Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sinyal Kamu Terjebak dalam Solidaritas Toxic, Sering Ditindas!

ilustrasi solidaritas toxic (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Apa yang kamu pikirkan ketika pertama kali mendengar kata solidaritas? Sudah pasti ini menggambarkan keakraban dan rasa kekeluargaan yang kuat. Entah itu solidaritas dalam lingkungan pertemanan maupun dalam lingkup dunia kerja.

Tahukan kamu? Solidaritas ternyata juga ada yang bersifat toxic, lho. Ada beragam budaya dan kebiasaan buruk dalam solidaritas tersebut. Lantas, apa sajakah sinyal bahwa kamu sedang terjebak dalam solidaritas toxic? Yuk, ikuti tulisan di bawah ini.

1. Sering dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Jika membahas kepentingan, tentu setiap hari kita sudah paham bahwa ada kepentingan pribadi dan juga ada kepentingan kelompok. Namun, tidak jarang ada yang menyelewengkan kepentingan pribadi sehingga terlihat seperti kepentingan kelompok.

Terjebak dalam solidaritas toxic salah satu sinyal yang kamu rasakan yaitu sering dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain. Kamu dipaksa untuk menyanggupi permintaan anggota kelompok, meskipun itu tidak ada kaitannya dengan tujuan bersama.

2. Dibebani tanggung jawab yang tidak seharusnya di pukul

ilustrasi mengerjakan tugas kelompok (pexels.com/RF._.Studio)

Tanggung jawab dalam suatu kelompok atau organisasi sudah seharusnya dibagi secara terperinci. Namun, ada juga kelompok tertentu yang memiliki budaya kerja kurang baik sehingga satu orang dibebani oleh tanggung jawab yang berlipat ganda.

Memikul tanggung jawab yang tidak seharusnya dengan alasan kebersamaan merupakan salah satu sinyal kamu sedang terjebak dalam solidaritas toxic. Jika kondisi terus seperti ini, kamu sama saja dengan memforsir diri sendiri.

3. Adanya sikap saling menghasut

ilustrasi diskusi (pexels.com/Anna Shvets)

Solidaritas sudah seharusnya terjaga dengan baik. Entah itu solidaritas antar lingkup masyarakat sekitar, antar rekan kerja, maupun dalam suatu organisasi. Tapi sayangnya, budaya  toxic sering datang mewarnai.

Salah satu diantara sinyal yang menunjukkan kamu sedang terjebak dalam solidaritas toxic, yaitu adanya sikap saling menghasut. Kamu dipaksa untuk berpihak kepada salah satu circle dalam kelompok dengan alasan demi kebaikan bersama.

4. Dipaksa mengalah dengan alasan kebersamaan

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Setiap orang berhak mengupayakan yang terbaik. Entah itu dalam lingkup akademis organisasi, maupun lingkup dunia kerja. Tapi sayangnya, usaha dan perjuangan ini juga seringkali menemui batu sandungan. Salah satunya hambatan dari orang-orang dalam satu kelompok.

Terjebak dalam solidaritas toxic, salah satu sinyal yang kamu rasakan yaitu dipaksa mengalah dengan alasan kebersamaan. Kamu diminta untuk tetap berada di bawah tanpa berkembang. Alasannya agar mengimbangi yang lain sehingga tidak ada rasa saling minder antar anggota kelompok.

5. Jika satu anggota gagal, maka yang lain juga harus gagal

ilustrasi sedang meeting (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Setiap circle kelompok atau organisasi pasti memiliki kebiasaan dan budayanya masing-masing. Tapi sayangnya, tidak semua kebiasaan itu baik. Seringkali budaya dan kebiasaan yang ada justru bersifat toxic dan menghambat potensi mereka yang berprestasi.

Terkungkung dalam solidaritas toxic, salah satu sinyal yang kamu rasakan yaitu adanya paksaan untuk gagal. Ketika satu orang tidak berhasil, maka yang lain juga tidak boleh berhasil dengan alasan kebersamaan. Padahal ini bukan budaya organisasi yang bijak.

Solidaritas toxic selain membuat tertekan juga bisa menghambat potensi diri. Jika kamu mulai merasakan lima sinyal di atas, segera waspada, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us