"Misalnya, seseorang mungkin meneleponmu dan menceritakan semua tentang mobilnya yang mogok, bukan langsung meminta tumpangan ke tempat kerja," kata Sabrina Romanoff, PsyD, seorang psikolog klinis, mengutip Verywell Mind.
Alasan Dry Begging Red Flag dalam Relationship, Tanda Manipulasi?

Kamu mungkin pernah bertemu seseorang yang terus-menerus memberikan 'kode' meminta bantuan namun dengan tidak langsung atau secara halus. Istilah modern menyebut hal ini sebagai "dry begging".
Perilaku ini populer di media sosial dan menyebar di kalangan Generasi Z dan milenial. Meskipun mungkin terdengar tidak berbahaya atau bahkan bisa diterima, dry begging bisa menjadi tanda bahaya utama dalam hubungan percintaan, bahkan mengarah ke manipulasi.
Penting untuk mengenali perilaku dry begging dan mengambil langkah untuk mengatasinya. So, mari kita bahas seputar dry begging di sini!
1. Apa itu dry begging?

Dry begging merupakan cara tidak langsung untuk mencari dukungan, baik emosional, finansial, maupun praktis, tanpa memintanya secara langsung.
Hal ini mengacu pada praktik mengisyaratkan suatu kebutuhan atau keinginan dengan cara yang sangat jelas, tanpa benar-benar memintanya, demikian yang disetujui.
"Dry begging lebih tampak jelas daripada permintaan to the point. Ini pada dasarnya merupakan gaya komunikasi pasif-agresif. Tujuannya untuk menarik rasa kewajiban atau rasa bersalah agar mau membantu," ungkap Claudia de Llano, LMFT, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, mengutip Verywell Mind.
Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi pasif-agresif dapat membahayakan kesehatan mental kedua belah pihak, yaitu orang yang memberi dan orang yang menerima.
2. Contoh dry begging dalam relationship

Dalam hubungan romantis, dry begging sering muncul sebagai petunjuk halus yang dimaksudkan untuk menginspirasi gerakan besar, hadiah, atau bantuan, tanpa orang tersebut pernah meminta secara langsung. Contoh kalimatnya, seperti
- “Wah, sepatu baru itu pasti cocok banget, ya, dengan pakaianku…” (Memberi isyarat pada pasangannya untuk membelinya).
- “Kalung yang kulihat di media sosial ini aku banget!” (Mengisyaratkan hadiah).
- "Kemarin tetanggaku beli buket bunga besar, lho, buat pacarnya. Sudah lama sekali aku gak dapat buket bunga." (Menyuruh pasangannya membelikan buket).
- “Aku gak tahu pulang dari bandara naik apa.” (Memberi petunjuk untuk tumpangan).
- "Aku capek banget, kayaknya malam ini aku bakal cuci piring sendiri lagi." (Meminta bantuan untuk tugas itu).
3. Apakah dry begging terkait dengan perilaku narsistik?

Dry begging memberikan getaran yang mirip dengan tanda-tanda halus perilaku narsisme, seperti memancing pujian dan terus-menerus menyalahkan orang lain.
"Ketika seseorang sengaja melakukan dry begging dengan tujuan memanipulasi untuk mendapatkan keinginannya atau agar terlihat yang paling menguntungkan, tidak peduli dengan dampaknya pada orang lain, maka saat-saat itu dry begging dapat dihubungkan dengan sifat/kecenderungan narsistik atau gangguan kepribadian narsistik (NPD) itu sendiri," kata Dr. Smith, jelas Dr. Brandy Smith, PhD seorang psikolog berlisensi, mengutip laman Parade.
Pada saat yang sama, Dr. Smith mengatakan bahwa sebagian kecil orang memenuhi kriteria narsistik, sementara kebanyakan orang melakukan dry begging hanya karena mengutamakan diri tanpa berpikir, artinya mereka melakukannya sesekali saja. Maka, dry begging tidak selalu merupakan tanda seorang narsisis.
4. Alasan melakukan dry begging

Berikut ini beberapa alasan umum mengapa orang melakukan dry begging:
- Takut ditolak: Kebanyakan orang mengemis tanpa alasan karena takut ditolak. Pada dasarnya, ini cara untuk menguji kemampuan diri mencari bantuan sekaligus melindungi diri dari penolakan. Memberi 'kode' terasa lebih aman daripada mengajukan permintaan yang sebenarnya bisa ditolak.
- Keterampilan komunikasi yang buruk: Beberapa orang benar-benar tidak mampu mengungkapkan kebutuhannya . Mereka mungkin belum belajar cara berkomunikasi dengan jelas dan langsung, sehingga terpaksa menggunakan metode pasif-agresif.
- Manipulasi: Dry begging juga bisa menjadi bentuk manipulasi emosional. Tujuannya yaitu membuat orang lain merasa bersalah, tertekan, atau berkewajiban untuk membantu.
- Menguji hubungan: Beberapa orang melakukan dry begging untuk menguji orang-orang dalam hidup mereka. Mereka ingin melihat apakah teman, keluarga, atau pasangannya cukup peduli untuk menyadari kode dan menawarkan bantuan.
- Mencari bantuan: Dalam hubungan yang saling memberi dan menerima tanpa terucapkan, mengajukan permintaan langsung bisa terasa seperti meminta bantuan yang perlu dibalas. Dengan memberikan kode dan menunggu orang lain menawarkan bantuan, orang tersebut bisa mendapatkan bantuan tanpa perlu meminta.
- Pengondisian budaya atau sosial: Dalam beberapa budaya, meminta secara langsung dianggap kasar, jadi permintaan tidak langsung lebih dapat diterima.
5. Mengapa dry begging termasuk red flag?

Dry begging tidak hanya bisa menjengkelkan, ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan. Alih-alih bertanya langsung, dry begging dapat menciptakan siklus tebak-tebakan, kebencian, dan frustrasi. Berikut alasannya mengapa perilaku ini red flag:
- Hal ini merusak komunikasi yang jujur: Hubungan yang sehat didasarkan pada komunikasi yang terbuka dan jujur. Petunjuk dan permintaan tidak langsung memaksa pihak lain untuk menebak-nebak, yang sering berujung pada kesalahpahaman.
- Itu tanda ketidakdewasaan emosional: Tidak mampu berkomunikasi dengan jelas dan tegas merupakan tanda ketidakdewasaan emosional.
- Dapat bersifat manipulatif: Menggunakan rasa bersalah, simpati, atau rasa kewajiban menekan orang lain untuk membantu alih-alih membiarkan mereka menawarkan bantuan secara cuma-cuma.
- Bisa melelahkan: Masalah dengan meminta, memberi petunjuk, atau memancing sesuatu dalam suatu hubungan, artinya memberi tekanan pada orang lain untuk menafsirkan permintaan tersebut. Harapan terus-menerus untuk membaca pikiran seseorang dan mencari tahu apa yang mereka inginkan bisa melelahkan.
- Menghindari akuntabilitas: Tanpa permintaan yang jelas, seseorang dapat menyangkal bahwa mereka menginginkan sesuatu. Mereka yang mencari hadiah, fasilitas, uang, atau bantuan lainnya dapat mengklaim bahwa mereka sebenarnya tidak pernah meminta apapun.
- Menciptakan ketidakseimbangan: Seiring waktu, seseorang mungkin akan memberi lebih banyak daripada yang diterimanya, yang dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan. Hal ini dapat merusak hubungan, yang menyebabkan konsekuensi seperti stres, depresi, kecemasan, dan penurunan kesejahteraan psikologis.
6. Cara menanggapi dry begging

Kuncinya dalam mengatasi dry begging adalah dengan memutus siklus komunikasi tidak langsung dan mendorong orang tersebut untuk menjelaskan kebutuhan mereka. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu:
- Jangan langsung dibantu: Jika sepertinya pasangan atau seseorang memberi perilaku dry begging, berhentilah sejenak sebelum menawarkan bantuan.
- Mintalah kejelasan: Daripada langsung membantu, ubahlah permintaan menjadi pertanyaan yang jelas dan langsung. Kamu bisa mengatakan: ""Apakah kamu butuh bantuan untuk ini?". Pertanyaan ini mengembalikan tanggung jawab untuk menyatakan permintaannya secara langsung.
- Dorong komunikasi terbuka: Mengungkapkan perasaan dapat memungkinkan orang lain untuk mengungkapkan kebutuhan tanpa terlalu takut ditolak. Misalnya, "Aku terbuka terhadap permintaanmu, tetapi penting bagi kita untuk saling jujur dan terus terang."
- Tentukan kapan dan apakah kamu akan membantu: Setelah mereka menjelaskan permintaan, kamu dapat memilih apakah kamu bersedia dan mampu untuk membantu atau tidak.
- Tetapkan batasan: Mengatakan "tidak" tanpa rasa bersalah adalah keterampilan yang melindungi waktu, energi, dan sumber daya. Jika dry begging masih terus dilakukan, kamu dapat dengan lembut namun tegas menjawab: "Aku paham kamu kewalahan, tetapi aku belum bisa bantu"
- Kenali polanya: Jika sering menghadapi situasi ini, ada baiknya mempelajari polanya. Terkadang, kamu sendiri yang tanpa sengaja memicu perilaku ini dengan selalu membantu.
Meskipun tidak harus selalu ke arah manipulatif dan bagian dari perilaku narsistik, dry begging bukanlah strategi komunikasi yang sangat sehat atau efektif, lho. Yuk, ubah cara komunikasi ke pasangan lebih terbuka dan melatih diri untuk saling percaya!