Kehidupan selalu memiliki dua sisi. Ada positif, ada negatif. Ada sedih, ada pula bahagia. Ada baik, ada pula buruk.
Akan tetapi, yang buruk-buruk itu ternyata gak selamanya bermakna negatif, lho! Pada situasi tertentu, justru hal buruk malah diperlukan dan bisa mendatangkan hal positif. Penasaran sifat buruk apa saja yang bisa mendatangkan hal positif? Simak ulasannya di bawah ini!
Mengeluh sering dimaknai negatif. Akan tetapi, berkeluh kesah ketika kamu sedang ditimpa kesusahan, gak selamanya buruk, lho. Malah itu bisa berdampak baik bagi kondisi mental.
Setiap orang pasti punya emosi negatif dan berusaha menghindari atau memendam emosi negatif tersebut gak akan baik bagi kesehatan jiwa. Itulah kenapa sesekali curhat atau berkeluh kesah bisa mendatangkan manfaat. Hati dan pikiranmu bisa lega, asalkan jangan dijadikan kebiasaan, ya!
Istilah baper sering ditujukan pada orang yang sensitif sehingga mudah terbawa perasaan. Kenapa termasuk sifat yang buruk? Karena orang yang gampang baper mudah tersinggung atau overthinking dan itu menyebabkan hubungan interpersonal gak berjalan dengan baik.
Hanya saja, baper dalam porsi yang tepat justru bisa menjadi kelebihan, lho. Orang yang baper lebih peka terhadap kondisi sekitar sehingga dikenal memiliki empati tinggi. Selain itu, sifat baper juga bisa membantu saat berkomunikasi. Karena lebih peka, kamu jadi bisa menghindari topik-topik pembicaraan yang sensitif atau bisa menyinggung orang lain. Ini membuat obrolan jadi nyaman.
Sifat ini sering dipandang buruk karena orang yang blak-blakan terkadang gak peduli apakah perkataannya akan menyakiti orang lain atau enggak. Makanya, banyak orang yang gak suka dengan pemilik sifat blak-blakan.
Abai terhadap perasaan orang lain memang gak baik. Akan tetapi, gak selamanya sifat blak-blakan itu negatif. Dengan mengutarakan yang sebenarnya, sekalipun itu menyakitkan, setidaknya bisa membuat orang sadar atas kekeliruannya. Alasan inilah kenapa orang yang blak-blakan banyak dibenci, tapi banyak pula dicintai. Karena di satu sisi, kejujuran orang yang blak-blakan biasanya tak diragukan lagi.
Kamu termasuk orang yang senang menyendiri? Sifat ini biasanya dipandang buruk karena dianggap kurang bisa bersosialisasi, pemalas, atau tukang membuang-buang waktu akibat sering terlihat sedang melamun.
Namun, hal yang buruk sekalipun, gak selamanya negatif. Orang yang senang menyendiri biasanya juga pemikir yang andal, lho. Waktumu banyak dihabiskan untuk berimajinasi sehingga melahirkan berbagai ide yang out of the box atau menganalisis banyak hal sehingga kamu mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Jadi, tampak dari luar sedang melamun, padahal otakmu sedang aktif bekerja.
Pernah berinteraksi dengan orang yang egois? Pasti menyebalkan, kan? Rasanya geregetan karena orang yang egois hanya mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Eits, jangan salah, lho! Ternyata, adakalanya sifat egois itu malah diperlukan. Misalnya saja, saat kamu sering dimanfaatkan rekan kerja untuk menyelesaikan tugas mereka. Sering kali kamu takut menolak karena khawatir dia marah atau nantinya dikucilkan. Nah, di sinilah sifat egois itu perlu ada.
Bila sudah tahu kalau sedang dimanfaatkan, orang yang egois gak akan segan menolak. Bodo amat kalau nantinya dia marah. Tugas kamu aja gak selesai-selesai, ya iya kali mau ngurusin tugas orang lain. Justru dengan sikap egoismu itu, rekan kerja gak berani memanfaatkanmu lagi.
Dari uraian tadi, dapat disimpulkan bahwa gak selamanya hal buruk itu pasti berdampak negatif. Selama diterapkan pada situasi yang tepat, malah bisa mendatangkan manfaat. Setuju?