Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Orang Gak Suka Disebut Beruntung Punya Pasangan Kaya

ilustrasi pasangan pengantin (pexels.com/Jonathan Borba)

Komentar apa yang biasa kamu sampaikan saat ada orang kaya menikah? Apakah kamu sering menyebut pria atau perempuan pilihannya sangat beruntung, karena menikah dengan orang kaya? Walaupun kekayaan itu juga akan memberi akibat yang positif pada kehidupannya, hati-hati bikin orang tersinggung.

Bahkan, jika kamu bermaksud memuji dan mengagumi nasib baiknya, dia dapat menerimanya secara berbeda. Cari komentar lain yang lebih netral supaya gak menyinggung status sosial dan ekonomi siapa pun. Berikut enam alasan orang bisa tidak suka disebut beruntung gara-gara menikah dengan orang kaya.

1. Kesannya dia miskin sekali dibandingkan pasangannya

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Spora Weddings)

Satu kata saja ternyata bisa menimbulkan pikiran yang begitu mengganggu bagi orang lain. Keberuntungan yang kamu sematkan padanya malah terasa menghina. Penilaianmu atas hubungannya dengan orang kaya, seperti menyorot jauhnya perbedaan status sosial dan ekonomi keduanya.

Padahal, dia juga punya pekerjaan dan tidak bergantung sepenuhnya pada pasangan. Walaupun ia serta keluarganya tak bergelimang harta, setidaknya mereka tetap bisa hidup mandiri. Bahkan pernikahan tak membuatnya meninggalkan pekerjaan.

Andai, kekayaan keduanya memang jauh berbeda, komentar "beruntung" itu membuat posisinya terasa lebih rendah lagi dari aslinya. Ia seperti ditempatkan bak orang miskin dan lemah yang akhirnya mendapatkan rasa kasihan dari orang yang lebih kuat, karena berharta banyak. Nasibnya seolah-olah bakal langsung berubah selepas menikah dengan orang yang lebih kaya.

2. Seakan-akan dia cuma mengincar harta pasangannya

ilustrasi pasangan (pexels.com/khanhhoangminh)

Apa pun maksud kamu menyebut seseorang beruntung karena menikah dengan orang kaya, dia dapat sangat tidak nyaman. Ia merasa kamu sedang berpikir buruk terhadap kesediaannya berpasangan dengan orang tersebut. Jangan-jangan dia cuma mau menikmati kekayaannya.

Padahal, tujuan pernikahan tentu lebih besar dan mulia dari sekadar harta benda. Siapa pun pasangannya dan bagaimana pun kondisi ekonominya, rumah tangga yang baik tidak dimotivasi oleh keinginan kaya secara cepat. Sering kali kekayaan pasangan hanyalah bonus.

Orang yang kamu sebut beruntung, karena pasangannya kaya barangkali sama sekali tak memikirkan soal aset-asetnya. Itu menjadi urusan pribadi pasangannya sebagai pemilik. Ia tidak pandai bahkan gak memiliki niat menjerat hati demi menguasai kekayaannya.

3. Mereka sudah lama saling mengenal

ilustrasi pasangan (pexels.com/Denniz Futalan)

Lamanya masa perkenalan membuat mereka saling tahu melebihi pengetahuanmu tentang hubungan keduanya. Seperti mereka sudah berteman sejak masih sekolah dan ketika itu orang yang sekarang menjadi pasangan belum kaya. Bisa juga saat berkenalan pun, dia sebenarnya sudah kaya.

Hanya saja, ia tak pernah menunjukkan kekayaannya pada siapa pun. Maka bila sekarang kamu tiba-tiba menyebutnya beruntung karena menikah dengan orang kaya, itu hanyalah ketidaktahuan kamu atas perjalanan panjang hubungan mereka. Kamu cuma fokus pada kekayaan pasangannya dan tidak mengerti, bahwa hal itu gak ada dalam hubungan mereka bertahun-tahun lalu.

Lamanya masa pertemanan juga membuat hubungan mereka telah banyak diuji. Jangan menyederhanakan semua ujian itu dengan hanya melihat betapa kaya pasangannya. Proses penjajakan hati di antara mereka sangat panjang, serta bukan sekadar hitung-hitungan saldo rekening atau aset yang dimiliki.

4. Beruntung adalah menemukan orang yang baik dan cocok dengannya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Becerra Govea Photo)

Salah satu arti keberuntungan dalam hidup bagimu barangkali bisa menikah dengan orang kaya. Maka kamu menyebut orang lain yang mengalaminya sebagai beruntung sekali. Namun, arti keberuntungan buatnya mungkin saja gak sama.

Tidak baik apabila kamu hanya mengacu pada pendapat sendiri ketika mengomentari sesuatu. Apalagi ini terkait kehidupan pribadi seseorang bersama pasangannya. Berbeda darimu, ia melihat keberuntungan dalam hidup adalah dipertemukan dengan orang yang baik serta cocok sebagai pasangan.

Kecocokan itu meliputi banyak hal dan boleh jadi urusan materi malah sama sekali tak termasuk di dalamnya. Dia menekankan pada kecocokan karakter serta visi misi untuk kehidupan ke depannya. Apalah artinya ia menikah dengan orang kaya apabila secara psikis selalu tertekan karena perilakunya yang buruk dan sifat-sifat yang berbenturan.

5. Cinta juga butuh usaha, bukan cuma keberuntungan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Leticia Curvelo)

Sampai hubungan bisa dibawa ke pelaminan, usaha kedua belah pihak tentu banyak serta sungguh-sungguh. Meski pasangannya tajir, belum tentu dahulu dia langsung mau diajak berpacaran olehnya. Pasangannya itu dulu berjuang untuk memperoleh hatinya.

Demikian pula ia sendiri berusaha supaya mampu mengimbangi pasangannya yang lebih kaya. Dia melecut diri untuk bekerja keras biar ketika mereka bersanding, orang tak melihatnya sebelah mata. Begitu pula untuk menghindari keluarga pasangan berpikir kurang baik tentang kesediaannya dinikahi.

Sedang ucapanmu yang menyebutnya beruntung seolah-olah mereka sedang bermain dadu saja. Tidak ada usaha yang keras untuk mempertemukan perasaan di satu titik, serta meyakinkan dua keluarga besar atas keinginan mereka menikah. Dia yang tahu betul liku-liku dalam hubungan tersebut menjadi keberatan disebut beruntung.

6. Banyak orang yang iri

ilustrasi pasangan (pexels.com/看 钛合金)

Kalau ada orang yang dinilai beruntung sebab menikah dengan orang kaya, berarti ada lebih banyak orang yang gak beruntung karena pasangannya tidak sekaya itu. Sekalipun menurutmu itulah faktanya, orang yang dianggap beruntung malah lebih ke merasa risi daripada tersanjung. Dia tak mau pernikahannya membuat orang lain merasa kesal lantaran tidak memperoleh keberuntungan yang sama.

Walaupun komentar beruntung datang dari kamu dan bukan ia sendiri yang menyematkan predikat tersebut ke dirinya, rasanya tetap kurang nyaman. Batinnya, tidak bisakah orang-orang menganggap pernikahannya sebagai hal yang biasa? Semua orang dapat berjodoh dengan siapa saja karena tidak ada yang mampu memastikan istri atau suaminya kelak.

Pandanganmu tentang keberuntungan seseorang yang pasangannya kaya boleh tetap tidak berubah. Namun, sebaiknya gak sampai terdengar olehnya. Sebagai orang yang dipandang beruntung, ia bisa merasa tak sebanding dengan pasangannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us