Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Harus Dipikirkan Sebelum Silaturahmi ke Mantan

ilustrasi chat mantan (pexels.com/mikoto.raw Photographer)
ilustrasi chat mantan (pexels.com/mikoto.raw Photographer)
Intinya sih...
  • Niat silaturahmi bisa jadi kedok perasaan yang belum selesai, bisa memicu curhat dan keterusan.
  • Pertimbangkan status hubungan mantan dan diri sendiri, chat bisa menimbulkan persepsi salah dan merugikan banyak orang.
  • Chat ke mantan bisa membuatnya tidak nyaman, buka pintu lama yang mungkin sudah ditutup rapat. Jaga jarak adalah bentuk silaturahmi paling bijak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kadang, rasa penasaran atau sekadar kangen masa-masa dulu bikin kamu kepikiran buat sekadar menyapa mantan lewat chat. Apalagi kalau momen tertentu seperti lebaran, ulang tahun, atau waktu mantan upload story yang bikin kamu kepancing nostalgia. Pertanyaannya, boleh gak sih chat mantan buat silaturahmi aja? Kayak niatnya baik, cuma mau menjaga hubungan baik aja gitu. Tapi ya kenyataannya gak selalu sesederhana itu.

Soalnya, chat mantan itu bukan hal remeh. Bisa jadi kamu mikir cuma silaturahmi, tapi ternyata malah buka pintu buat perasaan lama muncul lagi.  Jadi, sebelum kamu nekat buka WhatsApp dan ketik “Hai, apa kabar?”, mending pikirin matang-matang dulu. Ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangin biar gak jadi blunder di kemudian hari. Yuk bahas satu-satu!

1. Tujuan chat-nya beneran murni atau cuma modus?

ilustrasi chat mantan (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi chat mantan (pexels.com/SHVETS production)

Kadang niat silaturahmi tuh cuma kedok aja. Padahal dalam hati kecil, masih ada rasa yang belum kelar. Nah, ini yang bahaya. Kalau kamu masih sering kepikiran dia, masih suka stalking, atau merasa hubungan sekarang gak seindah dulu, itu tandanya kamu belum move on. Dan kalau belum move on, apapun alasan buat chat mantan pasti bakal belok arahnya. Chat ringan bisa berubah jadi ajang curhat dan akhirnya keterusan.

Kamu perlu jujur sama diri sendiri. Kalau memang ada perasaan yang belum selesai, mending tahan dulu. Jangan sampai kamu mengganggu hidup dia yang udah mungkin tenang, atau malah bikin dirimu sendiri makin galau. Silaturahmi itu niatnya baik, tapi kalau dasarnya masih baper, hasilnya bisa jadi toxic buat semua pihak.

2. Status hubungan kamu dan dia sekarang gimana?

ilustrasi chat mantan (pexels.com/Eren Li)
ilustrasi chat mantan (pexels.com/Eren Li)

Coba pikirin baik-baik, sekarang dia udah punya pasangan belum? Atau kamu sendiri udah punya hubungan baru? Ini penting banget karena chatting dengan mantan bisa menimbulkan persepsi yang salah, apalagi kalau salah satu atau keduanya udah punya pasangan. Bayangin kalau pacarmu tau kamu tiba-tiba nge-chat mantan cuma buat bilang “selamat ulang tahun”, bisa jadi ribut besar cuma gara-gara hal yang kamu anggap sepele.

Di sisi lain, kalau mantanmu yang udah punya pasangan, dan dia tetep bales chat kamu dengan antusias, itu juga bisa bikin pasangan dia ngerasa gak dihargai. Intinya, kamu harus mikirin dampak ke banyak orang, bukan cuma ke dirimu sendiri. Jangan egois dengan alasan nostalgia, padahal bisa jadi kamu lagi nyamber di saat yang salah.

3. Harus siap sama kemungkinan gak dibales

ilustrasi chat mantan (pexels.com/Sam Lion)
ilustrasi chat mantan (pexels.com/Sam Lion)

Kamu mungkin ngerasa niatnya baik, tapi belum tentu mantanmu nerima dengan cara yang sama. Bisa jadi dia udah bener-bener nutup buku, dan ketika kamu muncul, dia malah ngerasa gak nyaman. Bisa juga dia udah blocking kamu atau udah hapus nomor kamu dari kontak. Nah, kalau itu kejadian, jangan baper atau marah ya. Dia punya hak buat menjaga batasan.

Intinya, chat ke mantan itu kayak buka pintu yang udah lama ditutup rapet-rapet. Bisa aja kamu nyoba buka, tapi kalau dari dalam gak ada yang mau buka balik, kamu harus ngerti. Jangan maksa, jangan baper. Kadang hal terbaik yang bisa kamu lakuin ya dengan saling gak saling kontak.

4. Jangan gunakan momen tertentu buat alasan chat

ilustrasi chat mantan (pexels.com/Javier Pastrana)
ilustrasi chat mantan (pexels.com/Javier Pastrana)

Misal, hari raya, ulang tahun, atau momen dia dapet prestasi, kamu mungkin tergoda buat sekadar ngucapin selamat. Tapi hati-hati, ini bisa jadi celah buat obrolan yang gak perlu. Kadang satu ucapan bisa jadi lima balasan, lalu berakhir di obrolan panjang yang ngebangkitin kenangan lama. Kalau kamu gak kuat nahan diri buat gak nostalgia, mending tahan.

Silaturahmi gak harus lewat chat personal. Kamu bisa cukup kasih like atau komentar singkat di postingan publik, kalau emang niatnya sekadar apresiasi. Ada juga pilihan yang lebih baik lagi yakni doain aja diam-diam. Gak semua hal butuh aksi, kadang cukup diingat dalam doa pun udah jadi bentuk silaturahmi yang paling elegan.

5. Pertimbangkan dampaknya ke kesehatan mentalmu sendiri

ilustrasi chat mantan (pexels.com/Christopher Niño)
ilustrasi chat mantan (pexels.com/Christopher Niño)

Kadang setelah chat mantan, kamu jadi overthinking, mulai mikirin yang gak-gak, bahkan jadi flashback ke masa lalu dan bandingin sama kondisi sekarang. Ujung-ujungnya, bisa bikin kamu jadi kehilangan arah. Apalagi kalau ternyata dia gak respon sesuai ekspektasi, kamu bisa jadi kecewa dan malah nyalahin diri sendiri.

Silaturahmi itu bagus, tapi jangan sampai jadi bumerang. Kalau setelah chat kamu malah ngerasa makin galau, makin susah tidur, atau mood kamu jadi aneh, itu tandanya kamu belum siap. Dan gak semua hal harus dilakuin kalau ternyata justru ngerusak kestabilan emosimu. Jaga dirimu, jaga hatimu. Kalau ternyata kamu belum cukup stabil, tahan dulu. Fokus aja ke orang-orang yang beneran ada di hidupmu sekarang.

Pada akhirnya, chat mantan buat silaturahmi itu bukan masalah boleh atau gak boleh. Tapi lebih ke soal perlu atau gak perlu. Kamu harus jujur sama diri sendiri dan sadar bahwa keputusan kecil seperti chat bisa punya efek domino yang besar. Jadi, sebelum gercep ngetik “apa kabar?”, pikirin lagi baik-baik. Kadang menjaga jarak adalah bentuk silaturahmi paling bijak yang bisa kamu lakuin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us