5 Tahap Uncoupling, Proses Putus dalam Hubungan Romantis

Mungkin kamu pernah atau sedang mengalami putus cinta. Hubunganmu dengan pasangan bermasalah, namun kalian tidak tahu kapan itu semua dimulai. Proses bermasalahnya suatu hubungan hingga harus berakhir bisa disebut dengan uncoupling.
Sebenarnya ada satu teori psikologis yang membahas dinamika suatu hubungan romantis, lho. Teori tersebut dicetuskan oleh Mark L. Knapp, seorang profesor di University of Texas yang pada tahun 1970-an sangat dikenal atas karyanya dalam penelitian komunikasi nonverbal dan hubungan antar manusia.
Teori Knapp membagi hubungan romantis dalam 10 tahap. Lima tahap awal adalah proses pendekatan, sedangkan 5 tahap akhir adalah proses perpisahan atau uncoupling. Kalau kamu penasaran dengan proses uncoupling sebelum akhirnya pasangan benar-benar putus, simak ulasan berikut, ya.
1. Differentiating

Tahap pertama yang menjadi awal uncoupling suatu hubungan adalah proses differentiating alias membedakan. Pasangan yang awalnya menyebut diri sebagai "kita" mulai meninggikan ego masing-masing dan memilih memperjuangkan keakuannya. Proses differentiating ini biasanya terjadi karena berbagai tekanan dalam hubungan maupun kehidupan pribadi masing-masing pasangan.
Dilansir majalah Forbes, para peneliti sepakat bahwa permusuhan, kritik, dan konflik yang terjadi dapat terakumulasi seiring waktu. Akibatnya, hubungan dapat memburuk secara bertahap. Perburukan hubungan juga bisa terjadi karena karakteristik individu yang sulit diubah seperti, ketidakpekaan, keengganan untuk berkompromi, atau kurangnya kepercayaan.
Namun proses differentiating ini tidak selalu berakhir dengan perburukan hubungan. Jika pasangan menyadari adanya ketegangan dan mulai mengurai permasalahan bersama, akhir yang buruk bisa dihindari.
2. Circumscribing

Dilansir Helpfull Profesor, tahap circumscribing alias pembatasan dimulai saat komunikasi menjadi lebih tegang dan pasangan mulai merasa terputus satu sama lain. Dalam fase ini, interaksi antara pasangan juga cenderung menurun sementara perselisihan terus terjadi.
Mark Travers, Ph.D. mengungapkan dalam majalah Forbes, "Jarak emosional semakin besar saat pasangan menahan diri untuk tidak berbagi pikiran dan perasaan mereka. Hubungan menjadi lebih tentang mempertahankan status quo daripada tentang menjalaninya dengan tulus. Contohnya, percakapan mungkin terbatas pada topik-topik logistik seperti pekerjaan rumah tangga atau jadwal."
3. Stagnating

Tahap ketiga dari proses uncoupling adalah stagnanting, artinya hubungan yang terhenti. Di tahap ini, pasangan akan lebih jarang berkomunikasi karena ada jarak yang lebar di antara mereka. Keduanya juga mungkin merasa bingung dan pasrah atas hubungan mereka, tidak berusaha untuk memperbaiki namun juga ragu untuk menghentikannya.
Mark Travers kembali mengungkapkan, "Hubungan mungkin berlanjut karena kebiasaan, kenyamanan, atau rasa takut akan perubahan. Tetapi hanya ada sedikit bahkan hampir tidak ada upaya untuk memperbaiki atau menghidupkan kembali hubungan tersebut."
4. Avoiding

Tahap selanjutnya dalam proses uncoupling adalah avoiding atau penghindaran. Dilansir Communication Theory pada tahap ini pasangan sengaja membatasi diri dari segala bentuk komunikasi untuk menghindari percakapan atau pertengkaran.
Penghindaran bisa dilakukan secara halus, misalnya menginginkan wakti sendiri, menghindari panggilan telepon dan berusaha tidak terlibat dalam percakapan. Untuk pasangan menikah, penghindaran fisik bisa dilakukan dengan tidur di kamar yang berbeda atau pulang di saat pasangan sedang tidak di rumah ataupun sedang tidur.
Hubungan emosional pasangan sudah lemah pada tahap ini. Keduanya mungkin sudah memutuskan untuk berpisah, meskipun belum mengungkapkannya.
5. Terminating

Tahap terakhir dalam proses uncoupling adalah terminating. Di tahap ini perpisahan sudah diikrarkan. Pasangan mungkin masih berkomunikasi untuk menyelesaikan beberapa persoalan akhir, namun keduanya mantap untuk berpisah.
"Sepasang kekasih mungkin akan melakukan pembicaraan terakhir untuk membahas perpisahan mereka, menyepakati cara menangani tanggung jawab, harta benda, atau situasi kehidupan bersama. Mereka mungkin juga mencoba merenungkan hubungan mereka dan memahami apa yang salah," ungkap Mark Travers seperti dikutip Forbes.
Perpisahan mungkin bukan hal yang mudah. Berbagai emosi akan muncul di proses ini seperti sedih, kecewa, menyesal, lega bahkan penerimaan.
Mengenali tanda-tanda uncoupling sebagai proses putusnya suatu hubungan romantis akan membuat kamu memahami bagaimana proses itu terjadi. Lebih jauh, kamu bisa melakukan usaha-usaha tertentu jika ingin hubungan romantismu dipertahakan sebelum terlambat.