6 Ciri Pasangan Melakukan Gaslighting, Manipulasi Pikiran yang Bahaya

Berawal dari sebuah film adaptasi berjudul Gaslight tahun 1944, tentang seorang suami yang berusaha memanipulasi pikiran istrinya hingga perempuan tersebut meyakini bahwa ia tidak normal. Semua dilakukan untuk menutupi tindak kriminal sang suami.

Stephanie A. Sarkis Ph.D. dalam bukunya yang berjudul Gaslighting: Recognize Manipulative and Emotionally Abusive People — and Break Free, menjelaskan bahwa tindakan utama si pelaku (gaslighter) itu berbohong. Meskipun kita tahu bahwa pasangan berbohong, pelaku akan terus berusaha membuat segala hal terlihat meyakinkan.

Contohnya, pasangan bisa berbohong dengan raut wajah yang biasa saja. Seolah ia tak menunjukkan bahwa ia telah berbohong. Pada akhirnya, kamu akan menebak-nebak apakah yang dikatakannya itu benar atau tidak.

Lanjut Stefanie dalam bukunya, ia menjelaskan bahwa seorang gaslighter pasti akan meyangkal kebenaran atau memutarbalikkan fakta. Meskipun kamu memiliki bukti, gaslighter bisa mengalihkan subjek yang akan membuatmu semakin mempertanyakan realita.

Menurut Sherri Gordon, dikutip Very Well Mind, coba kamu tanyakan apa yang dilakukan pasangan. Alih-alih menjawab pertanyaanmu, pasangan akan mengalihkan topik untuk menghindar dari tanggung jawab dia.

"Jangan berkata yang aneh-aneh. Kamu mengatakan suatu hal yang tidak pernah ku lakukan," penyangkalan ini bisa menimbulkan keraguan dalam dirimu. Kamu tidak lagi mengenal batasan kebohongan dan realita. Semakin kamu mempertanyakan, semakin kamu mempercayai perkataannya.

Daripada terus mempertanyakan suatu hal, Stefanie menyarankanmu untuk melihat apa yang pasangan lakukan. Untuk meyakinkanmu, setiap perkataannya akan bersifat manipulatif, berbeda dengan apa yang dilakukan. 

Hati-hati dengan perkataan yang manis. Di baliknya, pasangan bisa menjatuhkanmu dengan meyebarkan rumor yang negatif.

Pakar pencegahan bullying, Sherri Gordon, memberi contoh bahwa pelaku mungkin menyebarkan rumor tentangmu pada orang lain. Namun, ia bisa berpura-pura khawatir padamu. Kenyataannya orang lain mungkin tidak mencibirmu, tetapi gaslighter akan membuatmu percaya bahwa orang lain mencibirmu.

Untuk menenangkan keadaan, gaslighter bisa menggunakan kata-kata yang baik dan penuh kasih sayang. Terdengar seperti perkataan yang tulus dari dalam hati, padahal berbeda dengan apa yang dilakukannya kepadamu.

Kamu perlu mengidentifikasi hal ini terlebih dahulu. Daripada perkataan, letakkan perhatian lebih pada perilaku mereka. Afirmasi positif yang diberikan merupakan alatnya untuk membuatmu merasa bersalah dan mulai mempercayainya kembali.

Dalam hubungan yang sehat, pasangan akan mendengarkan setiap permasalahanmu dan membantu mengatasinya. Namun, hal ini tidak berlaku ketika kamu berhubungan dengan gaslighter.

Terapis klinis Alexis Sutton, dikutip Mind Body Green, memaparkan kenyataan bahwa terkadang mereka yang melakukan gaslighting justru berusaha meyakinkan pasangannya dengan berkata "Kamu terlalu sensitif", "Gak seharusnya kamu berpikir seperti itu", "Kamu terlalu berlebihan".

Hal ini dilakukannya untuk meyangkal kebohongan dengan cara meremehkan perasaan pasangan. Hati-hati, karena korban gashlighter biasanya tidak sadar bahwa mereka terkena gaslighting. 

Kalau kamu menyadari jika pasangan sering menyalahkanmu atas suatu hal yang terjadi di luar kontrolmu, bisa jadi itu tanda gaslighting. Sutton juga membenarkan bahwa orang yang melakukan gaslighting mungkin berusaha untuk mengganti topik, sehingga ia menyalahkan orang lain.

Intinya, pasangan yang melakukan gaslighting ini akan memanipulasi keadaan. Mereka bisa saja bertindak seolah menjadi korban atau playing victim. Tujuannya untuk membuatmu mempercaya bahwa kamu adalah penyebab dari semua konflik. 

Kenali ciri-ciri pasangan yang melakukan gaslighting ini dalam hubunganmu. Ada tanda-tanda yang pernah kamu alami, gak?