Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kerugian Terlalu Jual Mahal dalam Hubungan, Saling Cinta Jujur Saja

ilustrasi pasangan (pexels.com/Taylor Thompson)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Taylor Thompson)
Intinya sih...
  • Jangan mudah didekati lawan jenis tanpa filter, tapi hindari sikap terlalu jual mahal.
  • Jangan membuatnya mundur dalam ketidakpastian.
  • Stop kebiasaan jual mahal yang menyiksa, ikuti kata hatimu dan hargai perjuangannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu terlampau gampang didekati lawan jenis tentu gak baik. Kurangnya filter rentan membuatmu didekati dan dimanfaatkan oleh lawan jenis yang berwatak buruk. Akan tetapi, dengarkan juga kata hatimu supaya tak salah bersikap dalam hubungan.

Jika orang yang mendekatimu tampak bersungguh-sungguh, tak memiliki rekam jejak yang buruk, serta kamu sendiri menyukainya hindari sikap terlalu jual mahal. Jangan terlalu lama dirimu menarik ulur perasaannya seolah-olah dia bakal selalu sabar menunggumu. Sekuat-kuatnya rasa cinta, sikapmu yang gak memberi kepastian bisa membuatnya memilih mundur.

Di titik kamu sebetulnya sudah jatuh cinta pada orang yang juga mencintaimu, kejujuran mesti diutamakan. Dirimu boleh sesekali menguji kesungguhannya, tetapi jangan seakan-akan membangun dinding yang tinggi. Buatmu yang masih suka mempersulit jalan orang yang mencintaimu dengan sepenuh hati, coba pikirkan enam hal berikut.

1. Pesaing mudah mengalahkanmu dalam perebutan hati

ilustrasi pasangan (pexels.com/PHOTOS by Corlette)
ilustrasi pasangan (pexels.com/PHOTOS by Corlette)

Jangan merasa terlalu aman dalam hubungan hanya lantaran saat ini sepertinya cuma kamu yang mengisi hati pasangan atau gebetan. Walaupun itu benar, di luar sepengetahuanmu boleh jadi ada orang yang juga menyukai dia. Artinya, tanpa dirimu menyadari sebetulnya ada perebutan hati di sini.

Seseorang mengejar-ngejar kamu, tetapi dia juga dikejar-kejar oleh orang lain. Bila dirimu sama sekali tak ada perasaan spesial padanya tentu gak jadi soal. Malah kamu bakal senang apabila ia akhirnya menghentikan usahanya mendekatimu dan bersama orang lain.

Akan tetapi apabila dirimu menyukainya pasti bakal patah hati dan menyesal seandainya seseorang berhasil mengalihkan perhatiannya darimu. Dia tahu cara memanfaatkan situasi. Saat seseorang merasa putus asa mendekatimu, ia masuk dengan lebih mudah ke hatinya.

2. Gak paham maksudmu, dia menelan mentah-mentah ucapanmu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Trần Long)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Trần Long)

Kalaupun gak ada saingan, kamu juga tak sepenuhnya aman. Apalagi ketika dirimu berhadapan dengan orang yang cukup lugu dalam hal asmara. Ia tidak tahu kapan kamu mengatakan sesuatu dengan sungguh-sungguh atau sekadar kode supaya dia berjuang lebih keras. 

Dia bukannya kurang mencintaimu. Namun, ia tak ingin membuatmu gak nyaman dan merasa sedang dipaksa. Ketika kamu bilang tidak mau berkencan dengannya apalagi disertai dengan raut wajah yang serius, ia mengartikannya sebagai penolakan. 

Tak hanya penolakan atas ajakan kencan saat itu, tetapi juga usahanya mendekatimu. Kamu menunggu-nunggu ajakan kencan lagi, tapi ternyata itu tidak pernah terjadi. Kalau sudah begini, apakah dirimu berani mengajaknya kencan duluan? Orang yang pergi belum tentu akan kembali.

3. Rasa tidak puas dalam diri karena tidak jujur

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mehmet Yasin Kabaklı)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Mehmet Yasin Kabaklı)

Bukan cuma pasangan atau gebetanmu yang tersiksa dengan sikap jual mahalmu. Kamu sendiri sebenarnya juga tak nyaman. Malah boleh jadi perasaanmu lebih menderita daripada dia yang menganggap sikapmu biasa.

Justru kegigihannya kian melukai hatimu yang terdalam. Sehabis dirimu menunjukkan sikap jual mahal selalu muncul perasaan bersalah. Kamu dihantui pertanyaan, kenapa harus melakukan hal tersebut? Rasa bersalah tambah kuat saat ia kembali mencoba mendekatimu.

Stop kebiasaan jual mahal yang menyiksa kalian berdua. Ikuti saja kata hatimu yang sesungguhnya. Bukan hal memalukan untukmu langsung bilang mau ketika diajak makan olehnya, misalnya. Pulang-pulang kamu malah bakal merasa gembira dan tahu telah melakukan hal yang benar.

4. Orang yang tangguh pun bisa menyerah

ilustrasi pasangan (pexels.com/Fernanda Pereira)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Fernanda Pereira)

Dia sebetulnya cukup tangguh dalam memperjuangkan cintamu. Akan tetapi, jika kamu gak kunjung memberinya lampu hijau bukan salahnya bila akhirnya menyerah. Perasaannya padamu mungkin tidak berkurang. 

Namun, ia mulai berpikir sampai kapan perlu berjuang? Bagaimana bila akhirnya semua perjuangannya sia-sia? Akal sehatnya akan mengambil alih perasaannya. Ia selama ini menuruti rasa cinta ternyata gak berhasil buat meluluhkan hatimu.

Lebih masuk akal baginya untuk menghentikan seluruh upaya itu. Makin panjang perjuangannya, makin banyak hal-hal lain dalam hidupnya yang dikorbankan. Tanpa kepastian hasil, barangkali itu menjadi tindakan terbodoh dalam hidupnya kalau terus saja dilakukan.

5. Gak nikah-nikah padahal saling cinta

ilustrasi pasangan (pexels.com/Yusuf Timur Çelik)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Yusuf Timur Çelik)

Tidak apa-apa kamu gak nikah-nikah kalau memang belum menginginkannya atau belum bertemu orang yang tepat. Akan tetapi bila jodoh sepertinya sudah di depan mata dan dirimu terus jual mahal, ini sikap yang berbahaya karena menyia-nyiakan kesempatan terbaik. Tanyakan ke diri sendiri, apa lagi yang hendak dicari olehmu?

Kamu cinta dia, demikian pula sebaliknya. Ia juga bukan orang jahat atau berwatak buruk. Kalaupun dirimu masih butuh persiapan untuk menuju pernikahan, setidaknya kasih sinyal yang positif atas setiap niat baiknya. Toh, dia juga gak memaksamu buat menikah sekarang juga.

Bicarakan apa-apa yang menurutmu masih perlu dipersiapkan. Seperti finansial hingga saat yang tepat apabila salah satu atau kalian berdua masih terikat perjanjian kerja yang melarang pernikahan dalam waktu tertentu. Tapi jangan sekali-kali dirimu bilang gak ada rasa padanya, ogah menikah dengannya, atau tak yakin kalian berjodoh.

6. Juga malu sendiri bila akhirnya kamu mau sama dia

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Gara-gara jual mahal, kamu bakal merasa serba salah. Kalau dirimu terus menarik ulur hubungan, kamu juga yang tersiksa dan merasa tak puas seperti dalam poin 3. Akan tetapi, ketika akhirnya dirimu mau dengannya pasti juga ada rasa malu. 

Ia tak mengungkit sikap jual mahalmu yang keterlaluan pun, rasanya kamu seperti menelan air liur sendiri. Apalagi bila dia suka menggodamu. Begitu pula teman-teman yang dahulu menjadi saksi perjalanan hubungan kalian mungkin tidak akan pernah melupakan segala tingkahmu.

Daripada dirimu kelak malu sendiri, mending lebih terbuka sejak sekarang. Pun ia sudah menjadi yang pertama mendekati serta jujur tentang perasaan. Kamu tinggal menyambutnya dengan respons positif atau setidaknya gak seperti antipati.

Dirimu jual mahal sedikit tak masalah biar seseorang tidak berpikir begitu mudah mendapatkan hatimu. Tapi tak usah sampai seakan-akan kamu mengingkari perasaan dan malah merugikan diri sendiri. Nikmati hubungan kalian serta rasa cinta yang ada.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us