari saudara mereka sendiri, yakni Nabi Hud untuk menyeru kepada kaum Ad agar menyembah-Nya dan mengesakan-Nya.
Pada surat Al-A'raf ayat 66, kaum Ad menuduh Nabi Hud sebagai seseorang yang bodoh dan pendusta. Nabi Hud justru menjawab tuduhan buruk itu dengan santun. Nabi Hud hanya menjawab bahwa ia adalah utusan Allah dan menyampaikan nasihat tepercaya bagi mereka.
Nabi Hud juga kerap mengingatkan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kaum Ad. Saat itu, kaum Ad tidak pernah kekurangan apa pun. Hal ini dapat dijelaskan pada surat Asy-Syu'ara ayat 132-134. Pada ayat tersebut, Nabi Hud mengingatkan tentang nikmat hewan ternak yang dimiliki kaum Ad sebagai hal terpenting dalam kehidupan mereka, nikmat memiliki keturunan, serta kebun-kebun dan mata air.
Nabi Hud juga pernah memberikan motivasi (at-Targhiib) kepada kaum Ad saat mereka sedang dilanda kekeringan. Bahkan, Allah SWT juga berjanji untuk menurunkan hujan dan menambahkan kekuatan bagi kaum Ad jika mereka memohon ampun kepada Allah SWT. Dalam surat Hud ayat 52, Nabi Hud berkata kepada kaum Ad, yakni
وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ
Artinya: "Wahai kaumku, mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya! Niscaya Dia akan menurunkan untukmu hujan yang sangat deras, menambahkan kekuatan melebihi kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang-orang yang berdosa.”
Gak hanya memberikan motivasi, di akhir masa dakwahnya, Nabi Hud juga memberikan ancaman (at-Tarhib). Ancaman ini datang saat kemusyrikan kaum Ad telah mencapai klimaksnya. Hal ini seperti yang diterangkan dalam surat Al-A'raf ayat 71, yaitu:
Editor’s picks
قَالَ قَدْ وَقَعَ عَلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ رِجْسٌ وَّغَضَبٌۗ اَتُجَادِلُوْنَنِيْ فِيْٓ اَسْمَاۤءٍ سَمَّيْتُمُوْهَآ اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمْ مَّا نَزَّلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍۗ فَانْتَظِرُوْٓا اِنِّيْ مَعَكُمْ مِّنَ الْمُنْتَظِرِيْنَ
Artinya: "Dia (Hud) berkata, “Sungguh, sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan Aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah tidak menurunkan sedikit pun hujah (alasan pembenaran) untuk itu? Maka, tunggulah (azab dan kemarahan itu)! Sesungguhnya aku bersamamu termasuk orang-orang yang menunggu.”
Baca Juga: 5 Mukjizat Nabi Ibrahim yang Dijuluki Bapaknya Para Nabi
3. Kaum Ad menolak nasihat Nabi Hud
Kaum Ad tidak pernah menghiraukan dakwah Nabi Hud. Bahkan dengan keji, mereka merendahkan Nabi Hud sebagai seorang yang bodoh, konyol, dan pendusta. Kaum Ad terus mempertahankan kepercayaan nenek moyang dengan menyembah berhala.
Kaum Ad adalah orang-orang yang keras kepala. Mereka tidak mau meninggalkan berhala yang mereka sembah dan puja. Kaum Ad berpikir bahwa mereka tidak akan disiksa karena adat kebiasaan yang dipertahankan.
Bahkan, kaum Ad mengancam Nabi Hud dengan keburukan, yakni menyumpahi agar Nabi Hud mendapat keburukan dari sesembahan mereka. Yang lebih parah, Kaum Ad malah meminta segera diberikan azab sebagaimana yang diterangkan dalam surat Al-A'raf ayat 70.
4. Binasanya kaum Ad
Kaum Ad benar-benar tidak mau mendengarkan seruan Nabi Hud. Tantangan azab yang pernah diberikan Kaum Ad malah membawa malapetaka untuk kaumnya. Awal mula azab yang diturunkan untuk kaum Ad adalah adanya peristiwa kemarau panjang tak berujung.
Awalnya, Allah SWT menurunkan awan mendung yang sangat besar di negeri Kaum Ad. Namun, mereka malah berpikir bahwa mendung tersebut akan membawa hujan deras yang akan mengakhiri kemarau yang sedang dialaminya. Padahal, itu adalah azab yang diberikan Allah SWT untuk membinasakan kaum Ad, seperti yang dijelaskan dalam QS. al-Ahqaf ayat 24-25.
فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ. تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍۢ بِاَمْرِ رَبِّهَا فَاَصْبَحُوْا لَا يُرٰىٓ اِلَّا مَسٰكِنُهُمْۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْقَوْمَ الْمُجْرِمِيْن
Artinya: "Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan,) tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih. (Azab itu) menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya sehingga mereka (kaum ‘Ad) menjadi tidak terlihat lagi, kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang durhaka."
Kemudian Allah SWT memberikan angin dingin yang menusuk. Adapun rasa dingin tersebut adalah bagian dari azab Allah SWT. Gak hanya itu aja, kaum Ad juga diberi angin yang bergemuruh kencang, yang bisa memekakkan telinga mereka. Hingga akhirnya, kaum Ad sadar bahwa angin tersebut adalah azab, kemudian mereka berlarian dan bersembunyi untuk menyelamatkan diri.
Meski tubuh mereka besar dan kuat, justru angin tersebut membuat tubuh mereka terbang di udara layaknya bulu tipis nan ringan yang tertiup angin. Tubuh mereka terombang-ambing oleh angin selama 8 hari. Angin tersebut bisa membelah dada dan mengeluarkan isi perut mereka.
Demikian kisah Nabi Hud dan pusaran angin yang membinasakan kaum Ad. Sungguh, dalam hal duniawi, kaum Ad tidak kekurangan apa pun. Pada akhirnya, kaum Ad diberi azab dan dibinasakan oleh Allah SWT atas segala kemusyrikan yang dilakukannya. Semoga kita bisa mengambil hikmah di balik kisah Nabi Hud dan Kaum Ad, ya!
Penulis: Fanny Haristianti
Baca Juga: 5 Mukjizat dan Keistimewaan Nabi Daud AS, Nabi Penerima Zabur!