5 Cara Menghadapi Teman yang Attention Seeker, Jangan Langsung Jauhi!

- Teman yang suka mencari perhatian bisa bikin situasi jadi gak nyaman, tapi sebaiknya jangan langsung menjauhi mereka.
- Coba memahami alasan di balik perilaku attention seeker, seperti kebutuhan emosional yang gak terpenuhi atau mekanisme pertahanan diri.
- Berikan perhatian secara strategis saat mereka bersikap normal, set boundaries dengan cara lembut, dan arahkan energi mereka ke aktivitas positif.
Pernah gak sih, kamu merasa kesal dengan teman yang selalu ingin jadi pusat perhatian? Mereka bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan spotlight, mulai dari bercerita berlebihan, menginterupsi pembicaraan orang lain, sampai membuat drama dari masalah sepele. Teman dengan perilaku attention seeker ini sering bikin situasi jadi gak nyaman, apalagi kalau kamu tipe yang lebih suka ketenangan dan gak suka jadi pusat perhatian.
Meski begitu, langsung menjauhi mereka bukanlah solusi terbaik. Ingat, di balik perilaku yang kadang menjengkelkan itu, biasanya ada alasan tersendiri yang membuat mereka bertindak seperti itu. Bisa jadi karena mereka kurang mendapat perhatian di masa lalu, punya masalah kepercayaan diri, atau bahkan gak sadar kalau perilaku mereka mengganggu orang lain. Daripada langsung cut off, yuk coba lima cara cerdas menghadapi teman attention seeker berikut ini!
1. Pahami motivasi di balik perilaku attention seeking mereka

Langkah pertama yang paling penting adalah mencoba memahami kenapa temanmu berperilaku seperti itu. Attention seeking gak selalu hanya ingin terlihat keren atau mendominasi, tapi bisa jadi ada kebutuhan emosional yang gak terpenuhi. Beberapa orang mencari perhatian karena merasa kesepian, kurang dihargai di lingkungan lain, atau mungkin itu cara mereka mengatasi kecemasan sosial yang justru mereka alami.
Coba perhatikan kapan temanmu mulai berperilaku attention seeking. Apakah saat dia merasa terabaikan dalam grup? Atau mungkin ketika ada topik yang dia kurang kuasai? Dengan memahami trigger-nya, kamu bisa lebih empati dan sabar menghadapi mereka. Yang penting, jangan langsung melabel mereka sebagai orang yang menyebalkan, karena perilaku attention seeking seringkali adalah mekanisme pertahanan diri yang mereka kembangkan untuk bertahan di lingkungan sosial.
2. Berikan perhatian secara strategis saat perilaku positif muncul

Attention seeker pada dasarnya membutuhkan pengakuan, jadi berikan itu secara strategis saat mereka gak sedang berperilaku berlebihan. Ketika temanmu bersikap normal dan berbagi cerita atau opini dengan cara yang wajar, tunjukkan bahwa kamu benar-benar mendengarkan. Berikan respon positif, ajukan pertanyaan terbuka, dan beri apresiasi yang tulus atas hal-hal baik yang mereka lakukan atau katakan.
Dengan memberikan perhatian di momen yang tepat, kamu sebenarnya sedang melakukan positive reinforcement yang bisa mengubah perilaku mereka perlahan-lahan. Mereka akan belajar bahwa untuk mendapatkan perhatian, gak perlu melakukan hal-hal yang berlebihan. Yang tak kalah penting, pastikan perhatian yang kamu berikan tulus, bukan sekadar formalitas. Attention seeker biasanya sensitif dan bisa membedakan perhatian yang genuine dengan yang terpaksa.
3. Tetapkan batasan yang jelas dengan cara yang gak menyinggung

Setting boundaries adalah keterampilan penting dalam menghadapi teman attention seeker. Kamu berhak merasa nyaman dalam interaksi sosial, dan itu berarti boleh menetapkan batasan ketika perilaku mereka mulai berlebihan. Misalnya, kalau mereka suka memotong pembicaraan, kamu bisa bilang dengan lembut, "Aku menghargai antusiasme kamu, tapi boleh aku selesaikan dulu ceritaku?" atau "Aku paham kamu punya banyak hal menarik untuk dibagi, tapi mari kita dengarkan dulu pendapat yang lain."
Kunci utama dalam menetapkan batasan adalah cara penyampaian. Pastikan kamu melakukannya secara privat (gak di depan banyak orang), dengan nada suara yang netral, dan fokus pada perilaku spesifik, bukan menyerang kepribadian mereka. Jangan bilang "Kamu tuh attention seeker banget, bikin risih," tapi lebih baik katakan "Aku merasa agak sulit untuk ikut berkontribusi ketika pembicaraan kita jadi one way. Bisa gak kita coba untuk saling memberi ruang bicara?" Dengan pendekatan yang tepat, kebanyakan orang akan lebih terbuka menerima feedback.
4. Alihkan energi mereka ke aktivitas yang lebih positif dan produktif

Salah satu cara cerdas menghadapi teman attention seeker adalah dengan mengarahkan energi dan antusiasme mereka ke aktivitas yang lebih produktif. Orang yang suka mencari perhatian biasanya punya banyak energi, kreativitas, dan keberanian yang sebenarnya bisa jadi aset kalau disalurkan dengan tepat. Coba ajak mereka terlibat dalam kegiatan yang memang membutuhkan keterlibatan aktif tapi tetap dalam konteks yang positif.
Misalnya, kalau kalian sedang mengerjakan proyek kelompok, berikan mereka tanggung jawab presentasi atau bagian yang memang membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik. Kalau sedang hangout bareng teman-teman, minta mereka mengorganisir games atau aktivitas seru lainnya. Dengan begitu, mereka tetap mendapatkan perhatian yang diinginkan, tapi dengan cara yang gak mengganggu dinamika kelompok. Justru kalau berhasil, energi mereka bisa jadi nilai tambah yang membuat kegiatan kalian jadi lebih hidup dan menyenangkan.
5. Komunikasikan dampak perilaku mereka dengan bahasa yang empatik

Kadang, satu-satunya cara agar teman attention seeker berubah adalah dengan memberitahu mereka secara langsung, tapi dengan cara yang empatik. Banyak orang yang berperilaku attention seeking sebenarnya gak sadar kalau apa yang mereka lakukan berdampak negatif pada lingkungan sosialnya. Alih-alih menyimpan kejengkelan dalam hati atau menggosipkan mereka di belakang, lebih baik ajak ngobrol secara personal.
Gunakan formula komunikasi "Saya merasa... ketika kamu... karena..." Misalnya, "Aku merasa sedikit overwhelmed ketika kamu terus-terusan mengalihkan topik pembicaraan ke dirimu sendiri, karena kadang aku juga ingin berbagi ceritaku." Penting juga untuk mengakhiri percakapan dengan solusi konkret, seperti "Mungkin kita bisa coba saling bergantian menceritakan pengalaman kita, gimana menurutmu?" Dengan pendekatan yang tepat, banyak orang justru akan menghargai kejujuranmu dan ada kemungkinan besar mereka gak sadar telah melakukan hal tersebut.
Menghadapi teman dengan perilaku attention seeking memang butuh kesabaran ekstra, tapi ingat bahwa setiap orang punya alasan di balik perilakunya. Daripada langsung menjauh atau men-judge, coba terapkan kelima cara di atas untuk mengelola situasi dengan lebih bijak. Yang paling penting, jaga juga kondisi mental dan batasanmu sendiri. Semoga bermanfaat!