Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Tips dari Psikolog untuk Mengatasi Kecemasan 

ilustrasi orang cemas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kecemasan sebenarnya merupakan respons normal yang bisa terjadi pada setiap individu ketika mereka mengalami stress atau takut. Kecemasan yang tidak dikelola dan diatasi dengan baik tak jarang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengelola dan mengatasinya demi mencapai sebuah kebahagiaan. Dr. Timothy Sharp, psikolog klinis dengan buku terjemahan "I'm Happy: 100 Cara Bahagia Bagi Orang Sibuk", memberi sepuluh tips mengatasi kecemasan. Apa saja sepuluh tips tersebut? Mari kita bahas satu per satu!

1. Sediakan 'waktu cemas'

ilustrasi orang termenung cemas (pexels.com/Liza Summer)

Beberapa individu menghadapi kesulitan dalam menahan kecemasannya. Kecemasan ini sering kali mengendalikan pikiran mereka secara konstan dan mengganggu aktivitas atau pekerjaan lainnya. Salah satu strategi efektif untuk menghadapinya menurut Dr. Sharp  adalah dengan mengalokasikan waktu khusus untuk merasa cemas.

Misalnya, kita dapat menentukan waktu selama satu setengah jam setelah jam kerja selesai. Ketika pikiran cemas yang mengganggu muncul pada waktu lain, katakan pada diri bahwa kita akan membahasnya secara mendalam saat 'waktu cemas' tiba. Pada saat waktu itu tiba, berfokuslah dengan sepenuh hati pada pikiran cemas tersebut. Sebelum tiba saatnya menjalani 'waktu cemas', kita perlu melepaskan pikiran-pikiran cemas itu dan memulai aktivitas atau pekerjaan kita.

2. Tanyakan kepada diri, "Apakah masalahnya bisa diselesaikan?"

ilustrasi orang termenung bertanya (pexels.com/Cottonbro Studio)

Kecemasan sebagian berperan sebagai proses pemecahan masalah. Ini menghasilkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian buruk dan mendorong kita untuk mencari solusi guna menghindari hasil yang tidak diinginkan.

Namun, individu yang mengalami kecemasan sering menghadapi kesulitan dalam menghentikan kekhawatiran mereka, terutama ketika mereka mencoba memecahkan masalah-masalah yang tidak dapat segera diatasi. Oleh karena itu, ketika kita berada dalam 'waktu cemas', pertanyaan utama yang harus kita ajukan adalah apakah kecemasan kita disebabkan oleh masalah yang belum terselesaikan atau tidak.

3. Berlatih berpikir realistis

ilustrasi orang berfikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika kita menghadapi masalah yang dapat kita selesaikan, penting untuk memastikan bahwa harapan kita realistis. Orang-orang yang mengalami kecemasan sering sulit untuk tidak khawatir karena mereka terus berusaha mencari solusi yang sempurna. Namun, ini jarang berhasil. Oleh karena itu, ketika kita berusaha menyelesaikan masalah, penting untuk mencari solusi yang masuk akal daripada yang sempurna.

Orang-orang yang mengalami kecemasan cenderung terampil dalam memberikan alasan mengapa solusi tidak akan berhasil. Namun, mereka kurang terampil dalam memikirkan alasan mengapa solusi bisa berhasil. Oleh karena itu, ketika kita mencoba memecahkan masalah, penting untuk mengevaluasi berbagai solusi dengan cara seimbang, yaitu tidak hanya berfokus pada kemungkinan kegagalan, tetapi juga mempertimbangkan apa yang mungkin berhasil dengan baik.

4. Waspadai hadirnya pikiran-pikiran tak berguna

ilustrasi orang berfikir negatif (pexels.com/Moose Photos)

Salah satu alasan mengapa masalah dan solusi sering terlihat buruk adalah karena dalam keadaan cemas, kita cenderung membuat prediksi akan dua hal yang berlebihan. Pertama, kita memprediksi kemungkinan terjadinya sesuatu yang buruk. Kedua, kita memprediksi sejauh mana keburukan itu akan terjadi, jika memang terjadi.

Penting untuk mengingat semua waktu di masa lalu saat kita merasa cemas tentang sesuatu yang ternyata tidak terjadi. Cobalah untuk menjadi lebih realistis dalam menilai kemungkinan hasil yang mungkin terjadi. Ini bukan berarti berpura-pura positif tanpa alasan, melainkan menjadi lebih realistis dalam pandangan kita.

5. Jadilah teman baik bagi diri

ilustrasi orang melihat dirinya di cermin (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika kita mengalami kesulitan dalam melihat pikiran negatif kita secara objektif dan ingin menantangnya dengan cara yang lebih realistis, coba bayangkan bahwa kita adalah teman baik diri kita sendiri. Pikirkan tentang semua pikiran negatif yang sedang kita hadapi atau katakan kepada diri sendiri, misalnya: "Aku adalah seorang pecundang. Aku tidak pernah berhasil dalam apa pun. Mungkin lebih baik untuk menyerah saja sekarang."

Jika teman baik kita mengatakan hal-hal ini tentang diri mereka sendiri, apa yang akan kita katakan kepada mereka? Bagaimana kita akan melawan energi negatif dan kritik yang mereka alamatkan pada diri mereka sendiri? Sekarang, ingatkan diri kita untuk menjadi teman baik bagi diri sendiri, dan tantanglah pikiran-pikiran negatif kita dengan cara yang sama.

6. Gunakan hati dan kepala kamu

ilustrasi orang fokus pada hati dan kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terkadang, ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan segera. Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk mengadopsi pendekatan yang disebut 'fokus emosi' daripada 'fokus masalah'. Artinya, kita perlu menerima kondisi yang ada dan berupaya untuk menghadapi masalah-masalah tersebut.

Pendekatan 'fokus emosi' melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap emosi yang kita rasakan sebagai respons terhadap situasi yang sulit. Daripada berusaha keras memecahkan masalah yang tidak dapat segera diatasi, lebih baik kita fokus pada cara-cara untuk mengelola dan menghadapi emosi tersebut. Ini berarti memberikan perhatian pada perasaan kita, menerima ketidakpastian, dan melibatkan diri dalam tindakan yang konstruktif dan bermanfaat. Pendekatan 'fokus emosi' membantu kita menerima kondisi yang ada dan berusaha mengelola emosi serta menghadapi masalah tersebut dengan bijak.

7. Tetap tenang

ilustrasi orang santai (pexels.com/Natalie Bond)

Dikarenakan kecemasan memiliki kecenderungan untuk merambat, orang yang mengalami kecemasan sering mengalami gangguan kronis seperti tegangnya otot, kesulitan berkonsentrasi, masalah tidur, kesulitan dalam pengambilan keputusan, dan agitasi (mulai dari 'cemas' dan tidak bisa rileks sepanjang waktu).

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dengan sengaja berusaha mencapai keadaan rileks, bahkan untuk selama beberapa menit saja dalam sehari. Dan olahraga fisik merupakan salah satu cara yang paling ampuh untuk mencapai hal itu.

8. Pusatkan pikiran

ilustrasi orang memusatkan pikiran (pexels.com/Ivan Samkov)

Salah satu metode yang relatif baru namun terbukti sangat efektif dalam mengurangi kecemasan dan kekhawatiran adalah teknik pemusatan pikiran. Meskipun teknik ini tidak benar-benar baru, karena berasal dari tradisi meditasi Timur yang telah ada sejak zaman kuno.

Salah satu aspek penting dari teknik pemusatan pikiran ini adalah upaya untuk memusatkan perhatian pada masa kini. Kecemasan seringkali dapat muncul ketika perhatian kita terfokus pada masa depan. Oleh karena itu, jika kita dapat berhasil memusatkan perhatian kita pada masa kini, kecemasan akan mereda.

9. Jangan lupa tidur

ilustrasi orang tidur (pexels.com/Miriam Alonso)

Kecemasan dapat mengacaukan pola tidur seseorang. Sebagian besar orang mengalami kekhawatiran yang merayap pada malam hari ketika mereka berusaha untuk tidur.

Ini merupakan kebiasaan yang berbahaya dan dapat membuat kita terjaga dengan perasaan frustrasi karena sulit tidur. Penting untuk diingat bahwa waktu tidur seharusnya digunakan sebagai momen untuk relaksasi dan pemulihan diri.

10. Jangan berpikir semua harus kamu kerjakan sendiri

ilustrasi orang-orang menghabiskan waktu bersama (pexels.com/Elevate)

Sangat penting bagi kita untuk mengajak beberapa teman bergabung dalam kegiatan yang menyenangkan, serta membantu kita untuk melewati masa sulit. Pastikan kita terus menjalin komunikasi dengan teman-teman tersebut dan mengalokasikan waktu bersama. Mengusahakan agar kekhawatiran saat ini tidak menguasai pikiran kita sangatlah penting. Ingatkan diri kita tentang 'waktu cemas' yang sudah kita niatkan, dan arahkan perhatian kita sebanyak mungkin pada masa kini.

Dengan sepuluh tips di atas, kalian sudah tidak merasa bingung lagi, kan, mengenai bagaimana caranya untuk mengatasi kecemasan? Jangan lupa untuk memperaktikkan sepuluh tips tersebut, ya! Agar kalian bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik dan mencapai kebahagiaan. Semangat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us