Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Tips Menghadapi Krisis Identitas seperti yang Dialami Barbie

Margot Robbie dalam film Barbie (dok. Warner Bros. Pictures/Barbie)

Banyak anak yang memiliki Barbie sebagai mainan favorit. Boneka yang diproduksi Mattel tersebut identik dengan rambut pirang dan paras menawan. Popularitasnya pun kian memuncak setelah adanya film live action Barbie oleh Greta Gerwig beberapa waktu lalu.

Dalam film tersebut, Barbie mengalami kondisi yang tak biasa. Kaki yang biasanya jinjit tiba-tiba menapak dan munculnya selulit di bagian tubuh yang biasanya mulus. Barbie yang seharusnya selalu positive vibes bahkan sampai mempertanyakan kematian pada teman-temannya. Ia menjadi seperti manusia, bukan?

Barbie yang identik dengan dunia anak-anak kali ini terasa sangat berbeda. Film rilisan Warner Bros. Pictures ini menyelipkan banyak isu kehidupan, salah satunya krisis identitas. Hal tersebut dirasakan oleh Stereotypical Barbie, si tokoh utama.

Mempertanyakan diri sendiri memang sangat tak nyaman. Oleh karenanya, tips menghadapi krisis identitas seperti yang dialami Barbie ini bisa kamu praktikkan. Buktikan sendiri, ya!

1. Sadari keadaan dan tentukan pilihanmu

Adegan dalam film Barbie (dok. Warner Bros. Pictures/Barbie)

Ketika menyadari dirinya berbeda, Barbie pun panik dan ketakutan. Ia dihadapkan dengan dua pilihan, yakni membohongi diri bahwa dia masih normal seperti teman-temannya atau menjelajah ke dunia manusia demi menemukan jawabannya. Karena merasa butuh, Barbie pun akhirnya memutuskan pergi ke dunia nyata.

Kamu pun bisa meniru Barbie. Ketika menyadari dirimu berbeda dengan teman-temanmu, jangan membohongi dan mengutuk diri. Sadari saja setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Kamu tinggal tentukan pilihan apabila memang ada, serta pastikan siap dengan konsekuensinya. Dengan begitu, kamu bisa meminimalisir rasa sedih dan kecewa.

2. Cobalah untuk refleksi dan eksplorasi diri

adegan dalam film Barbie (dok. Warner Bros. Pictures/Barbie)

Barbie tidak berdiam diri ketika mengetahui dirinya berbeda. Walau awalnya ragu, akhirnya dengan berani dan optimis, pergilah ia ke dunia nyata.

Dalam semua ketidakpastian itu, Barbie tetap teguh pada keputusannya. Tak ada waktu untuk overthinking kemungkinan terburuk yang akan terjadi, karena yang penting lakukan saja dulu.

Daripada berdiam diri dan meratapi nasib, kamu juga bisa melakukan hal seperti Barbie. Mulailah eksplorasi diri dengan refleksi melalui journaling atau meditasi. Lakukan pula hal yang menjadi minatmu, seperti membaca buku self development atau mewarnai. 

3. Setelah menemukan diri sendiri, cintailah ia apa adanya

Margot Robbie dalam Barbie (dok. Warner Bros. Pictures/Barbie)

Di akhir cerita, Barbie akhirnya pulang ke Barbieland. Setelah mengalami hal-hal yang dia rasakan selama petualangannya, jati dirinya sudah tidak sama lagi. Akhirnya, Ia memutuskan untuk menerima jati dirinya yang baru dan merangkulnya dengan bangga.

Hal tersebut juga sepatutnya kamu lakukan. Teruslah berusaha untuk mencari siapa dirimu yang sebenarnya. Sama seperti yang Barbie lakukan, berhentilah membandingkan diri dengan orang lain dan mulai fokus pada dirimu sendiri. Apabila nanti akhirnya sudah ketemu, terima dan cintai diri apa adanya.

Menemukan jati diri pastinya bukan hal yang mudah. Butuh proses panjang dan tak jarang banyak rintangan yang terjadi. Namun, jadilah seperti Barbie, di mana dirinya pantang menyerah walau banyak badai berdatangan.

Barbie memberikan pelajaran bahwa krisis identitas wajar terjadi. Namun, daripada merasa rendah diri dengan pencapaian orang lain, lebih baik fokus untuk lebih mengenal dan mengeksplorasi diri sendiri di luar tuntutan sosial. Terlebih, setiap orang mempunyai jalan hidup dan waktunya masing-masing. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us