Surat Al-A'raf Ayat 157-168 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

Termasuk salah satu tujuh surat terpanjang dalam Al-Qur'an atau assab 'uththiwaal, surat ini turun di kota Makkah sehingga masuk golongan surat Makkiyah. Surat sepanjag 206 ayat ini bermakna "Tempat Tertinggi" yang menjadi perbatasan surga dan neraka yang dihuni oleh para Ashab Al-A’raf.
Menjadi bagian dari juz 8 dan juz 9, penamaan surat ini pun diambil dari lafaz al-a'raf yang terdapat pada ayat 46. Selengkapnya, inilah bacaan surat Al-A'raf ayat 157–168 dengan arti, kandungan, dan keutamaannya.
1. Surat Al-A'raf ayat 157–168 beserta artinya

Surat A'raf menjadi surat ke-7 dalam Al-Qur'an. Nah, berikut bacaan surat Al-A'raf ayat 157–168 dengan arab, lafaz, dan artinya.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
Bismillahirrahmannirrahiim.
Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ayat 157
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Allażīna yattabi'ụnar-rasụlan-nabiyyal-ummiyyallażī yajidụnahụ maktụban 'indahum fit-taurāti wal-injīli ya`muruhum bil-ma'rụfi wa yan-hāhum 'anil-mungkari wa yuḥillu lahumuṭ-ṭayyibāti wa yuḥarrimu 'alaihimul-khabā`iṡa wa yaḍa'u 'an-hum iṣrahum wal-aglālallatī kānat 'alaihim, fallażīna āmanụ bihī wa 'azzarụhu wa naṣarụhu wattaba'un-nụrallażī unzila ma'ahū ulā`ika humul-mufliḥụn.
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung.
Ayat 158
قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا ۨالَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۖ فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ الَّذِيْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَاتَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Qul yā ayyuhan-nāsu innī rasụlullāhi ilaikum jamī'anillażī lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍ, lā ilāha illā huwa yuḥyī wa yumītu fa āminụ billāhi wa rasụlihin-nabiyyil-ummiyyillażī yu`minu billāhi wa kalimātihī wattabi'ụhu la'allakum tahtadụn.
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.”
Ayat 159
وَمِنْ قَوْمِ مُوْسٰٓى اُمَّةٌ يَّهْدُوْنَ بِالْحَقِّ وَبِهٖ يَعْدِلُوْنَ
Wa ming qaumi mụsā ummatuy yahdụna bil-ḥaqqi wa bihī ya'dilụn.
Artinya: Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan (dasar) kebenaran dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil menjalankan keadilan.
Ayat 160
وَقَطَّعْنٰهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ اَسْبَاطًا اُمَمًاۗ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اِذِ اسْتَسْقٰىهُ قَوْمُهٗٓ اَنِ اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۚ فَانْۢبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًاۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْۗ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَاَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰىۗ كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْۗ وَمَا ظَلَمُوْنَا وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
Wa qaṭṭa'nāhumuṡnatai 'asyrata asbāṭan umamā, wa auḥainā ilā mụsā iżistasqāhu qaumuhū aniḍrib bi'aṣākal-ḥajar, fambajasat min-huṡnatā 'asyrata 'ainā, qad 'alima kullu unāsim masyrabahum, wa ẓallalnā 'alaihimul-gamāma wa anzalnā 'alaihimul-manna was-salwā, kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum, wa mā ẓalamụnā wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn.
Artinya: Dan Kami membagi mereka menjadi dua belas suku yang masing-masing berjumlah besar, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah dari (batu) itu dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Dan Kami naungi mereka dengan awan dan Kami turunkan kepada mereka mann dan salwa. (Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.” Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi merekalah yang selalu menzalimi dirinya sendiri.
Ayat 161
وَاِذْ قِيْلَ لَهُمُ اسْكُنُوْا هٰذِهِ الْقَرْيَةَ وَكُلُوْا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ وَقُوْلُوْا حِطَّةٌ وَّادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا نَّغْفِرْ لَكُمْ خَطِيْۤـٰٔتِكُمْۗ سَنَزِيْدُ الْمُحْسِنِيْنَ
Wa iż qīla lahumuskunụ hāżihil-qaryata wa kulụ min-hā ḥaiṡu syi`tum wa qụlụ hiṭṭatuw wadkhulul-bāba sujjadan nagfir lakum khaṭī`ātikum, sanazīdul-muḥsinīn.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil), “Diamlah di negeri ini (Baitulmaqdis) dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu kehendaki.” Dan katakanlah, “Bebaskanlah kami dari dosa kami dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu.” Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik.
Ayat 162
فَبَدَّلَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ قَوْلًا غَيْرَ الَّذِيْ قِيْلَ لَهُمْ فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِجْزًا مِّنَ السَّمَاۤءِ بِمَا كَانُوْا يَظْلِمُوْنَ
Fa baddalallażīna ẓalamụ min-hum qaulan gairallażī qīla lahum fa arsalnā 'alaihim rijzam minas-samā`i bimā kānụ yaẓlimụn.
Artinya: Maka orang-orang yang zalim di antara mereka mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezaliman mereka.
Ayat 163
وَسْـَٔلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِۘ اِذْ يَعْدُوْنَ فِى السَّبْتِ اِذْ تَأْتِيْهِمْ حِيْتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَّيَوْمَ لَا يَسْبِتُوْنَۙ لَا تَأْتِيْهِمْ ۛ كَذٰلِكَ ۛنَبْلُوْهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ
Was`al-hum 'anil-qaryatillatī kānat hāḍiratal-baḥr, iż ya'dụna fis-sabti iż ta`tīhim ḥītānuhum yauma sabtihim syurra'aw wa yauma lā yasbitụna lā ta`tīhim, każālika nablụhum bimā kānụ yafsuqụn.
Artinya: Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, padahal pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
Ayat 164
وَاِذْ قَالَتْ اُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُوْنَ قَوْمًاۙ ۨاللّٰهُ مُهْلِكُهُمْ اَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًاۗ قَالُوْا مَعْذِرَةً اِلٰى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
Wa iż qālat ummatum min-hum lima ta'iẓụna qaumanillāhu muhlikuhum au mu'ażżibuhum 'ażāban syadīdā, qālụ ma'żiratan ilā rabbikum wa la'allahum yattaqụn.
Artinya: Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, “Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?” Mereka menjawab, “Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa.”
Ayat 165
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖٓ اَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوْۤءِ وَاَخَذْنَا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا بِعَذَابٍۢ بَـِٔيْسٍۢ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ
Fa lammā nasụ mā żukkirụ bihī anjainallażīna yan-hauna 'anis-sū`i wa akhażnallażīna ẓalamụ bi'ażābim ba`īsim bimā kānụ yafsuqụn.
Artinya: Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.
Ayat 166
فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَّا نُهُوْا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُوْنُوْا قِرَدَةً خَاسِـِٕيْنَ
Fa lammā 'atau 'am mā nuhụ 'an-hu qulnā lahum kụnụ qiradatan khāsi`īn.
Artinya: Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang. Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.”
Ayat 167
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَنْ يَّسُوْمُهُمْ سُوْۤءَ الْعَذَابِۗ اِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Wa iż ta`ażżana rabbuka layab'aṡanna 'alaihim ilā yaumil-qiyāmati may yasụmuhum sū`al-'ażāb, inna rabbaka lasarī'ul-'iqābi wa innahụ lagafụrur raḥīm.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sungguh, Dia akan mengirim orang-orang yang akan menimpakan azab yang seburuk-buruknya kepada mereka (orang Yahudi) sampai hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Ayat 168
وَقَطَّعْنٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اُمَمًاۚ مِنْهُمُ الصّٰلِحُوْنَ وَمِنْهُمْ دُوْنَ ذٰلِكَ ۖوَبَلَوْنٰهُمْ بِالْحَسَنٰتِ وَالسَّيِّاٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Wa qaṭṭa'nāhum fil-arḍi umamā, min-humuṣ-ṣāliḥụna wa min-hum dụna żālika wa balaunāhum bil-ḥasanāti was-sayyi`āti la'allahum yarji'ụn.
Artinya: Dan Kami pecahkan mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan ada yang tidak demikian. Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
2. Kandungan surat Al-A'raf ayat 157–168

Adapun kandungan surat Al-A'raf yang bisa dipahami tiap ayat-ayatnya, yaitu:
- Ayat 157 menjelaskan sifat Nabi Muhammad SAW yang namanya tertulis dalam kitab Taurat dan Injil seperti menyuruh berbuat yang makruf, sesuatu yang dikenal berdasarkan agama, logika dan adat istiadat sebuah kebaikan, mengharamkan suatu yang mungkar. Selain itu, adapun orang yang beriman kepada Nabi Muhammad SAW, memulikakannya, menolongnya, serta mengikuti cahaya yang terang padanya adalah orang-orang yang beruntung.
- Ayat 158 menjelaskan Allah memperkenalkan utusan nabi terakhir yang telah tercantum dalam kitab mereka dan kemuliaan para pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
- Ayat 159 menjelaskan kaum Nabi Musa a.s yakni Bani Israil yang memberi petunjuk dengan dasar kebenaran dalam akidah dan syariat yang datang dari Allah. Kemudian dalam hal mengadili perkara, mereka akan selalu mencari keadilan dengan berpedoman kepada petunjuk dan tuntunan dari Allah.
- Ayat 160 menjelaskan Allah membagi kaum Nabi Musa a.s menjadi dua belas suku yang jumlahnya besar dan Allah mewahyukan saat kaum Nabi Musa a.s meminta air kepadanya sehingga memancarlah dari batu itu sebanyak 12 mata air agar mereka tidak berdesak-desakan untuk memperoleh air. Selain itu, Allah menaungi mereka dengan awan saat tersesat di padang pasir dataran Sinai yang telah mengalami terik selama 40 tahun serta memberikan man (makanan dari langit) dan salwa (sejenis burung puyuh), sehingga mereka tidak perlu bersusah payah dalam mencari makanan.
- Ayat 161 menjelaskan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada Bani Israil yakni di sebuah negeri bernama Baitul Maqdis yang di dalamnya terdapat makanan hasil bumi yang banyak dan enak. Kemudian Allah menyeru mereka untuk berkata "Hittah" yakni bebaskanlah kami dari segala dosa kami yang banyak dan masukukilah pintu gerbangnya sembari membungkuk, niscaya Kami (Allah) akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
- Ayat 162 menjelaskan orang-orang yang zalim mengganti perkataan hittah (kami mohon dilepaskan dari dosa) di mana telah diperintahkan kepada mereka menjadi hintah (kami mohon gandum). Sehingga Allah memberikan azab kepada mereka berupa penyakit kolera atau lainnya yang mematikan.
- Ayat 163 menjelaskan Allah memberikan nikmat yang melimpah bagi Bani Israil berupa ikat untuk mereka di hari ibadah dan terlarang untuk bekerja dan mencari ikan. Allah selalu menguji mereka karena mereka terlalu sering berperilaku fasik atau keluar dari ketaatan Allah.
- Ayat 164 menjelaskan sikap-sikap orang yang sebelumnya yakni umat Nabi Musa a.s yang memberi petunjuk kepada kebenaran berupa peringatan kepada kaum fasik, supaya mereka memiliki alasan dan pelepas tanggung jawab kepada Tuhanmu, dan sebenarnya mereka berharap supaya mereka bertakwa. Alasan itulah akhirnya mereka sudah melaksankan perintah Allah untuk memberikan peringatan.
- Ayat 165 menjelaskan orang-orang yang diberi nasihat telah melupakan atau mengabaikan apa yang sudah diperingatkan, maka Allah akan selamatkan orang-orang yang selalu melarang mereka berbuat jahat dan tidak melakukan kejahatan. Kemudian bagi orang yang zalim, Allah akan memberi siksaan yang keras akibat selalu berbuat fasik.
- Ayat 166 menjelaskan kebinasaan kaum fasik yakni setelah mereka bersikap sangat sombong dan telah melewati batas terhadap segala yang dilarang, di mana mereka selalu melakukan bermacam-macam pelanggaran dan azab pedih yang diberikan itu tidak memberikan efek jera. Sehingga Allah jadikan mereka seperti kera yang hina.
- Ayat 167 menjelaskan siksaan yang diterima itu akan terus berlanjut selama mereka (orang Yahudi) berada dalam kedurhakaan bahkan hingga hari kiamat. Meskipun demikian, sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
- Ayat 168 menjelaskan bagaimana orang Yahudi tersebut dipencar-pencar (dipecah belah) di berbagai belahan bumi yang di antaranya terdapat orang-orang yang saleh dan orang kafir lagi durhaka. Kemudian Allah menguji mereka dengan beragam nikmat yang baik-baik dan bencana yang buruk supaya mereka dapat kembali keapda kebenaran, bertobat serta menyesali apa yang telah dilakukan.
3. Keutamaan surat Al-A'raf

Berikut ini beberapa keutamaan yang didapat oleh orang yang membaca surat Al-A’raf sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits yaitu:
- Dalam HR. Ahmad menyebutkan bahwa bagi yang membaca tujuh surat pertama (dari Al-Qur’an) yakni surat Al-A’raf, maka dia merupakan orang yang salih lagi takwa.
- Dalam HR. Ahmad menceritakan kisah Ubay bin Kaab yang mendengar percakapan seorang Arab Badui yang mengalami penyakit gila dan Rasulullah SAW kemudian membacakan satu ayat dari surat ini berserta surat lainnya sehingga orang tersebut dapat sembuh total.
- Barang siapa yang membaca surat ini di setiap bulannnya, maka dia adalah tergolong dalam orang yang tidak takut dan bersedih hati pada Hari Kiamat.
- Barang siapa yang membaca surat ini di setiap hari Jumat, maka dia tergolong ke dalam orang yang tidak akan diperhitungkan pada Hari Kiamat.
Itulah bacaan surat Al-A'raf ayat 157–168 dengan arti, kandungan, dan kautamaannya. Semoga kita dapat mengamalkan ajaran dalam surat ini sedikit demi sedikit. Amin.