3 Konflik yang Muncul saat Menikah Tanpa Restu Orangtua

Menikah tanpa restu orangtua adalah hal yang dianggap kurang baik di kalangan masyarakat. Selain dipandang bermasalah, ini juga akan menjadi pengalaman yang penuh dengan tantangan. Belum lagi berpotensi menimbulkan konflik dalam hubungan pernikahan.
Kemungkinan munculnya konflik akan terasa lebih besar dan lebih sulit dilalui dibanding dengan menikah dengan restu orangtua. Sebab masalahnya akan terjadi sepanjang pernikahan tersebut berlangsung. Jika tidak bijak menghadapinya, ini akan menjadi beban yang sangat melelahkan seumur hidup.
Sebelum memutuskan untuk menikah tanpa restu orangtua, pahami tiga konflik yang bisa kerap muncul nantinya. Simak penjelasannya sebagai berikut!
1.Konflik internal dalam hubungan keluarga

Menikahi pasangan tanpa restu akan mendatangkan konflik internal terutama dalam hubungan keluarga. Sudah tentu akan ada perasaan diabaikan atau tidak dihargai oleh keluarga. Mendatangkan keadaan yang terisolasi atau merasa seperti harus memilih antara pasangan dan keluarga.
Hal ini dapat menyebabkan stres emosional dan ketidaknyamanan yang mendalam. Perasaan ini akan terus berkecamuk, kamu dan pasangan akan menjadi kesulitan dalam akses dengan orangtua, permasalahan warisan, pertengkaran dan sebagainya.
Konflik internal juga bisa menghilangkan kontak secara fisik dan membuat hubungan dengan keluarga lain merenggang. Rasa dendam kerap kali melatarbelakangi sikap yang seharusnya gak diperlukan. Kamu juga akan kesulitan untuk menjelaskan kepada anak nantinya saat dewasa.
2.Konflik batin yang berkepanjangan

Batin yang tidak tenang juga akan membuat kehidupan jadi tidak menyenangkan. Sebalik hati ada perasaan bersalah, meskipun kini kamu mungkin telah hidup bahagia bersama dengan pasangan. Namun, kamu juga merasakan bahwa ini ada cara yang salah.
Perasaan sedih karena sudah melukai hati orangtua karena tidak mengindahkan perkataannya. Konflik batin ini akan terus dirasakan selama kamu dan pasangan belum memperbaiki hubungan satu sama lain.
Tidak mudah memperbaiki hubungan yang telah rusak apalagi jika itu dengan orangtua. Beban emosional ini akan semakin terasa menyiksa seperti duri yang menusuk tubuh. Semakin lama rasannya semakin sakit dan mungkin akan membuatmu menyesal nantinya.
3.Konflik emosional karena kehilangan dukungan keluarga

Terakhir, konflik yang juga harus diwaspadai adalah kemungkinan kamu tak lagi memiliki dukungan keluarga. Tentu ada alasan yang membuat orangtua tidak setuju dengan hubungan kamu dan pasangan. Bisa jadi itu karena perbedaan nilai, keyakinan, budaya yang menjadi sumber ketegangan yang signifikan. Tentu setiap pihak mungkin memiliki harapan yang berbeda terkait pernikahan.
Ketika setelah menikah nantinya kamu dan pasangan memiliki masalah, maka kamu tak lagi memiliki pendukung setia. Kamu akan bingung harus bercerita kemana atau meminta pertolongan kepada siapa. Sebab bisa jadi orangtua telah mewanti-wanti akan hal ini sebelumnya, tapi kamu tidak banyak mendengarkan.
Dengan memahami konflik-konflik ini, kamu dan pasangan bisa mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Dengan mencari solusi yang sehat bagi kedua belah pihak, diharapkan bisa memperkuat alasan untuk memahami pentingnya restu orangtua. Agar bisa membangun kehidupan pernikahan yang bahagia dan langgeng nantinya.