Segera Melepas Masa Lajang? Kenali 5 Konflik Umum dengan Mama Mertua

Hal yang pertama sering jadi permasalahan adalah ketika persiapan pernikahan. Gak hanya terhadap mertua, tapi juga orangtua sendiri, bisa menimbulkan ketegangan.

Karena mereka telah duluan makan asam garam pernikahan, mereka merasa lebih tahu apa yang terbaik untuk pernikahan anak mereka. Namun disebabkan ini adalah pernikahan kalian, kalian pun pastinya punya keinginan tersendiri bagaimana pernikahan kalian berdua nanti.

Ada baiknya cari solusi yang mampu mengakomodasi antara keinginan kamu dan orangtua sendiri maupun mertua. Sehingga tak akan berat sebelah dan keinginan semua bisa terwakili. Kalaupun sulit, cobalah untuk mengomunikasikan dengan baik, sehingga mereka pun memahami apa yang kalian inginkan.

Nah, ini juga sering jadi persoalan saat kamu telah berumah tangga. Selera masakan tiap orang memang beda-beda, termasuk bagaimana cara memasaknya.

Jadi, kalau kamu kerap dikomentari tentang rasa atau cara masakmu, anggap saja mendapat masukan untuk menambah skill memasak kamu. Kalau masakanmu sudah seenak chef ternama, mama mertuamu akan diam sendiri kok, malah menikmati.

Memang benar, kita harus jadi diri sendiri. Tapi jangan pula egois ketika sudah tak sendiri lagi. Kebiasaan-kebiasaan seperti malas bangun pagi, malas membersihkan rumah, cuci piring nanti-nanti, sebaiknya dihilangkan.

Menikah tak sekadar enaknya saja, bisa hidup bersama dengan orang yang dicinta. Tapi juga ada tanggung jawab yang harus dipikul sebagai seorang istri. Karena itu, jangan buat mama mertuamu jadi sebal karena kamu kukuh mempertahankan kebiasaan pribadi yang kurang baik hanya demi memenangkan ego semata. Diubah ya!

Masalah lain yang umum jadi sumber ketegangan mama mertua dan menantu adalah bagaimana pengasuhan anak. Ada baiknya kamu dan suami dari jauh-jauh hari sudah membekalkan diri dengan ilmu parenting sehingga tahu mana pengasuhan anak yang tepat.

Karena banyak cara asuh yang telah dipraktikkan selama ini ternyata setelah diteliti justru kurang tepat dan bisa berdampak buruk bagi kondisi fisik maupun psikis anak.

Jika kamu dan suami sudah satu suara, saat mertua ingin menginterupsi bagaimana cara pengasuhan kalian, kalian pun bisa dengan bijaksana mengatakan bahwa ini jadi cara yang cocok bagi kalian berdua. Kalau sudah begitu, umumnya mertua tak akan protes-protes lagi.

Mungkin maksudnya baik, ingin melihat rumah tangga kalian harmonis. Tapi terkadang niat baik akan berbuntut konflik apabila dilakukan dalam porsi berlebihan. Yakni terlalu turut campur masalah rumah tangga kamu dan suami.

Untuk menghindarinya, coba sepakati bersama suami, agar apa pun masalah yang menimpa rumah tangga kalian berdua, tak boleh sampai keluar, apalagi terdengar ke orang tua masing-masing. Berusahalah memecahkannya sendiri, kecuali memang sudah tidak bisa lagi, dan butuh pihak ketiga sebagai penengah.

Saat di awal-awal pernikahan, pastilah ada rasa kikuk bagaimana harus bersikap dengan mama mertua. Cobalah perlakukan ia layaknya ibu sendiri. Dengan kamu menyayanginya secara tulus, maka bukan tak mungkin, mama mertuamu bisa jadi bestie!