Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sumber Kelelahan Istri dalam Pernikahan, Mendadak Nangis Sendiri

ilustrasi tiga perempuan (pexels.com/Alena Darmel)

Istri yang kelelahan dalam pernikahan ditandai dengan sejumlah perilaku khas. Seperti mudahnya ia marah, keluhan akan penurunan kondisi kesehatan yang kerap terjadi, dan tahu-tahu menangis seperti bendungan yang jebol.

Melihat kondisi seperti ini, seharusnya suami peka dan segera mengevaluasi jalannya rumah tangga. Suami tidak boleh menganggapnya semata-mata akibat perasaan perempuan yang terlalu sensitif atau yakin nanti ia akan membaik sendiri.

Permintaan agar istri bersabar juga bukan solusi untuk jangka panjang. Rasa lelah hanya dapat terangkat dengan mengatasi sumber kelelahannya. Bukan membiarkan istri terus dihajar penderitaan yang sama, yaitu:

1. Tuntutan untuk menjadi istri dan ibu yang sempurna

ilustrasi kelelahan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Alangkah melelahkannya bagi manusia yang tidak sempurna mendapatkan tuntutan untuk menjalankan peran sebagai istri dan ibu yang perfect. Adalah normal buat semua orang terkadang merasa malas, capek, dan gak bisa selalu ada untuk orang lain.

Namun dengan adanya tuntutan untuk menjadi sosok istri dan ibu yang sempurna, semua hal normal di atas justru dipandang tidak normal dan buruk. Pelayanan dalam rumah tangga tidak bisa hanya dilakukan oleh istri. Suami harus melakukan pelayanan serupa agar pasangan mendapatkan haknya sebagai istri.

2. Masalah finansial

ilustrasi istri bersedih (pexels.com/Liza Summer)

Menjadi problem besar bagi istri apabila ekonomi keluarga kurang, tetapi suaminya tidak mau tahu. Pokoknya, uang yang diberikannya harus cukup. Padahal, uang tersebut dibagi dengan metode apa pun tetap tidak mencukupi kebutuhan yang paling dasar sekalipun.

Masih mending apabila istri diberi kesempatan untuk ikut mencari uang. Jika dengan berbagai alasan ia dilarang bekerja, tingkat stres istri justru meningkat. Dia dalam posisi dibuat tidak berdaya 2x dalam pernikahan. Pertama oleh kondisi ekonomi, kedua oleh larangan suami untuknya bekerja.

3. Sikap suami yang berubah negatif

ilustrasi suami istri (pexels.com/Alex Green)

Memanjakan istri itu penting. Termasuk di dalamnya adalah memperlakukannya dengan baik, semanis sikap suami ketika di awal pernikahan. Dengan tugas sebagai istri dan ibu yang tidak mudah, sikap baik suami menjadi penghiburan yang amat berarti.

Akan tetapi yang kerap terjadi dalam pernikahan, suami malah tambah cuek pada istri. Boro-boro istri diajak jalan-jalan, didengarkan ceritanya, atau digoda. Ia jelas kerepotan saja suami tak mau membantu. Atau, suami sering mencela penampilan maupun apa yang dilakukan istri sehingga dia merasa buruk.

4. Kurangnya waktu untuk diri sendiri

ilustrasi seorang ibu (pexels.com/Sarah Chai)

Saat sedang makan bersama dan anak ingin buang air besar, kebanyakan ibu yang buru-buru meninggalkan makanannya. Bahkan jika suaminya sudah selesai makan, tetap istri yang mengurus anak. Ketika istri lelah, suami menyuruhnya tidur.

Akan tetapi, ia tidak mengambil alih pengasuhan anak sehingga anak terus mengganggu ibunya yang sudah kecapekan. Pergi ke salon atau minum kopi di luar? Lupakan. 

Sejak punya anak, perempuan seakan-akan kehilangan satu detik saja untuk dirinya sendiri. Sementara suami dapat mendengkur berjam-jam tanpa memikirkan anak atau tugas domestik. Hentikan cara berumah tangga seperti ini. Istri juga butuh waktu buat dirinya dan ini sama sekali bukan tanda keegoisan.

5. Minimnya kesempatan buat bersosialisasi dan pengembangan diri

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Ivan Samkov)

Istri butuh teman di luar keluarganya. Kebutuhan yang wajar karena suami pun tak akan tahan jika terputus sama sekali dari teman-temannya. Ketika kebutuhan untuk bersosialisasi tidak mendapat pemenuhan, kepenatan istri akan kehidupan rumah tangganya jadi berlipat-lipat.

Kesempatan untuknya mengembangkan diri juga wajib didukung, bukan malah ditiadakan. Kembalikan keputusan untuk bekerja atau tidak sepenuhnya pada istri. Jangan membuat istri makin tertinggal dari perkembangan suami dalam hal apa pun.

Membuat istri bahagia tidaklah sesulit kelihatannya. Asalkan perbedaan antara kehidupannya sebelum dengan setelah menikah tidak terlalu besar. Dukungan dan kasih sayang suami menjadi sangat penting. Segera duduk bersama istri dan bicarakan cara terbaik untuk menjalankan rumah tangga kalian tanpa membebaninya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us