Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tantangan Jadi Mahasiswa sambil Kerja, Waktu Benar-benar Terbagi

ilustrasi lelah kuliah
ilustrasi lelah kuliah (pexels.com/Andy Barbour)
Intinya sih...
  • Manajemen waktu yang sangat ketat
  • Energi fisik dan mental cepat terkuras
  • Kesulitan menjaga kehidupan sosial
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjalani peran sebagai mahasiswa sambil bekerja memang terdengar keren, tetapi realitanya tidak semudah yang dibayangkan. Kombinasi antara tuntutan akademik dan beban pekerjaan bisa menjadi ujian mental, fisik, bahkan emosional. Setiap hari, jadwal terasa padat, dan prioritas harus benar-benar diatur agar semua kewajiban dapat terpenuhi. Dalam prosesnya, ada banyak pelajaran berharga yang akan terbentuk, mulai dari disiplin hingga kemampuan manajemen waktu.

Meski terdengar berat, banyak mahasiswa yang tetap memilih jalan ini karena ingin mandiri secara finansial, mendapatkan pengalaman kerja, atau menambah keterampilan sebelum lulus. Tantangannya bukan hanya soal waktu, tetapi juga bagaimana menjaga kesehatan, kualitas belajar, dan hubungan sosial. Kombinasi tekanan dari dunia kampus dan dunia kerja sering kali membuat tubuh kelelahan dan pikiran penuh. Namun, semua itu menjadi perjalanan berharga yang memberikan perspektif berbeda dalam menghadapi kehidupan setelah lulus.

1. Manajemen waktu yang sangat ketat

ilustrasi kerja di cafe
ilustrasi kerja di cafe (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menjadi mahasiswa sambil bekerja menuntut manajemen waktu yang jauh lebih terstruktur dibandingkan mahasiswa pada umumnya. Setiap jam yang tersedia harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kuliah, mengerjakan tugas, bekerja, dan beristirahat. Tidak jarang, jadwal kuliah berbenturan dengan jadwal kerja sehingga harus ada strategi khusus untuk membagi fokus. Mengorbankan waktu bersantai sering kali menjadi hal yang tak terhindarkan demi menjaga keseimbangan keduanya.

Tantangan lain adalah menjaga konsistensi dalam menjalankan jadwal tersebut tanpa tergoda menunda pekerjaan atau tugas. Sekali waktu terbuang sia-sia, dampaknya bisa berantai pada banyak kewajiban yang lain. Sering kali mahasiswa yang bekerja merasa seperti menjalani dua dunia yang sama-sama menuntut keseriusan penuh. Disiplin menjadi kunci utama agar semua tanggung jawab dapat terselesaikan tanpa menurunkan kualitas di salah satunya.

2. Energi fisik dan mental cepat terkuras

ilustrasi lelah kerja
ilustrasi lelah kerja (pexels.com/Anna Shvets)

Menggabungkan peran mahasiswa dan pekerja membuat energi fisik terkuras lebih cepat. Setelah seharian kuliah, tubuh sudah lelah, tetapi masih ada pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan. Begitu pula sebaliknya, setelah bekerja seharian, pikiran tetap harus siap menerima materi kuliah atau mengerjakan tugas. Kondisi ini bisa memicu kelelahan yang berdampak pada konsentrasi dan produktivitas.

Secara mental, tekanan datang dari berbagai arah. Tuntutan dosen, deadline tugas, target pekerjaan, dan ekspektasi pribadi bisa menumpuk dan membuat stres. Mahasiswa yang berada di posisi ini harus pintar menjaga kondisi mental dengan cara yang sehat, seperti beristirahat cukup, berolahraga ringan, atau sekadar berbicara dengan orang terdekat. Tanpa pengelolaan yang baik, kelelahan fisik akan memperburuk kondisi mental, yang pada akhirnya memengaruhi performa di kedua sisi.

3. Kesulitan menjaga kehidupan sosial

ilustrasi lelah kuliah
ilustrasi lelah kuliah (pexels.com/Monstera Production)

Kesibukan kuliah dan kerja membuat waktu untuk bersosialisasi semakin terbatas. Teman-teman kampus mungkin memiliki banyak waktu luang untuk berkumpul, sedangkan mahasiswa pekerja sering harus absen dari acara tersebut. Akibatnya, hubungan sosial bisa terasa renggang dan terkadang menimbulkan rasa tertinggal dari lingkaran pertemanan. Hal ini dapat membuat perasaan terisolasi jika tidak disiasati dengan bijak.

Namun, bukan berarti kehidupan sosial harus sepenuhnya hilang. Mahasiswa yang bekerja bisa memanfaatkan momen-momen singkat untuk tetap menjaga komunikasi, seperti makan siang bersama atau mengobrol lewat pesan singkat. Walaupun tidak sering bertemu, menjaga hubungan tetap hangat akan membuat beban terasa lebih ringan. Kehidupan sosial yang sehat juga membantu mengurangi stres dan menjadi sumber dukungan emosional ketika tantangan terasa berat.

4. Potensi penurunan prestasi akademik

ilustrasi lelah kuliah
ilustrasi lelah kuliah (pexels.com/Andy Barbour)

Kelelahan dan jadwal padat berpotensi memengaruhi performa akademik. Saat energi terkuras untuk bekerja, konsentrasi saat kuliah bisa menurun, begitu pula kualitas tugas dan persiapan ujian. Tidak jarang, mahasiswa yang bekerja mengalami penurunan nilai karena sulit fokus atau waktu belajar yang sangat terbatas. Tekanan dari dunia kerja kadang mengalihkan prioritas dari kewajiban akademik.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi belajar yang efektif, seperti memanfaatkan waktu senggang di tempat kerja untuk membaca materi atau mengulang pelajaran. Mengatur prioritas berdasarkan urgensi dan tenggat waktu juga sangat penting. Meskipun sulit, mempertahankan prestasi akademik tetap menjadi kewajiban utama bagi mahasiswa yang bekerja, karena pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan.

5. Menjaga kesehatan tetap stabil

ilustrasi ojek online
ilustrasi ojek online (unsplash.com/Duc Van)

Kesehatan sering menjadi hal yang paling terabaikan ketika seseorang terlalu fokus membagi waktu antara kuliah dan kerja. Kurang tidur, pola makan tidak teratur, dan jarang berolahraga menjadi kombinasi yang bisa melemahkan daya tahan tubuh. Akibatnya, tubuh mudah jatuh sakit dan produktivitas menurun drastis. Kondisi ini bisa menjadi hambatan besar jika dibiarkan terus-menerus.

Penting bagi mahasiswa yang bekerja untuk menjadikan kesehatan sebagai prioritas. Menyisihkan waktu untuk istirahat cukup, makan bergizi, dan bergerak aktif meski sebentar bisa membantu menjaga stamina. Kesehatan yang terjaga bukan hanya mendukung aktivitas sehari-hari, tetapi juga membantu menjaga kestabilan emosi dan fokus. Tanpa tubuh yang sehat, semua target kuliah dan kerja akan jauh lebih sulit tercapai.

Menjadi mahasiswa sambil bekerja memang penuh tantangan, tetapi pengalaman ini membentuk karakter yang kuat dan tangguh. Semua kesulitan yang dihadapi akan menjadi pelajaran berharga dalam manajemen waktu, ketahanan mental, dan kemandirian. Selama ada tekad dan disiplin, kedua dunia ini bisa dijalani dengan seimbang dan menghasilkan pencapaian yang membanggakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us