7 Alasan Realistis Ketika Ditanya Kenapa Masih Belum Menikah

Kehidupan setiap orang lain tidak akan pernah bersama. Ada yang ditakdirkan untuk menikah muda, menikah di usia yang sudah tidak produktif dan ada pula yang ditakdirkan untuk tidak menikah.
Banyak kaum muda yang terusik dengan pertanyaan dari orang banyak yang kerap menanyakan waktu seseorang menikah. Banyak hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dijelaskan tetapi rasanya perlu diperjelas untuk sebagian orang. Alasan realistis ini hanya dirasakan oleh para pejuang dari pertanyaan "Kapan".
1. Bukan tidak menginginkan pernikahan, hanya saja ada pengalaman yang belum terlupakan

Pengalaman pahit yang berujung kegagalan dalam membangun suatu relasi dengan orang lain menjadi momen penting untuk tidak kembali menjalani cerita yang sama. Memulai cerita yang baru dengan orang yang baru rasanya belum menjadi keputusan yang tepat untuk saat ini. Bukan berniat untuk menyimpan pengalaman ini untuk selamanya, hanya saja semua membutuhkan waktu bukan?
2. Kegagalan pernikahan lain yang membuat yakin bahwa pernikahan bukan hal yang main-main

Kenyataan bahwa banyak pasangan di luar sana yang gagal untuk membangun rumah tangga sudah seharusnya menjadi pelajaran bagi yang belum menjalaninya. Kesadaran bahwa untuk membangun satu keluarga yang harmonis dan sevisi bukan hal yang mudah semakin membuat yakin bahwa semua hal patut dipersiapkan dengan baik sebelum memulai suatu babak baru kehidupan yang disebut pernikahan.
3. Kesadaran akan memantaskan diri yang juga masih belum juga tercapai

Menikah itu identik dengan menjadi pribadi yang sudah siap untuk menerima kekurangan dan kelebihan dari seseorang yang kelak akan menjadi pasangan. Sadar bahwa pernikahan itu merupakan hal yang sakral dan berlaku sekali seumur hidup, mempersiapkan diri untuk memiliki karakter yang siap untuk membangun rumah tangga juga penting.
Finansial penting, tapi tanggung jawab untuk kelak memiliki satu visi dalam rumah tangga juga tidak kalah penting!
4. Ada asa yang masih harus diwujudkan karena sudah terlanjur diimpikan!

Bukannya tidak mau menikah, hanya saja ada cita-cita yang masih layak diperjuangkan agar tercapai. Sama halnya dengan manusia lain yang masih belum merasa puas dengan impian yang masih belum didapatkan.
Bukan berarti belum memikirkan untuk menjalani kehidupan ruah tangga, hanya saja masih memilih untuk memrioritaskan mimpi yang belum terwujud sebelum terkubur untuk selamanya.
5. Usia untuk menikah itu hanya standar bagi kehidupan sosial, bukan pilihan untuk kehidupan terbaik seseorang

Melihat orang yang tinggal di luar sana rasanya lebih "beruntung" karena tidak merasakan tuntutan sosial dari sana sini untuk menikah di usia tertentu . Usia 25 tahun ke atas seperti sudah menjadi standar wajar bagi sesseorang untuk menikah. Tidak usah diperjelas bahwa ada fenomena yang tidak tertulis yang rasanya "janggal" melihat orang yang usia di akhir 20-an masih belum punya pasangan.
6. Bagaimana memikirkan pernikahan, ketika masih ada tanggung jawab yang harus diselesaikan?

Terkadang tidak harus dijelaskan bahwa kehidupan ini bukan hanya memikirkan diri sendiri. Ada hal-hal yang harus dikerjakan yang lebih penting daripada memikirkan diri sendiri. Tanggung jawab sebagai anak di dalam keluarga, belum lagi kalau sebagai anak tertua di dalam keluarga. Sekali lagi hidup bukan hanya untuk memikirkan diri sendiri!
7. Pernikahan itu mutlak rencana Sang Pencipta yang tidak pantas direvisi oleh manusia

Rancangan Sang Pencipta mutlak adalah rancangan sejahtera bagi setiap umatnya tak terkecuali masalah pasangan hidup dan pernikahan. Sulit untuk mengatakan bahwa kebaikan Pencipta hanya diukur berdasarkan sudah mendapatkan pasangan atau belum. Ukuran kasih sang Pencipta bukan hanya masalah pasangan, jika belum waktunya bukan berarti Pencipta tidak baik. Waktunya adalah waktu yang terbaik!