7 Sikap Pasangan Tanda Kamu dalam Hubungan Toksik, Waspada!  

Kalau kamu punya pasangan yang emotional abuse, melelahkan deh menghadapinya. Hubungan yang seharusnya sehat justru menjadi racun bagi dirimu, langsung disadari atau tidak. Emotional abuse merujuk pada cara mengendalikan orang lain dengan menggunakan emosi untuk mempermalukan, mengkritik, atau memanipulasi orang tersebut. Meski sulit dikenali, nyatanya emotional abuse termasuk pada kekerasan yang punya dampak buruk.

Untuk mengenali apakah pasanganmu punya perilaku emotional abuse, cobalah ingat bagaimana perkataannya kepadamu? Apakah kata-katanya dapat membuat kamu merasa tidak nyaman hingga membuat kamu merasa kehilangan harga diri? Biasanya, orang yang emotional abuse menuntut kamu dengan hal-hal yang gak realistis atau memerintahkanmu untuk mengesampingkan prioritasmu guna memenuhi kebutuhannya.

Selain emotional abuse, physical abuse juga termasuk pada sikap pasangan yang buat kamu ada dalam hubungan toksik. Physical abuse merupakan bentuk kekerasan fisik yang dapat dirasakan dampaknya secara nyata dan langsung oleh korban.

Namun, bagaimana jika hal tersebut justru kamu dapatkan dari pasanganmu, orang yang seharusnya dapat menghargai dan mendukungmu? Sudah jelas kan, kalau kamu mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari pasanganmu yang tidak hanya dilakukan sekali tetapi berkali-kali, kalian perlu melakukan refleksi dan evaluasi akan hubungan itu.

Ketika kamu menjalin hubungan dengan seseorang, kamu memang punya peran sebagai partner untuk pasanganmu. Namun, hal yang kerap disalahartikan adalah adanya rasa  kepemilikan yang membuat seseorang ingin mengontrol dan menguasai orang lain. Hal inilah yang kemudian membuat seseorang berperilaku posesif.

Kamu perlu ingat, ya, bahwa sikap mengontrol secara berlebihan ini bukan bentuk perhatian ataupun kasih sayang yang tepat. Dikatakan bahwa perilaku posesif merupakan cara seseorang mengatasi perasaan cemburu maupun rasa insecure terhadap pasangannya. Jelas melelahkan jika kamu menjalin hubungan dengan orang yang seperti ini. Jika kamu tidak dapat mengatasinya, kamu akan terus berada dalam kendalinya.

Apakah pasanganmu sering kali mengeluh? Mudah cemburu? Merasa insecure? Dan kerap memandang suatu hal dari sisi negatifnya saja? Sikap tersebut memang wajar, tetapi jika terjadi sesering mungkin, kamu pun merasa lelah menghadapinya, bukan?

Energi negatif yang dimiliki oleh seseorang nyatanya dapat menularkan orang lain yang membuat orang tersebut memiliki perasaan negatif pula. Hal ini terjadi pada orang yang termasuk energy vampire. Energy vampire memiliki kemampuan untuk menyerap energi positif orang di sekitarnya. Kalau kamu terus membiarkannya, hal itu dapat memengaruhi kondisi mentalmu.

Manipulatif merupakan perilaku seseorang yang memanipulasi orang lain. Orang yang manipulatif mampu memengaruhi perilaku, sikap, maupun pendapat orang lain tanpa disadari.

Apakah pasanganmu kerap mendominasimu dan bersikap manis agar kamu memenuhi keinginannya? Apakah kamu sering dibuat meminta maaf padanya untuk suatu hal yang sebenarnya bukan salahmu? Jika demikian, kamu perlu bertindak tegas dalam menghadapi pasanganmu.

Ketahuilah bahwa orang manipulatif berperilaku demikian untuk melindungi ego mereka serta menghindari mereka dari tanggung jawab maupun konsekuensi atas perbuatan sendiri. Jika kamu terus membiarkan dirimu dimanipulasi, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan mentalmu.

Playing victim masih berkaitan dengan perilaku manipulatif. Sebab, perilaku playing victim dimiliki oleh orang yang manipulatif. Playing victim merupakan tindakan seseorang yang membebankan kesalahan kepada orang lain. Pelaku playing victim memosisikan dirinya sebagai korban dalam suatu permasalahan.

Gimana rasanya kalau kamu disudutkan atas suatu permasalahan yang sebenarnya bukan kesalahanmu? Kalau pasanganmu termasuk kategori playing victim, dia bisa membuat kamu bersalah atas sesuatu hal yang sebenarnya bukan salahmu, melainkan kesalahannya. Dia bisa membuat kamu meminta maaf padanya.

Apakah pasanganmu kerap meremehkanmu, sikap menolak untuk berdiskusi, atau mengalihkan pembicaraan ketika kamu mengangkat topik yang sensitif? Jika iya, kamu perlu waspada dengan perilaku gaslighting-nya. Gaslighting merupakan bentuk hubungan toksik.

Jika pelaku playing victim selalu memosisikan dirinya sebagai korban dan kerap melihat masalah hanya dari satu sisi, pelaku gaslight berusaha untuk membuat korban merasa bersalah dengan beragam cara. Pelaku gaslighting umumnya melakukan berbagai macam tindakan agar pasangannya menanyakan atau meragukan pikirannya sendiri.

Menjaga dan mempertahankan hubungan memang bukanlah suatu hal yang mudah. Namun, jika hubunganmu dengan pasanganmu tidak dapat berjalan baik dan membahayakan kondisimu, kamu perlu mengevaluasi kembali hubungan itu. Jangan menyakiti dirimu sendiri.