5 Gelagat Dia Gak akan Memperbaiki Sifat Buruknya, Jangan Ngarep!

Kesalahan yang paling kerap dilakukan ketika mencintai seseorang ialah terlalu yakin sifat buruknya akan dapat berubah. Bahkan kamu sering terlalu percaya diri dengan berpikir kamu bakal mampu mengubahnya menjadi pribadi yang lebih baik.
Kenyataannya, mengubah sifat buruk tidaklah semudah itu baik bagi dirinya sendiri dan terlebih lagi bagi kamu yang statusnya 'hanya' orang lain. Padahal, sebenarnya ada petunjuk yang cukup akurat apakah sifat buruk seseorang akan bisa berubah atau tidak.
Perhatikan ulasannya di bawah ini dan jadikan pertimbangan sebelum kamu menikah dengan pacarmu. Kalaupun telanjur menikah, kamu benar-benar harus mampu bersabar terhadapnya atau rumah tangga kalian berada dalam bahaya.
1. Dia bahkan tidak mau mengakui sifat buruk itu

Misal, kamu berkata dia pemarah dan kamu ingin ia berubah. Akan tetapi, dia malah pasang wajah bingung seakan-akan tidak mengerti apa yang baru saja kamu katakan.
Kalaupun kamu menjelaskan sejumlah aksi marah-marahnya yang sudah berlebihan, dia pasti berkata, "Aku itu tidak marah, aku cuma ...." Pokoknya, dia ngeles mulu dan gak mau disebut pemarah bahkan seandainya amukannya sempat direkam orang.
2. Dia selalu mencari pembenaran

Berbeda dengan poin pertama, kali ini dia mengakui bahwa dia telah marah-marah. Namun, dia tidak menganggap hal tersebut salah karena menurutnya ada alasan yang kuat untuknya melampiaskan emosi.
Contohnya, orang lain telah terlebih dahulu berbuat kesalahan padanya. Padahal, kesalahan itu tidak sebanding dengan reaksi kemarahannya. Seperti pelayan yang hanya keliru mengantarkan pesanan minuman, tetapi kemarahannya seakan-akan wajahnya telah disiram.
3. Dia senantiasa memintamu mengerti dan menerimanya dengan apa adanya

Ini yang membuatmu sangat capek menjadi kekasihnya. Kamu bertanya-tanya kenapa gak sesekali dia yang berusaha mengerti keinginanmu? Kenapa harus selalu kamu yang memahami dirinya?
Lalu permintaannya agar kamu menerima dirinya dengan apa adanya. Kesannya, kamu telah menuntut macam-macam darinya. Padahal, perubahan sifat buruknya justru akan baik untuk dirinya sendiri.
4. Parah, dia malah bangga dengan sifatnya!

Kita pakai contoh sifat buruk yang sama dengan di awal, ya! Lebih dari sekadar mengakui kesukaannya marah-marah, ia justru menganggap sifat itu baik. Dengan marah-marah, dia merasa lebih dihormati oleh orang lain.
Tidak ada orang yang berani macam-macam padanya, semuanya merasa takut. Kalau dia membanggakan sifat buruknya seperti ini, percayalah, sampai kapan pun tak bakal ada yang dapat mengubahnya. Termasuk kamu.
5. Dia meminta maaf, tetapi terus mengulangi

Tidak semua orang yang menyesali perbuatannya akan meminta maaf. Beberapa orang terlalu gengsi untuk melakukannya, tetapi mereka berusaha menunjukkan perubahan nyata menjadi pribadi yang lebih baik.
Sebaliknya, orang yang doyan meminta maaf juga bukan berarti sungguh-sungguh menyesali kesalahannya. Kadang ini seperti mesin otomatis saja. Dia langsung meminta maaf begitu ditegur, tanpa paham letak kesalahannya apalagi berniat memperbaiki diri.
Begitu pula dengan kekasihmu. Bisa saja dia selalu meminta maaf atas kesalahan yang sama hanya karena tahu kamu mudah luluh oleh permintaan maaf. Dia meminta maaf cuma dengan lidahnya, bukan hatinya.
Sebaik apa pun seseorang memang tetap memiliki kekurangan. Termasuk di dalamnya ialah sifat yang kurang baik. Akan tetapi, paling tidak sifat buruknya itu jangan terlalu parah deh. Nanti kamu malah menderita lahir batin bila hidup bersamanya.
Jika kamu menemukan hal di atas pada pasangan, please pikirkan masak-masak, ya!