Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Langkah Membebaskan Diri dari Delusionship, Kamu Berhak Bahagia

ilustrasi terjebak delusionship (pexels.com/cottonbro studio)

Pernah membayangkan seseorang yang belum menjadi milikmu adalah milikmu? Dalam bayanganmu, dia juga mencintai kamu dan kamu adalah miliknya. Di era digital yang kian terhubung, kamu mungkin akan terperangkap dalam delusionship – sebuah istilah yang merujuk pada hubungan yang hanya tercipta dalam benak dan harapan kamu, tanpa jejak kenyataan yang nyata.

Kamu perlu memahami bahwa proses memutuskan ikatan dengan delusionship membutuhkan upaya sadar untuk merobohkan tembok ilusi yang mungkin telah kamu bangun. Ini tidak hanya dilakukan dengan cara mengakui keberadaannya, melainkan juga menggali lebih dalam untuk menemukan akar perasaan dan kebutuhan yang mungkin telah mendorong kamu ke dalam situasi semacam ini. Yuk, simak ulasan tentang langkah-langkah membebaskan diri dari delusionship berikut ini!

1. Mengakui keberadaan delusionship

ilustrasi terjebak delusionship (pexels.com/Vera Arsic)

Langkah pertama dalam membebaskan diri dari delusionship adalah mengakui keberadaannya. Ini dilakukan dengan mengenali diri sendiri, menggali ke dalam kompleksitas pikiran dan perasaan yang telah kamu alami. Delusionship muncul ketika kamu membangun hubungan palsu dalam pikiran kamu, mungkin karena harapan yang tidak realistis atau interpretasi yang terlalu subjektif terhadap interaksi dengan orang lain. Pengakuan ini adalah langkah pertama untuk mematahkan pola pikir ini.

Melihat kembali momen-momen atau pesan yang mungkin telah kamu bentuk menjadi fondasi delusionship dapat membantu mengidentifikasi akar penyebabnya. Adalah penting untuk mengingat bahwa pengakuan ini bukanlah tanda kelemahan, tetapi sebuah langkah menuju keberanian dan pemahaman lebih dalam terhadap diri sendiri.

2. Realisasi bahwa hubungan tersebut mungkin tidak seberarti yang dianggap pada awalnya

ilustrasi terjebak delusionship (pexels.com/Pixabay)

Langkah kedua dilakukan dengan realisasi bahwa hubungan yang kamu percayai mungkin tidak seberarti yang kamu kira pada awalnya. Terkadang, kamu cenderung melibatkan diri dalam interpretasi yang terlalu optimis atau romantis terhadap interaksi dengan orang lain, menciptakan gambaran palsu tentang hubungan yang sebenarnya. Menerima kenyataan bahwa ekspektasi kamu mungkin tidak sesuai dengan realitas adalah langkah yang sulit tetapi sangat penting.

Mungkin kamu menangkap tanda-tanda kecil atau menciptakan narasi yang mendukung keyakinan kamu tentang delusionship. Mempertanyakan dan menantang interpretasi ini dapat membuka mata kamu terhadap kemungkinan bahwa hubungan itu mungkin tidak seunik atau berarti seperti yang kamu bayangkan. Ini bukan mengurangi value kamu, tetapi ini merupakan langkah kritis untuk membangun kecerdasan emosional.

3. Memahami kebutuhan yang mungkin sedang dicoba untuk dipenuhi

ilustrasi refleksi diri (pexels.com/Ismael Sánchez)

Setiap delusionship muncul dari kebutuhan atau keinginan tertentu yang sedang dicoba untuk dipenuhi. Ini bisa menjadi kebutuhan akan perhatian, pengakuan, atau koneksi emosional. Langkah ketiga melibatkan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan ini. Bertanya pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya kamu cari dalam delusionship dapat membuka jendela menuju solusi yang lebih sehat dan memuaskan.

Ketika kamu memahami akar kebutuhan ini, kamu dapat mencari cara yang lebih konstruktif untuk memenuhinya tanpa harus bergantung pada hubungan yang tidak nyata. Apakah itu melalui memperkuat hubungan yang sudah ada, mencari hobi baru, atau fokus pada pertumbuhan pribadi, pemahaman terhadap kebutuhan kamu menjadi kunci untuk melepaskan diri dari delusionship.

4. Menilai kerugian yang diakibatkan oleh delusionship

ilustrasi merasa sedih (pexels.com/Pavil Danilyuk)

Langkah keempat dilakukan dengan penilaian terhadap kerugian yang diakibatkan oleh delusionship. Ini mencakup refleksi mendalam tentang seberapa besar kamu telah mengorbankan untuk mempertahankan hubungan yang mungkin hanya ada dalam imajinasi kamu. Kerugian ini bisa berupa waktu yang terbuang, energi yang sia-sia, atau bahkan kerusakan pada hubungan nyata karena fokus yang terlalu berlebihan pada delusionship.

Melihat gambaran penuh dari kerugian ini dapat menjadi pendorong yang kuat untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Ini bukanlah tentang menyalahkan diri sendiri, tetapi lebih kepada mengakui dampak negatif yang mungkin terjadi dan memotivasi perubahan positif ke depannya.

5. Melakukan pertemuan langsung dalam kehidupan nyata (termasuk bertemu dengan teman)

ilustrasi bertemu dengan teman (pexels.com/Julia Larson)

Langkah selanjutnya dalam membebaskan diri dari delusionship adalah melibatkan diri dalam pertemuan langsung dalam kehidupan nyata. Ini termasuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial, bertemu teman-teman, dan menciptakan hubungan yang bersifat nyata. Mengalihkan fokus dari dunia maya ke kehidupan nyata dapat membantu merombak pola pikir dan membangun koneksi yang lebih mendalam dengan orang-orang di sekitar kamu.

Bertemu dengan teman-teman untuk berbagi pengalaman dan cerita dapat memberikan perspektif yang berharga. Aktivitas sosial seperti pertemuan kelompok, acara komunitas, atau bahkan perjalanan dapat menjadi sarana untuk membuka diri terhadap pengalaman baru dan membangun hubungan yang lebih nyata dan bermakna.

6. Jika diperlukan, istirahatlah dari penggunaan media sosial

ilustrasi beristirahat (pexela.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Media sosial sering menjadi tempat di mana delusionship berkembang, karena kamu dapat menciptakan narasi tentang hubungan tanpa harus menghadapi kenyataan. Jika diperlukan, langkah terakhir adalah memberikan diri istirahat dari penggunaan media sosial. Ini bukan hanya tentang membatasi interaksi online tetapi juga memberikan diri waktu dan ruang untuk merenung dan memperkuat koneksi di dunia nyata.

Selama istirahat ini, fokuslah pada aktivitas yang lebih nyata dan bermakna. Ini mungkin dapat dilakukan dengan mengejar hobi baru, fokus pada pertumbuhan pribadi, atau bahkan sekadar menikmati momen tanpa tekanan sosial media. Dengan mengambil jeda dari dunia maya, kamu dapat memberi diri kesempatan untuk restart dan membangun kembali hubungan dengan dunia nyata.

Ini bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi merupakan langkah penting menuju pertumbuhan dan kesejahteraan emosional. Dengan melangkah menjauh dari delusionship, kamu dapat membuka diri terhadap peluang hubungan yang lebih autentik, saling memberikan, dan memuaskan di dunia nyata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fairuz Marhaenda Prasida
EditorFairuz Marhaenda Prasida
Follow Us