Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Ekspektasi Hubungan yang Perlu Disesuaikan dengan Realitas

ilustrasi pasangan (pexels.com/Fernanda Latronico)

Dalam menjalani sebuah hubungan, sering kali kita membawa harapan-harapan besar yang terlihat ideal. Namun, kenyataannya, harapan tersebut tak selalu sejalan dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Ini bukan berarti hubungan itu buruk, melainkan menunjukkan bahwa realitas memiliki tantangan dan dinamika yang unik.

Menyelaraskan ekspektasi dengan realitas adalah langkah penting untuk membangun hubungan yang sehat dan bahagia. Ketika kita mampu menerima pasangan dan hubungan apa adanya, kita membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam, cinta yang lebih tulus, dan hubungan yang lebih kuat.

Berikut adalah tujuh ekspektasi umum tentang hubungan yang perlu disesuaikan dengan realitas. 

1. Pasanganmu akan selalu mengerti perasaanmu

ilustrasi pasangan yang sedang mengobrol (unsplash.com/@cannedstreet)

Ekspektasi: Kamu berharap pasanganmu selalu memahami apa yang kamu rasakan tanpa perlu dijelaskan.

Realitas: Pasanganmu bukanlah pembaca pikiran. Terkadang, ia tidak menyadari apa yang sedang kamu alami, terutama jika kamu tidak mengungkapkannya secara langsung. Komunikasi terbuka adalah kunci untuk menjembatani perasaan dan pikiran.

Alih-alih merasa kecewa karena pasangan tidak memahamimu, cobalah menjelaskan dengan kata-kata yang jelas. Ketika kamu mengomunikasikan perasaan dengan jujur, pasangan lebih mungkin memberikan respon yang sesuai dan mendukung.

2. Hubungan akan selalu romantis seperti awal jadian

ilustrasi pasangan yang romantis (pexels.com/Vija Rindo Pratama)

Ekspektasi: Hubungan akan selalu penuh kejutan manis dan romantisme seperti saat awal bersama.

Realitas: Setelah beberapa waktu, hubungan sering kali memasuki fase naik-turun. Rutinitas dan kesibukan bisa mengurangi intensitas momen romantis. Ini adalah hal yang normal, bukan tanda bahwa cinta memudar.

Daripada terus-menerus mencari momen romantis yang sempurna, fokuslah pada hal-hal kecil yang menunjukkan cinta, seperti perhatian sehari-hari dan dukungan emosional. Hubungan yang kuat dibangun di atas kenyamanan dan kebiasaan yang saling mendukung.

3. Pasangan harus selalu ada

ilustrasi melakukan hobi bersama pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Ekspektasi: Pasangan harus selalu hadir kapan pun kamu membutuhkan dukungan, tanpa pengecualian.

Realitas: Pasanganmu juga memiliki hidup dan tanggung jawab sendiri. Mereka tidak selalu bisa hadir setiap saat, dan itu bukan berarti mereka tidak peduli.

Cobalah untuk memahami bahwa memiliki ruang masing-masing adalah bagian penting dari hubungan yang sehat. Dengan saling menghormati batasan dan tanggung jawab, kamu justru akan memperkuat ikatan emosional.

4. Pertengkaran adalah tanda hubungan tidak sehat

ilustrasi dua orang sedang bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Ekspektasi: Hubungan yang sempurna tidak pernah diwarnai konflik atau pertengkaran.

Realitas: Setiap hubungan pasti menghadapi perbedaan pendapat. Konflik adalah bagian alami dari dua individu yang mencoba menyatukan hidup mereka.

Alih-alih menghindari konflik, fokuslah pada cara menyelesaikannya secara sehat. Belajar mendengarkan, meminta maaf, dan menemukan solusi bersama adalah tanda hubungan yang dewasa dan kuat.

5. Pasangan akan berubah sepenuhnya demi kamu

ilustrasi menghabiskan waktu bersama pasangan (pexels.com/Filip Rankovic Grobgaard: )

Ekspektasi: Kamu berpikir pasangan akan mengubah semua kebiasaannya yang tidak kamu sukai demi kebahagiaanmu.

Realitas: Perubahan membutuhkan waktu dan niat, serta tidak bisa dipaksakan. Pasanganmu mungkin bersedia berubah, tetapi itu harus datang dari keinginannya sendiri, bukan karena tekanan.

Sebaliknya, fokuslah pada bagaimana kamu bisa saling menerima dan mendukung pertumbuhan masing-masing. Daripada memaksa, cobalah menjadi inspirasi perubahan yang positif.

6. Hubungan akan membuat hidup sepenuhnya bahagia

ilustrasi menghabiskan waktu bersama pasangan (pexels.com/Leah Newhouse)

Ekspektasi: Hubungan yang baik akan menyelesaikan semua masalahmu dan membuat hidupmu menjadi sempurna.

Realitas: Hubungan bisa menjadi sumber kebahagiaan, tetapi tidak bisa menjadi satu-satunya hal yang membuat hidupmu berarti. Kebahagiaan sejati datang dari dalam diri kamu sendiri.

Alih-alih mengandalkan pasangan untuk kebahagiaanmu, fokuslah pada cara untuk mencintai diri sendiri. Ketika kamu bahagia dengan diri sendiri, hubunganmu juga akan lebih kuat dan sehat.

7. Pasangan harus selalu sama seperti dulu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Yusron El Jihan)

Ekspektasi: Pasangan akan tetap menjadi orang yang sama seperti saat pertama kali kamu jatuh cinta.

Realitas: Orang berubah seiring waktu, dan pasanganmu juga akan mengalami pertumbuhan dan perubahan. Ini adalah bagian alami dari kehidupan dan hubungan.

Daripada berusaha mempertahankan versi lama pasangan, cobalah untuk tumbuh bersama. Jadikan perubahan tersebut sebagai peluang untuk mengenal pasangan lebih dalam dan memperkuat cintamu.

Menyesuaikan ekspektasi dengan realitas bukan berarti menurunkan standar dalam hubungan, tetapi memahami bahwa hubungan yang sehat membutuhkan fleksibilitas, komunikasi, dan penerimaan. Dengan membuka hati untuk menerima pasangan sebagaimana adanya, kamu akan menciptakan ruang untuk hubungan yang lebih harmonis dan bermakna. Jadi, mana ekspektasi yang akan kamu sesuaikan terlebih dahulu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us