Patah hati, semua orang pasti sudah pernah mengalami. Ketika kesakitan itu menimpa diri, semua orang di sekeliling kita, entah saudara entah teman, pasti berusaha untuk menghibur. Ajakan bangkit tentu menjadi kekuatan tersendiri.
Tapi patah tetaplah patah. Hanya kita dan hati yang bisa merasakan. Untuk menghibur diri, ada beberapa kutipan yang cukup menginspirasi.
Tidak ada obat untuk cinta, kecuali dengan mencintai lebih dan lebih lagi.
Banyak orang bilang, waktu yang akan menyembuhkan luka. Namun, yang lebih tepat, waktu tidak menyembuhkan apa pun. Waktu berlalu begitu saja. Yang menyembuhkan luka adalah hal yang kita lakukan selama waktu berlalu, yang membantu, atau bahkan menghalangi proses penyembuhan luka itu.
Sejauh ini, racun terampuh bagi jiwa manusia adalah ketidakmampuan mereka memaafkan diri sendiri atau orang lain. Memaafkan bukan lagi pilihan, tapi sebuah kebutuhan untuk menyembuhkan luka.
Dengan tiga kata, saya bisa meringkas semua yang telah saya pelajari tentang kehidupan: hidup terus berjalan.
Memaafkan memang tak menghapus masa lalu yang pahit. Menyembuhkan memori bukan berarti menghapusnya. Sebaliknya, memaafkan apa yang tidak bisa kita lupakan akan menciptakan cara baru untuk mengingatnya. Kita hanya perlu mengubah ingatan masa lalu menjadi sebuah harapan bagi masa depan.
Hal tersulit yang bisa kamu lakukan adalah tersenyum saat sakit atau depresi. Tapi obat tanpa biaya ini adalah langkah pertama yang diperlukan jika kamu mau pulih.
Ada sesuatu yang indah di balik bekas luka sesakit apa pun. Bekas luka berarti luka sudah berakhir, luka tertutup dan sembuh, selesai.
Bila anak-anak sakit, apa yang terjadi? Mencari kenyamanan. Dia ingin mendekatimu dan merasakan sentuhanmu. Perlu juga merasakan cintamu. Lalu apa bedanya kamu dan anak-anak yang sedang sakit itu?
Saat satu pintu ditutup, pintu lainnya terbuka. Tapi kita sering melihatnya begitu lama dan menyesal ketika pintu yang terbuka itu tiba-tiba tertutup sehingga kita tidak melihatnya dibuka lagi untuk kita.
Yang lemah tidak pernah bisa memaafkan. Mengampuni adalah sebuah kekuatan.
Beberapa dari kita berpikir berpegangan membuat kita kuat; tapi kadang-kadang yang terjadi justru sebaliknya.
Kenyamanan terakhir yang sederhana, tapi tidak terasa dingin: Hati adalah satu-satunya instrumen rusak yang bekerja.
Ketika aku melihat ke belakang, aku menyadari bahwa setiap kali aku mengira ditolak dari hal baik, sebenarnya aku sedang diarahkan ke sesuatu yang lebih baik.
Hubungan itu seperti kaca. Terkadang lebih baik membiarkannya patah daripada mencoba menyakiti diri sendiri untuk mengembalikannya.
Sembuh tidak berarti sakit itu tidak pernah ada. Artinya, sakit tidak lagi mengendalikan hidup kita.
Bagaimana perasaanmu setelah membaca ini?