Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Keputusan Childfree Harus Dibuat Bersama Pasangan

ilustrasi ibu hamil(pexels.com/leahkelley)

Keputusan untuk childfree, atau memilih untuk tidak memiliki anak dalam pernikahan, adalah pilihan yang semakin banyak dipertimbangkan oleh pasangan modern. Meski demikian, keputusan ini bisa menjadi topik yang sensitif, terutama jika salah satu pihak merasa ragu atau belum sepenuhnya setuju.

Keputusan sebesar ini idealnya didiskusikan dan disepakati bersama, bukan hanya diambil oleh satu pihak. Berikut adalah lima alasan mengapa keputusan childfree harus dibuat bersama pasangan dan tidak boleh berdasarkan ketetapan sepihak. 

1. Dampaknya langsung kepada kedua belah pihak

ilustrasi perempuan hamil (pexels.com/Leahnewhouse)

Keputusan untuk tidak memiliki anak adalah keputusan besar yang memengaruhi kedua pasangan dalam berbagai aspek, mulai dari kehidupan sosial, rencana masa depan, hingga dinamika pernikahan. Jika keputusan childfree diambil hanya oleh satu pihak, pasangan lain mungkin akan merasa kehilangan, kecewa, atau tidak terpenuhi keinginannya. Ini bisa menjadi sumber konflik dan ketegangan dalam hubungan, terutama jika salah satu pasangan sangat mendambakan memiliki keturunan.

Karena dampaknya besar dan langsung pada kehidupan masing-masing, sebaiknya keputusan ini didiskusikan secara mendalam, dengan mempertimbangkan keinginan dan aspirasi kedua pihak. Mengambil keputusan bersama memastikan bahwa keduanya siap menghadapi konsekuensi emosional dan sosial yang mungkin timbul di masa depan.

2. Komunikasi terbuka yang saling menghargai

ilustrasi perempuan hamil (pexels.com/Leahnewhouse)

Kepercayaan dan rasa hormat adalah fondasi penting dalam pernikahan. Ketika satu pihak mengambil keputusan childfree tanpa mempertimbangkan pandangan pasangan, hal ini bisa merusak rasa saling percaya dan menghormati dalam hubungan. Pasangan yang merasa pendapatnya tidak dihargai mungkin merasa dilupakan atau tidak dianggap penting dalam pernikahan, yang pada akhirnya bisa menimbulkan perasaan frustrasi dan penyesalan.

Keputusan sepenting ini sebaiknya dibuat dengan komunikasi terbuka dan saling menghormati. Dengan mendiskusikan pilihan childfree bersama-sama, pasangan dapat saling memahami alasan di balik keinginan tersebut dan mencari jalan tengah yang mengakomodasi aspirasi masing-masing.

3. Menghindari penyesalan di masa mendatang

ilustrasi menyesal (pexels.com/Leahnewhouse)

Memutuskan untuk childfree adalah keputusan yang dapat berdampak seumur hidup. Tanpa adanya diskusi yang matang, salah satu pihak mungkin merasa menyesal di kemudian hari, terutama jika keputusan tersebut dirasa terburu-buru atau hanya diambil untuk memenuhi keinginan pasangannya. Penyesalan ini bisa memengaruhi kualitas hubungan jangka panjang dan bahkan menimbulkan rasa frustrasi, yang dapat merusak keharmonisan pernikahan.

Dengan membicarakan keputusan childfree bersama, pasangan dapat lebih memahami dampak dan konsekuensi jangka panjang yang akan dihadapi. Diskusi yang terbuka juga memberikan waktu bagi masing-masing untuk memikirkan dengan matang dan memastikan keputusan diambil tanpa adanya paksaan atau penyesalan di masa depan.

4. Mempengaruhi banyak aspek bersama di keluarga

ilustrasi menyesal (pexels.com/Leahnewhouse)

Memutuskan untuk childfree tidak hanya berkaitan dengan aspek pribadi, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain, seperti ekonomi, sosial, dan keluarga besar. Pasangan yang tidak membahas keputusan ini bersama-sama mungkin melewatkan berbagai aspek penting yang bisa memengaruhi keputusan mereka di masa depan. Misalnya, memiliki anak mungkin memengaruhi kondisi finansial, gaya hidup, serta rencana masa depan keluarga besar.

Jika satu pihak mengambil keputusan tanpa diskusi, ini bisa mengabaikan faktor-faktor penting yang mungkin baru terasa dampaknya di kemudian hari. Dengan membicarakan bersama, pasangan bisa memikirkan dengan matang apakah childfree benar-benar menjadi pilihan terbaik bagi mereka berdua atau masih ada pilihan lain yang bisa dipertimbangkan.

5. Menghindari konflik dengan keluarga besar

ilustrasi konflik keluarga (pexels.com/Leahnewhouse)

Di banyak budaya, kehadiran anak dalam pernikahan adalah hal yang sangat diharapkan oleh keluarga besar, terutama orang tua. Memutuskan untuk childfree dapat memicu konflik dengan keluarga besar jika tidak dikomunikasikan dengan baik. Jika keputusan ini hanya diambil oleh satu pihak, pasangan lain mungkin merasa terjebak di antara keinginan pasangannya dan harapan keluarganya.

Dengan berdiskusi bersama, pasangan bisa mencari cara terbaik untuk mengomunikasikan keputusan mereka kepada keluarga besar, sehingga bisa menghindari konflik dan ketegangan yang tidak perlu. Pasangan yang sepakat dan solid dalam menghadapi kemungkinan reaksi dari keluarga besar juga lebih siap untuk menghadapi berbagai tekanan atau pertanyaan yang mungkin muncul.

Memilih untuk childfree adalah pilihan pribadi yang sah dan harus dihormati. Tetapi, agar pilihan ini tidak menimbulkan konflik, pastikan keputusan childfree harus dibuat bersama pasangan. Dengan begitu, pernikahan dapat berjalan harmonis dan setiap pasangan merasa dihargai dalam setiap langkah hidup yang diambil bersama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
febi wahyudi
Editorfebi wahyudi
Follow Us