Diskusikan 6 Hal Ini Sama Pacar Jika Ortu Menentang karena Beda Budaya

Punya hubungan yang manis dan direstui orangtua, siapa yang tak senang? Langkah menuju pelaminan serasa dimudahkan. Kenyataannya tidak semua hubungan di masyarakat, mendapatkan restu orangtua. Masih ada saja orangtua yang terganjal hatinya karena beberapa perbedaan, termasuk perbedaan budaya.
Sejatinya, perbedaan ini masih bisa dicari jalan keluarnya. Diskusikan enam hal ini sama pacar dulu, yuk jika orangtua menentang hubungan kalian karena beda budaya!
1. Kamu tak perlu mengubah sikap pada orangtua. Cukup jadi diri sendiri saja daripada menjadi orang lain tapi malah bikin lelah hati

Entah suka atau tidak pada orangtua pasangan, tidak perlu pura-pura bertingkah manis supaya direstui. Tetaplah jadi dirimu sendiri sebagaimana kamu pertama kali bertemu pacarmu. Percayalah, pura-pura baik itu akan menguras pikiran dan bikin hati lelah. Apalagi kalau usahamu tak menemukan hasilnya.
2. Diskusikan dengan pacar soal pendapatnya pada perbedaan budaya ini dan apa yang ingin ia ketahui dari budaya atau latar belakangmu

Dalam kasus ini, pasanganmu punya peran kunci. Apalagi kalau restu tak kunjung datang dari orangtua pasanganmu sendiri. Karena itu, banyak berdiskusi dengan pacar itu penting. Kamu bisa memulainya dengan bertanya pendapatnya soal perbedaan budayamu dan budayanya. Lalu, dilanjutkan dengan apa yang mau ia ketahui dari budaya dan latar belakangmu.
Kelihatannya, pertanyaan itu sederhana. Namun untuk menjawabnya, perlu dua kali berpikir. Kamu akan tahu apakah pasangan punya pandangan yang sama dengan orangtuanya atau tidak. Lalu dengan membiarkan pasanganmu menanyakan hal-hal yang ingin diketahui dari budaya/latar belakangmu, ia bisa mendapatkan informasi untuk menjawab segala keraguan keluarganya sebijak mungkin. Ia bisa jadi perantara antara kamu dan keluarganya.
3. Tanyakan seberapa siap pasangan menghadapi penolakan dari keluarga dan seberapa jauh bisa menghadapinya

Pertanyaan ini sebenarnya cukup krusial karena berhubungan dengan masa depanmu. Kalau pasanganmu sudah siap secara lahir dan batin, bahkan 100 persen siap, tanpa restu orangtua pun hubungan kalian akan terus ada. Seberapa jauh ia bisa menghadapi penolakan adalah caramu mengetahui dan menganalisis batas-batas yang membuatnya mampu bertahan.
Meski orangtua memberikan konsekuensi seperti dicabutnya beberapa fasilitas keluarga darimu, ia tak mungkin menyerah. Seberat apa pun masalah yang terjadi di masa depan, ia akan selalu pasang badan.
4. Tantang juga kekasih soal seberapa yakin ia meneruskan hubungan yang tak direstui tersebut, dengan segala risiko yang mungkin terjadi

Agar kamu tahu kalau keyakinan si pacar tak hanya di mulut saja, kamu juga perlu menantangnya. Jika hubungan asmaramu hendak dilanjutkan ke jenjang yang serius, apa bukti nyata yang akan ia lakukan? Mampukah ia membuktikan kalau risiko terburuk terjadi, ia tidak akan berhenti? Misalnya saja, kemungkinan terburuknya adalah ia tidak diakui lagi dalam keluarga? Sejauh mana rencana ia jika itu terjadi?
5. Sampaikan juga padanya, apakah ia punya harapan tertentu yang harus dilakukan olehmu?

Dalam menghadapi situasi yang serba tidak mengenakkan ini, mungkin pacar punya harapan buat kamu. Tentunya, harapan ini sifatnya agar tujuan kalian bisa diwujudkan berbarengan (bukan salah satu pihak saja yang berjuang) dan sebisa mungkin mendapat restu orang.
Jika harapan itu disampaikan sejak awal, situasi bakal jadi lebih enak. Kalian bisa melakukan persiapan dengan matang. Orangtua pasangan juga bakal melihat keseriusan kalian dan mungkin saja luluh. Kalau untuk kebahagiaan anaknya sendiri, mengapa itu harus ditolak?
6. Jika urusan dengan kekasih sudah kelar, tanyakan lagi pada dirimu sendiri. Apakah kamu mau, siap, dan mampu menjalani semuanya?

Kalau pasangan sudah siap dan 100 persen berkomitmen, saatnya bertanya pada dirimu sendiri. Sudah siapkah kamu menghadapi ini semua? Ingat! Hubungan yang tulus dan sempurna itu harus didasari kesiapan dari kedua pasangan. Kalau dua-duanya kompak, bukan hati orangtua saja yang berhasil diluluhkan. Ke depannya, masalah dalam rumah tangga juga lebih gampang dikendalikan.
Kalau kamu merasa siap tapi tidak mampu menjalani hubungan yang berbeda budaya, mungkin inilah tandanya kamu harus menyerah. Jika diteruskan, kamu tidak akan ikhlas dan akan lebih rapuh menjalani hidupmu. Intinya, hal ini butuh kejujuran yang muncul dari hati nuranimu sendiri! Jangan membohongi diri sendiri, ya!