Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Surat Ali 'Imran Ayat 185-200 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

Ilustrasi salat. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem

Surat ini dinamakan Ali 'Imran dikarenakan memuat kisah tentang keluarga Imran. Keluarga Imran merupakan asal usul dari keluarga Nabi Isa a.s.Di dalamnya disebutkan pula tentang kelahiran Maryam, yang merupakan ibu dari Nabi Isa a.s.

Surat ini dan juga surat Al-Baqarah disebut dengan Az-Zahrawain yang artinya 'dua surat yang cemerlang. Berikut ini selengkapnya tentang arti, kandungan, dan juga keutamaan dari surat Ali 'Imran.

1. Surat Ali 'Imran ayat 185-200 beserta artinya

Muslimmatters.org

Berikut merupakan surat Ali 'Imran ayat 185-200 dan terjemahannya:

Ayat 185

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya."

Ayat 186

۞ لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

latublawunna fī amwālikum wa anfusikum, wa latasma'unna minallażīna ụtul-kitāba ming qablikum wa minallażīna asyrakū ażang kaṡīrā, wa in taṣbirụ wa tattaqụ fa inna żālika min 'azmil-umụr

"Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan."

Ayat 187

وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَتُبَيِّنُنَّهٗ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُوْنَهٗۖ فَنَبَذُوْهُ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهٖ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُوْنَ

wa iż akhażallāhu mīṡāqallażīna ụtul-kitāba latubayyinunnahụ lin-nāsi wa lā taktumụnahụ fa nabażụhu warā`a ẓuhụrihim wasytarau bihī ṡamanang qalīlā, fa bi`sa mā yasytarụn

"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu), “Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi Kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan."

Ayat 188

لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ اَتَوْا وَّيُحِبُّوْنَ اَنْ يُّحْمَدُوْا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوْا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

lā taḥsabannallażīna yafraḥụna bimā ataw wa yuḥibbụna ay yuḥmadụ bimā lam yaf'alụ fa lā taḥsabannahum bimafāzatim minal-'ażāb, wa lahum 'ażābun alīm

"Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih."

Ayat 189

وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr

"Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Ayat 190

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,"

Ayat 191

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."

Ayat 192

رَبَّنَآ اِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ اَخْزَيْتَهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

rabbanā innaka man tudkhilin-nāra fa qad akhzaitah, wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, Engkau telah menghinakannya, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim."

Ayat 193

رَبَّنَآ اِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُّنَادِيْ لِلْاِيْمَانِ اَنْ اٰمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَاٰمَنَّا ۖرَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْاَبْرَارِۚ

rabbanā innanā sami'nā munādiyay yunādī lil-īmāni an āminụ birabbikum fa āmannā rabbanā fagfir lanā żunụbanā wa kaffir 'annā sayyi`ātinā wa tawaffanā ma'al-abrār

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,” maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti."

Ayat 194

رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدْتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

rabbanā wa ātinā mā wa'attanā 'alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah, innaka lā tukhliful-mī'ād

"Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.”

Ayat 195

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ اَنِّيْ لَآ اُضِيْعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنْكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى ۚ بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍ ۚ فَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَاُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَاُوْذُوْا فِيْ سَبِيْلِيْ وَقٰتَلُوْا وَقُتِلُوْا لَاُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ وَلَاُدْخِلَنَّهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ ثَوَابًا مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الثَّوَابِ

fastajāba lahum rabbuhum annī lā uḍī'u 'amala 'āmilim mingkum min żakarin au unṡā, ba'ḍukum mim ba'ḍ, fallażīna hājarụ wa ukhrijụ min diyārihim wa ụżụ fī sabīlī wa qātalụ wa qutilụ la`ukaffiranna 'an-hum sayyi`ātihim wa la`udkhilannahum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, ṡawābam min 'indillāh, wallāhu 'indahụ ḥusnuṡ-ṡawāb

"Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik.”

Ayat 196

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِى الْبِلَادِۗ

lā yagurrannaka taqallubullażīna kafarụ fil-bilād

"Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri."

Ayat 197

مَتَاعٌ قَلِيْلٌ ۗ ثُمَّ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗوَبِئْسَ الْمِهَادُ

matā'ung qalīl, ṡumma ma`wāhum jahannam, wa bi`sal-mihād

"Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah neraka Jahanam. (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat tinggal."

Ayat 198

لٰكِنِ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا نُزُلًا مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ لِّلْاَبْرَارِ

lākinillażīnattaqau rabbahum lahum jannātun tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā nuzulam min 'indillāh, wa mā 'indallāhi khairul lil-abrār

"Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapat surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya sebagai karunia dari Allah. Dan apa yang di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti."

Ayat 199

وَاِنَّ مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَمَنْ يُّؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ خٰشِعِيْنَ لِلّٰهِ ۙ لَا يَشْتَرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

wa inna min ahlil-kitābi lamay yu`minu billāhi wa mā unzila ilaikum wa mā unzila ilaihim khāsyi'īna lillāhi lā yasytarụna bi`āyātillāhi ṡamanang qalīlā, ulā`ika lahum ajruhum 'inda rabbihim, innallāha sarī'ul-ḥisāb

"Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."

Ayat 200

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

yā ayyuhallażīna āmanuṣbirụ wa ṣābirụ wa rābiṭụ, wattaqullāha la'allakum tufliḥụn

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." 

2. Kandungan surat Ali 'Imran

nikmatislam.com

Adapun kandungan dari surat Ali ‘Imran ayat 185-200 sebagai berikut:

  • Ayat 185 menjelaskan penegasan Allah tentang kematian yang akan dialami oleh setiap makhluk dan dapat terjadi kapanpun. Kemudian di hari kiamat setiap makhluk akan melihat balasan dari amal perbuatan baik dan buruk yang telah dilakukan selama di dunia. 
  • Ayat 186 menjelaskan Allah menguji siapapun dengan harta dan diri berupa cobaan, ujian, dan musibah seperti kekurangan harta, malapetaka dan sebagainya. Selain itu, akan diuji oleh gangguan dan tipu daya orang Yahudi kepada Nabi.
  • Ayat 187 menjelaskan Allah menegaskan tentang kelengahan dan pengabaian mereka (orang Yahudi) terhadap ajaran Taurat. Bahkan mereka sudah mengubah ketentuan hukum Allah demi untuk kepentingan sekelompok orang saja yang berpengaruh dalam memperoleh imbalan. 
  • Ayat 188 menjelaskan Allah mengingatkan kepada Nabi supaya tidak meyakini mengecam orang Yahudi akan mendapatkan azab yang amat pedih akibat perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. 
  • Ayat 189 menjelaskan seluruh isi yang ada di langit dan bumi merupakan milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu terhadap ciptaan-Nya dengan memberikan kehidupan dan rezeki, mengatur, mematikan, membalas serta memperhitungkan setiap amal perbuatan manusia.
  • Ayat 190 menjelaskan Allah menganjurkan kepada manusia untuk lebih mengenal keagungan, kemuliaan dan kebesaran-Nya. Segala fenomena yang terjadi seperti penciptaan benda angkasa, matahari, bulan, perputaran bumi pada porosnya, pergantian siang dan malam merupakan tanda kebesaran Allah.
  • Ayat 191 menjelaskan bagi orang-orang berakal, dia akan senantiasa memikirkan ciptaan Allah, merenungkan keindahan atas ciptaan-Nya, serta mengambil manfaat dari ayat-ayat kauniyah yang telah terbentang di dunia ini dengan selalu berzikir kepada Allah dengan hati, lisan dan juga anggota tubuh.
  • Ayat 192 menjelaskan mereka (orang-orang berakal) berdoa kepada Allah yang menghidupkan dan mematikan. 
  • Ayat 193 menjelaskan mereka memohon kepada Allah agar ditutupi aibnya, ampuni dosanya dan menghapus segala kesalahan yang sudah diperbuat akibat kelalaiannya serta menetapkan kami pada kebenaran bersama dengan orang-orang yang berbakti.
  • Ayat 194 menjelaskan mereka berdoa kepada Allah kembali dengan memohon untuk diberikan karunia sebagaimana apa yang sudah Allah janjikan kepada rasul-rasulnya berupa pahala, ampunan, dan berada di dekat-Nya di surga yang penuh dengan kenikmatan.
  • Ayat 195 menjelaskan Allah menerima permohonan dan mewujudkan harapan para ulul albab yang senantiasa berdoa melalui firman-Nya.
  • Ayat 196 menjelaskan Allah menegaskan kembali kepada Rasul agar tidak terpedaya ataupun tertipu oleh segala aktivitas orang-orang kafir yang bergerak bebas ke manapun dengan mengiming-imingi pangkat, harta serta kenikmatan sementara. 
  • Ayat 197 menjelaskan seluruh yang ditawarkan oleh orang kafir hanyalah kesenangan sementara yang tidak bernilai apabila dibandingkan dengan pahala Allah di surga nantinya di mana penuh kenikmatan dan abadi. Selain itu, Allah juga menegaskan bahwa neraka jahanam merupakan tempat bagi orang kafir.
  • Ayat 198 menjelaskan imbalan yang akan diterima oleh orang-orang yang bertakwa. Allah telah memberikan tempat tinggal yang nyaman dan penuh dengan kenikmatan yakni terdapat surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai yang sangat jernih, indah dan enak dipandang oleh mata.
  • Ayat 199 menjelaskan kriteria golongan-golongan yang mendapat imbalan yang sama. Adapun mereka yang mendapatkan imbalan dari Allah yaitu beriman kepada Allah, beriman kepada yang diturunkan kepadanya, berendah hati kepada Allah, tidak memperjual belikan ayat-ayat Allah dengan harga murah di mana mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah.
  • Ayat 200 menjelaskan Allah meminta orang-orang beriman untuk bersabar dengan meninggalkan perbuatan maksiat dan segala larangan-Nya serta menguatkan kesabarannya terhadap apa yang dihadapinya dan selalu bersiap siaga untuk menghadapi musuh-musuh di perbatasan negerimu.

3. Keutamaan surat Ali 'Imran

Tribun News

Sepuluh Ayat terakhir dalam Surat Ali ‘Imran memiliki keutamaan dalam membacanya. Apalagi saat membacanya setelah bangun tidur. 

Dalam hadits riwayat Ad-Darimi keutamaan dalam membaca 10 ayat terakhir surat Ali ‘Imran seperti melakukan pahala qiyamul lail semalam suntuk. Adapun bunyi haditsnya yaitu:

“Barang siapa yang membaca akhir surat Ali ‘Imran di malam hari, maka akan dicatat baginya pahala qiyamul lail semalam penuh.” (HR. Darimi).

Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Ali 'Imran ayat 185 sampai dengan 200. Semoga dengan membaca surat ini, kita kembali mengingat dan menyadari akan keagungan Allah SWT. Amin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Cynthia Nanda Irawan
EditorCynthia Nanda Irawan
Follow Us