Biar Tenang, 5 Tipe Mantan Ini Baiknya Gak Kamu Izinkan Jadi Temanmu

Jika kamu punya mantan yang tertangkap menjelekkanmu di belakang, ada baiknya kamu gak perlu menjadikannya teman kembali. Memangnya kamu mau berteman dengan orang munafik yang bilangnya putus baik-baik, tetapi salah-salah yang lama tetap saja diungkit-ungkit pada banyak orang?

Kalau menjelekkannya usai kalian putus, mungkin masih bisa dimaklumi mengingat ada luka dan emosi yang perlu diluapkan. Namun, kalau dia masih menjelekkan dirimu, padahal kalian sudah lama berpisah, mungkin ceritanya akan berbeda. Terlebih jika ceritanya terkesan dibuat-buat dan jauh dari fakta agar dia terlihat seperti korban. Yakin mau berteman dengan orang yang playing victim seperti itu?

Kalau mantan yang dulu pernah mengkhianatimu berniat menjalin pertemanan kembali, ada baiknya kamu menolak niatannya. Bukan apa-apa, rasa sakit akibat pengkhianatannya sudah mengubah hidupmu sedemikian rupa, bukan? Jika orang yang menyebabkan luka itu kamu izinkan masuk dalam hidupmu lagi, siapa yang bisa menjamin luka kemarin gak akan menganga lagi?

Gak perlu mengorbankan kebahagiaanmu demi dinilai dewasa oleh orang lain. Mampu berteman dengan mantan bukan tanda kedewasaan, kok. Semua mantan memang berhak kamu maafkan, tetapi bukan untuk kembali kamu jadikan teman. Utamakan ketenanganmu, ya bestie! 

Mantan yang dulu pernah berkata dan memerlakukanmu dengan kasar memang lebih baik gak usah kamu jadikan teman. Selain agar pikiranmu lebih tenang, menghindarkan diri dari orang yang pernah membuatmu gak berharga bisa membuatmu lebih bahagia. Gak perlu takut untuk menolak hal yang memang punya dampak baik untuk dirimu, termasuk ajakan mantan untuk tetap berteman.

Mungkin mantanmu memang sudah berubah, sudah memperbaiki diri menjadi lebih baik, tetapi terus berteman dengan masa lalu yang kurang menyenangkan akan membuat memori buruk kembali terputar ulang. Ada baiknya kalian cukup menjadi dua orang asing yang gak saling usik hidup satu sama lain.

Mungkin sekarang kamu dan mantan memang sudah sama-sama melanjutkan kehidupan. Namun, memilih berteman dengan mantan yang bikin kamu susah move on hanya akan membawa pulang kenangan. Memanggil ulang ingatan lama yang sempat membuatmu dilanda kegalauan.

Untuk pindah dan beralih kisah tentu kamu sudah susah payah membangun kepercayaan dari awal lagi, 'kan? Nah, kalau kamu kembali berteman dengan mantan, memangnya hatimu sudah siap dan gak goyah lagi? Kalau mantanmu masih sendiri, sih, mungkin gapapa, tapi kalau dia sudah punya pasangan baru bagaimana? Yang ada nanti bukan kisah bahagia, tetapi galau jilid dua.

Tipe mantan terakhir yang gak perlu kamu jadikan teman adalah yang kerap menghubungimu saat ada maunya saja. By the way, apa kamu punya mantan yang seperti ini? Saat bahagia dia hilang entah ke mana. Eh, pas lagi kesepian atau perlu bantuan, dia tiba-tiba menghubungimu seolah kalian akrabnya luar biasa.

Jika mantan yang punya sikap seperti di atas menghubungimu lagi, cukup tanggapi dengan singkat atau gak perlu ditanggapi sama sekali. Jangan terjebak oleh kata-kata manisnya dan memberikan dia celah untuk masuk ke dalam hidupmu lagi. Kamu harus ingat bahwa kamu berharga, jangan mau dimanfaatkan dan dipermainkan semaunya.

Putusnya hubungan memang gak identik dengan permusuhan. Namun, jika perpisahanmu dan mantan sempat mengganggu kesehatan mentalmu, ada baiknya kamu berhenti menjalin komunikasi apa pun dengannya. Jadi dewasa gak melulu tentang meredam ego, tetapi juga paham apa yang membuat diri sendiri merasa nyaman!