Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Wajar Jatuh Cinta lagi dengan Mantan Pasangan setelah Cerai?

ilustrasi bercerai
ilustrasi bercerai (vecteezy.com/dao_kp20226443)
Intinya sih...
  • Perubahan sikap setelah berpisah bisa memengaruhi cara pandang
  • Kenyamanan sering kembali saat komunikasi diperbaiki
  • Situasi hidup yang berubah dapat mengubah penilaian terhadap mantan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rasa bingung sering muncul ketika seseorang mendadak merasa dekat lagi dengan mantan pasangan setelah bercerai, apalagi jika perasaan itu datang tanpa rencana dan muncul di tengah proses membangun hidup baru. Banyak orang mulai mempertanyakan apakah wajar jatuh cinta lagi dengan mantan pasangan setelah cerai? Atau ini justru tanda bahwa mereka belum tuntas dengan masa lalu? Situasi ini cukup sering terjadi karena hubungan yang pernah dijalani dalam waktu lama meninggalkan jejak emosional yang tidak langsung hilang.

Sebagian orang pun mencoba memahami perasaan tersebut sambil menata ulang cara mereka melihat hubungan setelah perpisahan. Ada juga yang ragu untuk membuka diri karena takut mengulang pengalaman buruk yang sama. Kondisi ini mudah memunculkan dilema, terutama ketika mantan pasangan mulai terlihat berbeda dari sebelumnya. Pertanyaan tentang wajar atau tidaknya mulai terasa relevan bagi siapa pun yang pernah menjalani proses bercerai. Berikut beberapa penjelasan yang bisa kamu pahami.

1. Perubahan sikap setelah berpisah bisa memengaruhi cara pandang

ilustrasi perhatian
ilustrasi perhatian (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)

Seseorang dapat melihat mantan dengan cara baru ketika hubungan sudah tidak berada dalam tekanan rumah tangga. Keadaan yang lebih longgar membuat interaksi terasa lebih ringan sehingga beberapa orang mulai melihat sisi positif yang dulu tertutup oleh pertengkaran. Situasi ini bisa memunculkan kesan bahwa mantan pasangan terlihat lebih dewasa, lebih tenang, atau lebih perhatian. Dari titik ini, perasaan yang sempat padam bisa muncul kembali tanpa disadari.

Namun, perubahan sikap setelah bercerai tidak selalu mencerminkan kondisi yang stabil di masa depan. Ada kemungkinan seseorang hanya sedang menampilkan sisi terbaik karena tidak terikat tanggung jawab besar seperti sebelumnya. Banyak orang mulai sadar bahwa yang berubah bukan hanya mantan pasangan, tetapi juga harapan dan kebutuhan diri sendiri. Pemahaman seperti ini diperlukan agar perasaan yang muncul bisa dilihat secara lebih jernih.

2. Kenyamanan sering kembali saat komunikasi diperbaiki

ilustrasi komunikasi
ilustrasi komunikasi (vecteezy.com/Srinrat Wuttichaikitcharoen)

Komunikasi yang lebih tenang setelah berpisah membuat orang merasa kembali menemukan zona yang pernah nyaman. Obrolan ringan yang dulu sering memicu konflik kini dapat berjalan tanpa beban, sehingga tercipta kedekatan baru. Kondisi ini membuat seseorang mudah mengira bahwa hubungan lama masih bisa dipertahankan. Tidak sedikit yang menganggap kenyamanan tersebut sebagai pertanda adanya peluang baru.

Meski begitu, kenyamanan bukan satu-satunya dasar untuk kembali menjalin hubungan. Ada banyak aspek lain yang perlu dipertimbangkan, seperti alasan awal perpisahan dan kesiapan masing-masing dalam menghadapi konsekuensi. Tanpa evaluasi yang jelas, hubungan bisa kembali ke pola lama yang memicu perpisahan sebelumnya.

3. Situasi hidup yang berubah dapat mengubah penilaian terhadap mantan

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (vecteezy.com/Tonefoto grapher)

Setelah bercerai, seseorang biasanya menghadapi fase hidup yang berbeda, mulai dari cara mengatur keseharian hingga keputusan pribadi. Perubahan ini bisa membuat seseorang menilai ulang pengalaman lama dengan sudut pandang yang lebih luas. Hal ini kerap mendorong munculnya rasa simpati baru terhadap mantan karena penilaian tidak lagi terpengaruh rutinitas masa lalu. Dari sini, perasaan yang tadinya redup bisa terasa hidup kembali.

Namun, penilaian baru tidak selalu berarti hubungan lama akan lebih berhasil jika dicoba ulang. Perubahan hidup bisa membuat seseorang memiliki prioritas yang jauh berbeda dari sebelumnya. Kedewasaan baru yang muncul belum tentu sejalan dengan mantan pasangan yang mungkin juga berubah ke arah lain.

4. Kebiasaan yang membuat ikatan lama sulit hilang

ilustrasi kebiasaan pasangan
ilustrasi kebiasaan pasangan (vecteezy.com/Tonefoto grapher)

Ketika hubungan bertahun-tahun berakhir, keterbiasaan emosional tidak langsung lenyap begitu saja. Tubuh dan pikiran masih mengenali rutinitas bersama mantan pasangan, sehingga kedekatan kecil dapat memicu ingatan positif. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai tanda bahwa cinta masih ada sepenuhnya. Padahal, yang muncul bisa jadi hanya respons terhadap hal yang sudah familiar.

Di sisi lain, keterbiasaan emosional bukan sesuatu yang salah karena hal ini terbentuk dari hubungan yang cukup panjang. Tapi, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seseorang melihat perasaan itu dengan lebih objektif. Jika perasaan muncul karena kebiasaan, maka perlu waktu untuk memisahkan mana yang benar-benar baru dan mana yang sekadar nostalgia.

5. Rasa aman yang dulu pernah terbentuk bisa memengaruhi keputusan

ilustrasi nyaman
ilustrasi nyaman (vecteezy.com/Tonefoto grapher)

Rasa aman yang pernah tercipta dalam hubungan lama sering membuat seseorang merasa lebih tenang ketika kembali dekat dengan mantan pasangan. Ada perasaan bahwa mantan sudah memahami karakter dan kebiasaan diri, sehingga tidak perlu memulai dari awal. Situasi ini mempermudah munculnya keinginan untuk kembali mencoba bersama. Beberapa orang pun melihat mantan sebagai tempat terdekat yang pernah dikenal.

Namun, rasa aman perlu diuji apakah masih relevan dengan kondisi saat ini. Rasa aman yang muncul bisa saja hanya bagian dari ingatan lama sehingga tidak cukup kuat untuk membangun hubungan baru. Seseorang perlu memastikan apakah keamanan tersebut berasal dari perkembangan diri, atau hanya dari keinginan untuk tidak merasa sendirian.

Perasaan jatuh cinta lagi dengan mantan pasangan setelah cerai memang tidak selalu mudah ditebak, tetapi wajar jika seseorang merasakannya pada fase tertentu. Memahami asal perasaan itu sebelum melangkah lebih jauh. Pada akhirnya, kamu sendiri yang paling tahu apakah perasaan tersebut layak diperjuangkan atau hanya hadir sesaat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Karier yang Paling Banyak Diminati Gen Z, Siap Switch Job?

03 Des 2025, 18:17 WIBLife