Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Efektif Mendengarkan Orang Lain dengan Empati

ilustrasi restoran ternyaman (pexels.com/Anna Urlapova)

Mendengarkan dengan empati adalah keterampilan penting dalam Komunikasi interpersonal. Ini melibatkan memberikan perhatian penuh kepada orang lain, memahami perspektif mereka, dan merasakan apa yang mereka rasakan. Ketika kita mendengarkan dengan empati, kita membangun hubungan lebih kuat, meningkatkan pemahaman, dan menciptakan lingkungan komunikasi yang positif.

Berikut adalah lima tips efektif untuk mendengarkan orang lain dengan empati. Simak terus sampai poin terakhir, ya!

1. Berikan perhatian penuh

Ilustrasi pria minum air (pexels.com/Jack Sparrow)

Matikan gangguan seperti ponsel atau komputer dan fokuskan perhatian sepenuhnya pada pembicara. Jangan hanya berpura-pura mendengarkan atau menunggu giliran bicara.

Dengarkan dengan kehadiran mental dan fisik yang penuh. Melihat mata mereka, dengarkan dengan seksama, dan tunjukkan minat yang tulus melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Ketika kita memberikan perhatian penuh, kita menunjukkan penghargaan kepada pembicara dan menciptakan ruang yang aman untuk mereka berbagi pikiran dan perasaan mereka.

2. Praktikkan empati

Pria dan Wanita Duduk di Bangku (pexels.com/Andre Furtado)

Empati adalah kunci dalam mendengarkan dengan naluri. Praktikkan empati dengan berusaha memahami perspektif dan perasaan pembicara. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana rasanya berada di posisi mereka dan coba bayangkan bagaimana kamu akan merespons dalam situasi yang sama.

Dengan melihat dunia melalui kaca mata mereka, kita dapat memahami pemikiran dan perasaan yang mendasari kata-kata mereka. Tunjukkan empati dengan memberikan respons yang mendukung, seperti mengatakan "Aku bisa memahami bagaimana itu bisa membuatmu merasa" atau "Aku menghargai perasaanmu." Dengan mempraktikkan empati, kita menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan orang lain.

3. Hindari menghakimi

Berbicara berdua (pexels.com/Jopwell)

Mendengarkan dengan empati berarti juga menghindari menghakimi orang lain. Jangan membuat penilaian atau asumsi berdasarkan pengalaman atau keyakinan pribadi kita sendiri. Biarkan pembicara berbagi pikiran dan perasaan mereka tanpa takut dihakimi. Jika ada perbedaan pendapat, tetaplah terbuka dan hormati perspektif mereka.

Ingatlah bahwa tujuan kita adalah memahami, bukan untuk membuktikan siapa yang benar atau salah. Ketika kita menahan diri dari menghakimi, kita menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong pembicara untuk berbicara secara terbuka.

4. Praktikkan refleksi dan validasi

Bernegosiasi (pexels.com/Anna Shvets)

Refleksi melibatkan mengulang kembali apa yang telah dikatakan pembicara dengan kata-kata kita sendiri untuk memastikan pemahaman yang benar. Misalnya, "Jadi, yang kamu maksud adalah..." atau "Aku mendengar kamu mengatakan...". Validasi melibatkan mengakui dan menghargai perasaan dan pengalaman pembicara. Misalnya, "Aku mengerti bahwa itu bisa menjadi pengalaman yang menantang" atau "Aku menghargai keberanianmu dalam berbagi perasaanmu."

Dengan menggunakan refleksi dan validasi, kita menunjukkan kepada pembicara bahwa kita benar-benar mendengarkan dan memahami apa yang mereka sampaikan.

5. Jangan mengalihkan pembicaraan

Tertawa bersama (pexels.com/Monstera)

Terakhir, penting untuk tidak mengalihkan pembicaraan pada diri sendiri. Ketika orang lain berbicara, berikan perhatian sepenuhnya tanpa memperkenalkan topik tentang diri kita sendiri. Hindari merusak momen dengan membagikan pengalaman atau cerita yang tidak relevan. Biarkan pembicara memiliki ruang untuk berbagi dan merasa didengarkan.

Jika kita ingin berbagi pengalaman atau pandangan kita, tunggu hingga mereka selesai berbicara dan berikan respons yang relevan dengan apa yang telah mereka sampaikan. Dengan tidak mengalihkan pembicaraan pada diri kita sendiri, kita menunjukkan bahwa kita menghargai dan menghormati pengalaman orang lain. Dengan mengikuti tips ini, kita dapat menjadi pendengar yang lebih efektif dan mendukung orang lain dalam berbagi pikiran dan perasaan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us