Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sikap yang Membuat Temanmu Merasa Ditinggalkan, Cemburu?

ilustrasi dua pria (pexels.com/Ricardo Esquivel)
ilustrasi dua pria (pexels.com/Ricardo Esquivel)

Dalam pertemanan yang telah terjalin bertahun-tahun pun tak ada jaminan segalanya akan mulus. Terkadang tanpa disadari awalnya, tahu-tahu saja pertemanan kalian sudah begitu renggang dan di ambang kehancuran. Oleh sebab itu, kehati-hatian dalam bersikap tetap diperlukan.

Temanmu bisa merasa ditinggalkan olehmu bahkan tanpa kamu benar-benar pergi dari sisinya. Lantas kamu dicap tidak setia kawan dan fake friend. Tenang, kamu gak pasti salah, kok. Tak jarang temanmu cuma salah paham saat menghadapi sikapmu yang seperti di bawah ini.

1. Kamu menghilang saban dia dalam kesusahan

ilustrasi perempuan sedih (pexels.com/Zakhar Vozhdaienko)
ilustrasi perempuan sedih (pexels.com/Zakhar Vozhdaienko)

Apakah tiadanya dirimu di dekatnya setiap ia ada masalah murni kebetulan? Ataukah kamu sengaja menghindarinya karena tak mau direpotkan? Cuma kamu yang tahu jawaban pastinya.

Namun, kawanmu menandai lenyapnya kamu lebih dari sekali ketika ia dalam kesusahan. Dirimu baru muncul lagi setelah beban hidupnya terangkat. Uniknya lagi, kamu tidak pernah menanyakan apa pun terkait kondisinya.

2. Kamu terlalu merahasiakan rencana hidupmu

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)
ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Benar bahwa rencana hidup termasuk dalam ranah privasi. Akan tetapi kalau kamu rapat sekali dalam menutupi rencana hidupmu, temanmu pun akan terheran-heran. Apa sih, yang kamu sembunyikan darinya?

Lebih tepatnya lagi, mengapa kamu sampai perlu begitu merahasiakannya? Benarkah dirimu cuma merasa malu atau ada maksud supaya dirimu tidak disamai olehnya? Ia merasa seperti sedang dicurigai bakal merusak rencana hidupmu kalau sampai dia tahu.

3. Dirimu juga tak menunjukkan kepedulian sedikit pun pada rencana hidupnya

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Ivan Samkov)

Barangkali kamu cuma gak mau mencampuri kehidupan pribadinya. Namun, orang lain dapat menangkapnya berbeda. Sebab di setiap rencana hidup, pasti akan ada perjuangan. Apalagi ketika usia kalian semuda ini. Niscaya bakal banyak sekali tantangan yang muncul.

Sikapmu yang acuh tak acuh terhadap rencana hidup yang diceritakan seorang teman, mengesankan kamu gak akan menemaninya berjuang. Dirimu mungkin telah memiliki rencana sendiri, seperti jalan berbeda yang memisahkan kalian. Kamu tidak mau membuang-buang waktu buat menyemangati atau menanyakan detail rencananya.

4. Kamu menolak berbagi informasi penting yang akan berpengaruh positif bagi hidupnya

ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)

Sekalipun informasi itu tidak penting untukmu, kamu tetap menyembunyikannya dari kawan yang membutuhkannya. Contohnya, kamu sudah bekerja dan ada lowongan di tempat kerjamu. Syarat-syaratnya cocok buat temanmu.

Namun, kamu sama sekali tidak mengabarinya. Entah apa yang ada dalam benakmu. Boleh jadi kamu cuma berpikir seharusnya dia sudah tahu karena iklannya ada di mana-mana. Akan tetapi di mata kawanmu, sikap diammu menandakan dirimu ingin sejauh mungkin darinya dengan tidak bekerja di satu kantor.

5. Dirimu memperluas jaring pertemanan tanpa melibatkannya

ilustrasi makan bersama (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi makan bersama (pexels.com/cottonbro studio)

Tentu saja kamu sangat berhak untuk berteman dengan lebih banyak orang. Apalagi pekerjaan terus mempertemukanmu dengan orang-orang baru. Otomatis jaring pertemananmu bertambah luas dengan sendirinya.

Dan bila kamu tidak memperkenalkan salah satu temanmu pada kawan-kawan barumu, ini juga sebetulnya wajar. Mereka tidak punya urusan yang sama. Namun buat temanmu yang gampang cemburu, meluasnya jaring pertemananmu terasa seolah-olah kamu sudah meninggalkannya.

Kapan kamu perlu memberikan penjelasan atas sikap-sikapmu yang seperti di atas? Hanya jika temanmu menanyakan alasannya. Misalnya, mengapa kamu tidak pernah membicarakan rencana hidupmu?

Jangan cuma berkata, "Gak apa-apa, kok." Jawaban itu tak akan memuaskannya. Lebih baik kamu mengakui belum punya rencana yang pasti atau khawatir membicarakannya dengan siapa pun justru membuatmu kehilangan fokus.

Kalau temanmu tak menanyakan apa-apa, kamu tidak perlu merasa bertanggung jawab atas perasaannya. Siapa pun bisa salah paham dengan sikapmu. Kamu tidak mungkin menghabiskan waktu untuk meluruskan setiapnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us

Latest in Life

See More

4 Penyebab AC Terus Meneteskan Air dari Depan, Jangan Panik!

14 Des 2025, 19:40 WIBLife