Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Masalah yang Mungkin Terjadi di Awal Pernikahan, Perlu Diperhatikan!

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Trung Nguyen)

Masa awal pernikahan menuntut penyesuaian diri dari kedua belah pihak karena menikah merupakan proses menyatukan dua individu, dua kebiasaan, dan dua isi kepala yang berbeda. Masa awal pernikahan mungkin identik dengan masa bulan madu atau hari-hari yang menyenangkan, namun ada beberapa hal yang perlu diwaspadai dan dikelola agar kelak tidak menjadi masalah yang bisa mengancam keutuhan pernikahan. Berikut beberapa hal atau masalah yang mungkin muncul dan perlu diwaspadai di masa awal pernikahan.

1. Masalah penyesuaian diri

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Menikah adalah menyatukan dua individu unik nan berbeda, dengan kebiasaan dan isi kepalanya masing-masing. Menikah juga menyangkut tentang bertambahnya peran dan tanggung jawab, laki-laki menjadi suami dan perempuan menjadi istri. Perbedaan dan perubahan-perubahan yang terjadi ketika memasuki pernikahan ini akan memerlukan pembelajaran dan penyesuaian.

Perlu diperhatikan bahwa proses penyesuaian bisa menjadi masalah apabila kedua belah pihak atau salah satu pihak mempunyai rasa empati yang rendah serta tidak bisa menurunkan ego. Rasa empati diperlukan agar kita bisa memaklumi hal-hal pada pasangan yang mungkin tidak sesuai dengan standar kita. Perbedaan dalam pernikahan merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, yang bisa kita lakukan adalah melakukan penyesuaian dan mendiskusikan perbedaan tersebut agar kelak tidak menimbulkan masalah yang lebih besar.

2. Kebiasaan diri sebelum menikah

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setiap laki-laki dan perempuan dibesarkan dan tumbuh dalam lingkungan yang berbeda. Lingkungan ini akan sangat memengaruhi kejiwaan, kepribadian, dan kebiasaan seseorang. Cara berpikir dan sudut pandang seseorang terhadap sesuatu juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat dia tumbuh.

Perbedaan lingkungan dan latar belakang kehidupan antara laki-laki dan perempuan yang memutuskan menikah menyebabkan kedua belah pihak mempunyai referensi yang berbeda dalam memandang kehidupan rumah tangga. Pembagian peran dan tanggung jawab, pola kebiasaan, dan cara kerja dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga juga tentunya akan berbeda dalam sudut pandang laki-laki dan perempuan. 

Perbedaan kebiasaan ini akan melahirkan masalah jika kedua belah pihak tidak bisa menahan diri. Diperlukan keterbukaan dan keikhlasan yang tentunya memerlukan waktu agar terbentuk keseimbangan pola kebiasaan yang bisa diterima oleh suami maupun istri.

3. Ekspektasi yang terlalu berlebihan

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Timur Weber)

Memiliki ekspektasi tentang pasangan dan kehidupan pernikahan yang ideal merupakan sesuatu yang wajar. Namun, ekspektasi tidak selalu sesuai dengan realita dan kita tidak bisa memaksanya menjadi kenyataan. 

Setelah melalui beberapa bulan bersama pasangan, kita mulai menyadari bahwa sosok pasangan dan kehidupan pernikahan yang ada dalam bayangan tidak sesuai dengan kenyataan. Kondisi ini bisa saja menyebabkan kekecewaan yang mendalam. Beberapa orang memilih memendamnya di dalam hati namun tidak jarang kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas interaksi antara suami istri.

4. Pengaruh kejadian masa lalu

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Alena Darmel)

Setiap orang tentunya memiliki masa lalu, namun bukan berarti setiap kejadian di masa lalu bisa memengaruhi kehidupan rumah tangga. Beberapa contoh kejadian masa lalu yang dapat memengaruhi kehidupan rumah tangga di antaranya adalah pengalaman traumatis dengan orangtua atau keluarga, pengalaman diselingkuhi, atau kesalahan di masa lalu. Pengalaman dan ingatan traumatis ini harus dihilangkan dengan kesadaran penuh agar nantinya tidak berubah menjadi bom waktu dalam pernikahan.

5. Penyamaan persepsi

ilustrasi pasangan berselisih (pexels.com/Yan Krukau)

Kehidupan pernikahan memerlukan penyamaan persepsi dalam hal-hal yang krusial dan strategis. Beberapa hal krusial dalam rumah tangga yang perlu disamakan persepsinya adalah peran dan tanggung jawab dalam rumah tangga, hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta masalah keuangan.

Penyamaan persepsi sering kali diangggap menjadi hal yang tidak penting untuk dibahas. Padahal, beberapa masalah dalam pernikahan akar masalahnya terletak pada perbedaan persepsi antara suami istri. Jika perbedaan persepsi ini terus dibiarkan dan masing-masing pihak tetap berjalan dengan persepsinya sendiri maka dapat menyebabkan kerenggangan dalam rumah tangga.

Poin-poin di atas merupakan beberapa masalah yang mungkin muncul di masa awal pernikahan. Masalah tentunya sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan, termasuk dalam pernikahan. Namun, penjelasan di atas jangan sampai membuatmu cemas dan takut untuk menikah, namum jadikan sebagai pembelajaran dalam mempersiapkan diri menyambut pernikahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurul A
EditorNurul A
Follow Us