Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menjadi Single di Usia 25, Nggak Menakutkan Seperti yang Ada Dipikiran Kamu Kok!

Pexels/Chevanon

Sering kali, menjadi perempuan single di usia 25 tahun bukanlah hal yang mudah. Apalagi di Indonesia yang masih kental dengan adat istiadatnya, perempuan di usia ini pasti sudah akrab dengan pertanyaan: "Kapan nikah", "Apalagi sih yang ditunggu?", "Jangan lama-lama lho, nanti keburu tua".

Beberapa diantara perempuan-perempuan tersebut dapat mengatasi dengan candaan mereka, seperti "Kalo enggak sabtu ya minggu kok, tunggu aja", "Jodohnya lupa dikasih GPS, jadi masih tersesat", atau "Masih belum keliatan hilalnya nih, si jodoh". Sementara kebanyakan akan menjawab secara diplomatis "Doanya aja ya, biar secepatnya"

Sebenarnya, fenomena itu hal yang biasa. Hal yang membuat menjadi tidak biasa adalah respon kita ketika menanggapi pertanyaan tersebut. Jenuh sih, bosen sih, tapi kita nggak bakal pernah bisa mengontrol apa yang orang lain ingin sampaikan atau katakan bukan? Lalu, untuk apa kita repot memikirkan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan? Itu hanya akan membuang waktu kita aja. Daripada terus-terusan bingung dan tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, lebih baik tingkatkan kualitas diri  dengan 5 cara di bawah ini!

1. Perbanyak pergaulan agar kamu menjadi pribadi yang open-minded

unsplash.com/@wildlittlethingsphoto

Menjalin interaksi dengan banyak orang bukan hal yang buruk kok, walaupun kamu sendiri pasti memiliki inner circle. Dengan bertemu banyak orang, kamu akan mengetahui bahwa setiap orang memiliki jalan pemikiran yang berbeda-beda. Setiap orang juga memiliki cara masing-masing dalam menjalani hidup mereka, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kehidupan mereka, Kamu akan terlatih untuk melihat permasalahan dari banyak sisi, bukan dari sudut pandangmu saja. Kamu akan berkembang menjadi pribadi yang lebih toleran dan menghargai pribadi orang lain.

Ini penting lho, buat kamu yang mau menikah nantinya. Ingat, pasanganmu nantinya pasti bukan pribadi yang sama. Pasanganmu memiliki karakter yang mungkin akan berbeda denganmu, belajarlah untuk menerima karakter seseorang tersebut. Berencana mengubah karakter seseorang dapat dibilang perbuatan yang sia-sia. Mengapa? karena karakter sendiri terbentuk melalui suatu proses yang cukup lama dan sangat dipengaruhi bagaimana cara keluarga mendidik dan juga lingkungan tempat dia tumbuh. Oleh karena itu, berlatihlah terlebih dahulu untuk menerima perbedaan yang ada, bukan membuat sesuatu yang beda harus menjadi sama. 

2. Kembangkan potensimu, break your limit!

Pexels/Min An

Selagi kamu masih menunggu sang pujaan hati, explore diri kamu sendiri. Tanyakan pada dirimu sendiri: Siapa diri kamu? Mana yang bukan diri kamu? Apa yang ingin kamu lakukan? Mana yang tidak ingin kamu lakukan? Berusahalah untuk jujur pada dirimu sendiri. Berangkat dari kejujuranmu, telusuri dimana letak passionmu berada. Kalau kamu kebingungan dengan istilah passion, tengoklah kembali hal-hal yang ketika kamu mengerjakannya, kamu merasa sangat bahagia dan merasa hidup, sekalipun kamu tidak dibayar untuk melakukannya. Itu letak passionmu berada. Almost is never enoughketika kamu sudah menemukan dirimu sendiri, ketika kamu sudah tau dimana passionmu, kamu tidak boleh berhenti disitu aja. Setiap hari kamu harus hadir dengan ide-ide yang baru dan segar. Keep on your track, but don't forget to come up with new ideas everyday!

Ketika kamu selalu melakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik dari dirimu, waktumu tidak akan terbuang begitu saja. Kamu tidak akan menyita waktumu hanya untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan "kapan nikah?" karena kini kamu sedang menyiapkan diri menjadi seseorang yang memang layak untuk dipilih menjadi pasangan hidup. Ada salah satu quote bagus dari film Sabtu Bersama Bapak, begini bunyinya: Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan. Karena untuk menjadi kuat adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain.” 

Dari film itu, kamu dapat belajar bahwa menjadi kuat dan baik itu adalah tanggung jawab individu masing-masing, bukan tanggung jawab pasanganmu dengan alasan "kan dia pelengkapku". Pasangan yang baik adalah dua orang yang dapat saling memotivasi satu sama lain untuk menjadi pribadi yang kuat, saling menghebatkan satu sama lain setiap hari. Maka mulailah terlebih dahulu dari dirimu sendiri.

3. Perluaslah wawasanmu

dramabeans.com/LollyPip

Memperluas wawasan tidak selalu dengan membaca buku, kok. Buku adalah salah satu cara untuk memperluas wawasan, namun jika kamu kurang dapat menikmati membaca buku, kamu bisa juga loh memperluas wawasanmu dengan mencari informasi yang kamu inginkan lewat youtube. "Youtube youtube lebih dari TV, boom !"  begitu kata para youtubers. Kamu juga bisa membaca berita secara online, mengunjungi blog, atau membaca informasi singkat lewat instagram. Bisa juga dengan melihat televisi atau bahkan dengan mendengarkan radio. Banyak sekali bukan? Pilih yang mana, yang paling sesuai dengan dirimu.

Mempunyai wawasan yang luas dapat menjadikanmu lebih mudah dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kamu mempunyai topik yang luas untuk dibicarakan selain hanya untuk menanyakan kapan akan menikah atau bergosip tentang orang lain. Sehingga orang-orang yang berbicara dengan kamu akan merasa nyaman dan betah untuk berlama-lama bersamamu. Kamu juga akan lebih diuntungkan dengan memiliki jaringan pertemanan yang luas dari kemampuanmu tersebut. Lagipula, nantinya kamu juga akan memilih pasangan yang dengannya kamu bisa bercerita apa saja, bukan? Jika kamu menua nanti, yang kamu butuhkan adalah pasangan yang menemaninmu untuk menghabiskan waktu bersama dengan cerita-cerita tentang hari yang telah dilewati dengan baik.

4. Belajar mengatur pengeluaran yuk!

unsplash.com/Fabian Irsara

Seringkali kamu terlarut dengan euforia "berpenghasilan sendiri" sehingga  membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu kamu butuhkan. Mulai sekarang, buatlah pos untuk pengeluaran. Mungkin kamu bisa mengatur keuanganmu dengan perbandingan sebagai berikut:

Needs  :   Wants  :  Savings  :  Investments   50%   :     15%   :      15%   :          20%

Alokasikan 50% dari gajimu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harimu terlebih dahulu. Lalu kamu dapat membelanjakan apa yang menjadi keinginanmu dengan dana 15% dari keseluruhan gajimu. Jangan lupa untuk menabung 15% dari gajimu. Terakhir, siapapun tidak ingin masa tuanya akan kesulitan bukan? Mulailah memikirkan untuk investasi dengan menyediakan dana 20% dari gajimu.

Ingat, untuk menikah dan setelah menikah masih membutuhkan biaya. Kalau kamu sendiri tidak dapat mengatur pengeluaranmu, bagaimana nanti kamu akan mengatur pengeluaran dalam rumah tangga yang memiliki banyak perhitungan dan juga pengeluaran-pengeluaran yang terkadang mendesak dan tidak terduga. Maka dari itu, belajarlah mengatur dari pengeluaran dirimu dendiri setiap bulannya. Selamat mencoba!

5. Yuk, menjadi pribadi yang lebih deasa dengan belajar mengontrol diri

Pixabay.com/free-photos

10% of life is made up of what happens to you. 90% of life is decided by how you react. 

Pernah mendengar kata-kata itu bukan? Hidup sebenarnya sudah mempunyai jalannya sendiri. Sesuatu yang terjadi di kehidupanmu adalah bagian dari takdir-Nya yang harus kita terima. Namun, bagaimana kamu menanggapi atau merespon terhadap sesuatu yang menimpamu akan menunjukkan kepribadianmu yang sebenarnya. Ibaratnya, kamu masuk ke dalam sebuah restoran. Di dalamnya sedang diputar musik yang kamu sebenarnya tidak terlalu menyukainya. Kamu akan dihadapkan pada pilihan antara tetap disitu dan berusaha menikmati lagunya dan makanannya atau kamu lebih memilih untuk meninggalkan restoran itu. Semua itu ada di tanganmu.

Begitu pula di dalam hidup, kamu tidak akan selalu bertemu orang yang sejalan dengan pemikiranmu, terkadang kamu harus bertemu dengan orang yang sangat bertolak belakang dengan pemikiranmu, kamu akan bertemu dengan orang yang mungkin selalu berusaha menang sendiri, atau mungkin yang paling menyebalkan adalah kamu bertemu dengan orang yang selalu mencari perhatian atau "mintaaaaa banget diperhatiin". Tentunya hal ini akan membuat emosimu menjadi naik dan perasaan jengkelpun akan mengikutinya.

Ketika hal ini terjadi, satu-satunya yang menjadi musuhmu sebenarnya bukan mereka, tetapi dirimu sendiri dan egomu. Wajar, jika kamu merasa tidak nyaman. Namun, menjadi tidak wajar jika kamu meresponnya terlalu berlebihan. Responlah perbuatan yang kamu rasa itu kurang baik dengan sikap yang baik. Ingat, yang tidak baik itu perbuatan mereka, bukan kamu. Jadilah dirimu sendiri yang berkualitas dan baik terhadap sesama. Teko hanya akan mengeluarkan isi tekonya, bukan?

Terkadang, kamu juga kurang dapat mengontrol kecemasanmu karena terlalu banyak mendengarkan apa kata orang lain. Sehingga tidak jarang kamu mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi dan entah akan terjadi atau tidak. Salah satunya adalah pertanyaan "kapan nikah?". Kemudian kamu mulai terganggu dengan pandangan orang terhadapmu, desakan orang-orang terhadapmu, dan kamupun memikirkan bagaimana jika kamu tidak segera bertemu dengan pujaan hatimu, bagaimana jika kamu nantinya terlalu tua untuk menikah, dan masih banyak lagi.

Take time, breathe in and breathe out. Coba tenangkan dirimu sendiri, semua hal tersebut adalah bagian dari takdir Tuhan. Kamu hanya menjalani yang menjadi bagian takdirmu. Berlatihlah untuk mempercayai dirimu, belajarlah untuk selalu berpikiran positif terhadap segala sesuatu yang telah direncanakan oleh Tuhan. Kamu akan merasakan energi-energi positif yang diberikan oleh alam ini kepadamu, sehingga segalanya akan jauh lebih mudah. Tidak perlu khawatir, semua akan tepat pada waktu-Nya. Tunggu saja giliranmu.

Kematangan emosimu inilah yang nanti akan membantumu untuk dapat membangun rumah tangga yang baik. Setiap rumah tangga pasti akan mengalami naik turun, permasalahan pasti akan ada untuk menguji. Tidak pernah ada yang benar-benar sempurna di dunia ini, yang ada hanyalah mereka-mereka yang mau bersyukur dan menerima pemberian Tuhan. Setiap masalah yang datang sudah pasti disesuaikan dengan kemampuanmu, kamu pasti akan mampu melaluinya. Mereka datang bersama dengan pembelajaran yang ingin Tuhan berikan kepadamu. After every hardship, there comes ease.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
Siantita Novaya
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us