Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Moral Value Film Sore: Istri Dari Masa Depan, Cinta adalah Penerimaan

potret salah satu teaser poster film Sore yang disutradarai oleh Yandy Laurens. (instagram.com/yndlaurens)
potret salah satu teaser poster film Sore yang disutradarai oleh Yandy Laurens. (instagram.com/yndlaurens)
Intinya sih...
  • Film Sore: Istri dari Masa Depan menyampaikan pesan tentang takdir dan jalannya kembali ke kita.
  • Perubahan yang tulus pada seseorang muncul dari perasaan dicintai dan diterima sepenuhnya, bukan karena rasa takut.
  • Hubungan sejati adalah tentang penerimaan, termasuk versi terbaik dan paling rapuh dari pasangan.

Setelah sukses sebagai web series yang mencuri perhatian, Sore: Istri dari Masa Depan karya Yandy Laurens kini hadir dalam versi film layar lebar yang tayang mulai 10 Juli 2025. Dibintangi oleh Sheila Dara dan Dion Wiyoko, film ini kembali menghadirkan kisah cinta yang unik. Menggabungkan unsur romantis dan fantasi. Dengan durasi yang lebih panjang dan produksi yang lebih matang, versi layar lebar ini memperluas cerita serta memperdalam karakter para tokohnya.

Di balik kisah waktu dan pertemuan yang tak biasa, film ini menyampaikan banyak pesan penting. Salah satunya adalah tentang ide relasi atau hubungan ternyata adalah soal penerimaan. Bukan hanya menerima kelebihan pasangan, tetapi juga masa lalu dan luka-lukanya. Sore: Istri dari Masa Depan mengajak penonton untuk memaknai cinta dalam bentuknya yang paling jujur dan penuh ketulusan. Yuk, simak beberapa moral value yang didapatkan dari film ini!

1. Hal-hal yang ditakdirkan untuk kita, pasti akan kembali kepada kita dengan berbagai cara

Film Sore: Istri dari Masa Depan (YouTube.com/Cinema 21)
Film Sore: Istri dari Masa Depan (YouTube.com/Cinema 21)

Film Sore: Istri dari Masa Depan menyimpan pesan mendalam tentang bagaimana hal-hal yang memang ditakdirkan untuk kita, akan selalu menemukan jalannya kembali. Meski melalui jalan yang panjang, rumit, bahkan menyakitkan. Lewat alur cerita yang bersifat looping, kita melihat bagaimana Sore terus berusaha memperbaiki hidup Jonatan muda agar masa depan berjalan lebih baik.

Meski telah mencoba ratusan kali dan berkali-kali gagal, semesta seolah tidak pernah benar-benar membiarkan mereka terpisah. Salah satu momen kunci dalam film ini terjadi ketika segala skenario yang Sore 'coba', pada akhirnya tetap berlabuh pada Jonathan. Dari situ, film ini menegaskan bahwa apa yang memang untuk kita, akan tetap kembali, meski harus melalui jalan yang berliku.

2. Manusia cenderung tidak akan berubah karena rasa 'takut', namun karena merasa dicintai

Sheila Dara dan Dion Wiyoko di perilisan trailer dan poster film "Sore Istri dari Masa Depan" di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Sheila Dara dan Dion Wiyoko di perilisan trailer dan poster film "Sore Istri dari Masa Depan" di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Perubahan yang paling tulus pada diri seseorang seringkali tidak lahir dari tekanan atau rasa takut, melainkan dari perasaan dicintai dan diterima sepenuhnya. Film ini menunjukkan bahwa saat seseorang merasa dipaksa berubah demi menghindari hal buruk, yang muncul justru penolakan atau keengganan. Namun ketika perubahan ditawarkan lewat kasih sayang yang tidak menghakimi, lewat kehadiran yang konsisten dan penerimaan yang utuh, barulah seseorang terdorong untuk bertransformasi dari dalam dirinya sendiri.

Dalam film ini, perubahan mulai terjadi saat Sore berhenti menekan dan mulai menyampaikan ketulusan kepada Jonathan. Nilai ini mengingatkan kita bahwa hubungan yang sehat seharusnya dibangun bukan dengan menuntut, tapi dengan menemani. Cinta sejati bukan tentang mengubah orang lain agar sesuai keinginan kita, melainkan mencintai mereka sambil memberi ruang agar mereka sendiri ingin menjadi versi terbaik dari dirinya.

3. Ide dari sebuah hubungan adalah penerimaan

Dion Wiyoko di perilisan trailer dan poster film "Sore Istri dari Masa Depan" di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Dion Wiyoko di perilisan trailer dan poster film "Sore Istri dari Masa Depan" di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Nilai yang kuat dari film Sore: Istri dari Masa Depan terletak pada makna sejati dari sebuah hubungan: penerimaan. Dalam realitas hubungan yang dalam dan berkomitmen, kita tidak hanya mencintai versi terbaik dari seseorang. Namun juga versi mereka yang paling rapuh dan belum selesai tumbuh. Film ini menyiratkan bahwa cinta yang dewasa tidak hadir untuk 'memperbaiki' pasangan, tapi untuk menemani proses mereka menata luka masa lalu yang mungkin belum mereka sadari sepenuhnya.

Pernyataan sang sutradara, Yandy Laurens, dalam press screening dan press conference film Sore: Istri dari Masa Depan pada Rabu (12/7/2025) di Plaza Indonesia, menegaskan bahwa:

"Marriage is exposing our childhood yang belum selesai dan diri kita yang belum selesai tumbuh."

Pernikahan bukan hanya tentang hidup bersama, tapi juga tentang membongkar lapisan-lapisan terdalam dari diri masing-masing. Termasuk luka masa kecil yang belum sembuh. Pengembangan cerita dalam film ini menunjukkan bagaimana Sore tetap membersamai Jonathan dengan semua luka masa kecil yang Jonathan punya.

4. Hubungan kita dengan orangtua, cenderung berpengaruh terhadap hubungan kita di masa depan

IMG_0952 Besar.jpeg
konferensi pers film Sore: Istri dari Masa Depan pada Rabu (2/7/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Film ini juga menghadirkan refleksi yang dalam soal hubungan anak dan orangtua, terutama bagaimana hubungan tersebut membentuk cara seseorang menjalani relasi di masa dewasa. Ketika luka masa lalu tidak disadari atau dibereskan, ia cenderung muncul dalam bentuk kebiasaan, ketakutan, atau pola relasi yang berulang. Dalam kasus Jonathan, hubungannya dengan keluarga yang belum selesai, secara tidak langsung memengaruhi caranya mencintai, mempercayai, dan membuka diri terhadap orang lain.

Nilai yang diangkat film ini menjadi pengingat bahwa berdamai dengan masa lalu, termasuk dengan orangtua, adalah langkah penting untuk bisa membangun hubungan yang sehat di masa depan. Proses ini tidak selalu mudah, tapi sangat esensial agar kita tidak terus memindahkan luka lama ke dalam relasi baru. Film ini menyentuh dengan caranya sendiri, tanpa menyudutkan, tetapi justru menunjukkan bahwa ruang untuk sembuh selalu ada. Terutama ketika kita dipertemukan dengan orang yang mau memahami prosesnya.

5. Memaafkan dan menerima semua yang terjadi adalah cara untuk berdamai dengan diri sendiri

IMG_0997 Besar.jpeg
konferensi pers film Sore: Istri dari Masa Depan pada Rabu (2/7/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Memaafkan dan menerima ditampilkan sebagai proses penting dalam perjalanan seseorang untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan sering kali kita terjebak dalam rasa bersalah, penyesalan, atau keinginan untuk mengulang masa lalu.

Memaafkan, baik terhadap orang lain maupun diri sendiri, menjadi titik balik emosional dalam cerita film ini. Ketika seseorang mampu melihat kegagalan dan luka sebagai bagian dari perjalanan hidup, bukan sebagai hal yang harus disangkal atau dilawan, di situlah muncul kelegaan. Sore dan Jonathan mengajarkan bahwa kedewasaan emosional tidak selalu datang dari 'memperbaiki' sesuatu, tapi dari menerima bahwa tidak semua hal bisa (atau harus) diperbaiki, dan tetap melangkah dengan hati yang utuh.

Itu dia beberapa pelajaran hidup dari film Sore: Istri dari Masa Depan. Pengembangan cerita dari web series ke film-nya semakin terasa dengan berbagai nilai hidup yang diselipkan. Gimana, tertarik untuk nonton?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us