Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Menjadi Badut dalam Hubungan Percintaan

ilustrasi badut penghibur (pexels.com/Christian Diokno)
ilustrasi badut penghibur (pexels.com/Christian Diokno)

Dewasa ini, muncul istilah baru di kalangan para milenial, yaitu menjadi "badut" dalam sebuah hubungan. Istilah badut muncul karena seseorang yang sedang memperjuangkan cintanya ternyata hanya menjadi seorang penghibur. Ia selalu ada di saat kekasihnya membutuhkan tempat bercerita, namun seringkali usahanya tak ditanggapi serius.

Untuk mengetahui apakah kamu selama ini menjadi badut dalam hubunganmu, berikut ini beberapa tandanya. Simak ulasannya sampai akhir, ya!

1. Kamu selalu memprioritaskan kekasih, tapi dia tak menganggapmu penting

ilustrasi menunggu balasan chat seseorang (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi menunggu balasan chat seseorang (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sebagai orang yang sedang memperjuangkan cinta, kamu menjadi sosok yang totalitas dalam berusaha untuk mendapatkannya. Meski jarak terpaut cukup jauh, kamu tetap menemaninya secara daring. Saat hari sedang sibuk namun ada pesan masuk dari dia, kamu dengan cepat membalasnya di sela-sela aktivitas yang padat.

Namun, sayangnya sikapmu yang selalu memprioritaskannya tak terbalaskan. Dia membalas pesanmu setelah berjam-jam lamanya. Hal ini menandakan bahwa ia hanya menganggapmu sebagai penghibur dan kamu sudah menjadi badut di hubungan tersebut.

2. Kamu selalu berusaha menghiburnya dan membuat dia tertawa

ilustrasi tertawa bersama (pixabay.com/5688709)
ilustrasi tertawa bersama (pixabay.com/5688709)

Hal yang seringkali dilakukan seseorang untuk mendapatkan hati idamannya adalah dengan menghiburnya. Begitupun kamu yang selalu melakukan apapun, bahkan hal konyol agar dia tertawa. Setelah berhasil membuatnya tertawa, kamu berharap hatinya juga akan luluh dan jatuh padamu.

Perilaku tersebut sama halnya dengan tugas seorang badut yang sedang menghibur anak-anak dengan tingkah konyolnya. Bedanya, yang kamu hibur adalah orang yang menjadi idamanmu. Tapi, hal yang harus diingat adalah meski ia tertawa, belum tentu hatinya terbuka untukmu.

3. Saat siang tertawa bersamanya, tapi saat malam kamu dilanda overthinking

ilustrasi seorang sedang overthinking (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi seorang sedang overthinking (pexels.com/Ron Lach)

Meski pembawaanmu di depan dia selalu ceria dan mengundang tawa, namun berbeda dengan isi hatimu. Sejenak, kamu memang bisa menyembunyikannya dari orang lain. Namun, hal ini tak bisa dilakukan saat kamu termenung sendiri.

Biasanya di malam hari pikiranmu dilanda perasaan cemas dan overthinking. Terlebih, jika menyangkut tentang sosok idamanmu. Kamu akan berpikir apakah dia mulai tertarik dan membuka hatinya, atau sebaliknya. Apakah dia benar-benar bahagia saat bersamamu, atau hanya sekedar tertawa untuk menghargai usahamu.

4. Gak punya status hubungan yang jelas

ilustrasi terjebak friendzone (pixabay.com/Pexels)
ilustrasi terjebak friendzone (pixabay.com/Pexels)

Kamu sudah lama mengincarnya dan memberikan perhatian lebih. Selalu menjadi orang pertama yang mendengar curhatannya dan menjadi orang terdepan yang selalu menghiburnya saat ia sedih. Kamu pun berpikir bahwa nampaknya ia juga mengetahui perasaanmu.

Meski begitu, status hubunganmu dan dia belum ada kejelasan, seperti terjebak pada friend zone. Kamu berpikir ingin segera mengungkapkan perasaanmu tapi masih ada keraguan dalam hati, apakah dia tertarik atau hanya menganggapmu teman biasa. Daripada terus menjadi badut dalam hubungan, lebih baik ungkapkan saja perasaanmu!

5. Kamu sekadar jadi teman curhat tentang hubungannya dengan orang lain

ilustrasi seorang sedang curhat tentang hubungannya (pixabay.com/Sasint)
ilustrasi seorang sedang curhat tentang hubungannya (pixabay.com/Sasint)

Layaknya pejuang cinta yang ingin mendapatkan hati idamannya, begitu juga kamu. Saat dia memintamu bertemu dan ingin bercerita tentang perasaannya, kamu merasa sangat bahagia bisa menjadi tempat curahan hatinya.

Sayangnya, yang kamu dapatkan adalah patah hati. Alih-alih mendengarkan cerita manisnya, dia justru bercerita tentang hubungannya dengan orang lain. Bukannya perasaanmu terbalaskan, yang ada kamu hanyalah badut, sebagai penghibur dalam suatu hubungan.

Demikian tanda-tanda kamu sudah menjadi badut dalam relasi percintaanmu. Jika kamu sedang mengalaminya, yuk sadar! Menjadi badut adalah hal menyebalkan, di mana kamu harus berpura-pura menjadi ceria padahal hatimu terluka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Chalimatus Sa'diyah
EditorChalimatus Sa'diyah
Follow Us