Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Masalah yang Timbul dari Pasangan yang Terlalu Kenal Satu Sama Lain

ilustrasi wanita (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setiap kita pasti ingin relasi yang intim dengan seseorang; sebuah hubungan yang terbuka dan transparan dimana kita bisa menjadi diri kita apa adanya. Hal tersebut tidak salah, malah wajar dan sangat disarankan agar hubungan yang intim dan kuat.

Namun, tahukah kamu, mengetahui terlalu banyak tentang pasangan dapat mengganggu harmoni hubungan? Bila kalian selalu menghabiskan waktu berdua dan tidak pernah memberi ruang personal untuk satu sama lain, hubungan tersebut malah bisa menjadi bumerang untuk diri sendiri.

Meskipun awalnya terlihat sepele, empat hal ini bisa menjadi duri dalam hubungan bila tidak ditanggapi dengan serius. Jangan lengah!

1.Kamu mulai melihat doi sebagai sebuah pola, bukan lagi seorang pribadi

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock Project)

Ketika kamu sudah mengenal seseorang secara mendalam, kamu akan cenderung melihat pola dalam seseorang. Misal, bagaimana caranya berpikir, caranya menanggapi sesuatu, caranya menyelesaikan masalah, dan lain-lain.

Bila terlalu fokus pada pola tersebut, lambat laun kamu jadi tidak lagi melihatnya sebagai seorang pribadi. Kamu hanya melihat perasaan dan pemikirannya tanpa mengabaikan fakta bahwa ia bisa bertumbuh dan berubah.

Dampaknya dalam hubungan, kamu jadi tidak lagi excited dengan pasanganmu. Kamu menganggap diri sebagai yang paling mengenal, sampai berasumsi macam-macam tentang doi tanpa mau mencari tahu kebenarannya.

2.Asumsi menggantikan komunikasi

ilustrasi wanita (pexels.com/Ron Lach)

Perasaan familiar seringkali membuatmu beranggapan bahwa kamu tahu segalanya tentang pasanganmu. Pikiran, perasaan, atau preferensinya—semua hal itu sudah kamu hafal di luar kepala.

Serhingga, ketika ada sesuatu terjadi, kamu mendahulukan asumsi dan persepsi pribadimu alih-alih berkomunikasi dengan pasaangan. Ketika dia cemberut, kamu asumsi dia sedang bad mood. Hal ini yang kemudian mengikis komunikasi dan keakraban dalam relasi.

Hati-hati, banyak konflik yang juga bersumber dari asumsi. Kamu tidak tahu, tapi bersikap sok tahu. Kamu tidak pernah bertanya, tapi langsung menduga-duga jawaban pasanganmu.

3.Terbentuknya ekspetasi yang tidak realistis pada pasangan

ilustrasi komunikasi (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Semakin dekat dengan seseorang, semakin kamu punya ekspetasi pribadi tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku atau meresponi sesuatu. Misal, kamu berharap dia terus terang padamu setiap alami bad mood.

Ketika pasanganmu bersikap di luar ekspetasi, tentu kekecewaan dan rasa frustrasi muncul. Ini yang bisa menjadi bumerang bagi hubungan. Kamu tidak bisa fokus pada sosok pasanganmu sekarang, melainkan pada sosok ideal yang kamu ciptakan dalam benakmu sendiri.

4.Familier berujung pada bosan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Thirdman)

Coba ingat-ingat awal masa pendekatan dulu. Ada perasaan senang, berdebar-debar, gembira ketika awal mendekati doi. Apa perasaan itu masih sama seperti sekarang?

Bila tidak, maka hati-hati. Hilangnya perasaan excited untuk mengenal satu sama lain bisa membuat hubungan yang aman dan stabil secara emosional terasa stagnan.

Hubungan jangka panjang bisa jadi bumerang bila tidak di-maintain dengan baik. Ini tentang menjaga komitmen yang sudah dibuat di awal, ketika kamu dan doi sudah mengenal satu sama lain dengan dekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Caroline Graciela Harmanto
EditorCaroline Graciela Harmanto
Follow Us