Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Harus Tetap Jaga Penampilan setelah Menikah

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Merawat ketertarikan satu sama lain, jaga penampilan agar tetap menarik dan saling memanjakan pandangan
  • Tetap percaya diri dalam pergaulan, perbaiki penampilan untuk meningkatkan kepercayaan diri
  • Tidak menyalahkan status pernikahan dalam perubahan penampilan, fokus pada perubahan rutinitas dan gaya hidup
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bukan hanya perempuan yang dapat mengalami perubahan penampilan setelah menikah. Hal tersebut juga dapat terlihat pada pria. Perubahan paling kentara ialah terkait berat badan yang cenderung bertambah.

Kerap kali ini juga dikaitkan dengan peningkatan kemakmuran serta perasaan nyaman hidup bersama pasangan. Perubahan lain misalnya, menjadi acuh tak acuh dengan penampilan. Sering terdapat dalih bahwa mereka toh, sudah laku alias punya suami atau istri.

Menjaga penampilan seperti saat mereka lajang dianggap gak lagi diperlukan. Akibatnya selain bobot tubuh terus bertambah, boleh jadi penampilanmu dan pasangan kian kumal dan tak terawat. Ini yang sebaiknya dicegah. Tetap jaga penampilan setelah menikah walaupun perubahan kecil tetap terjadi. Berikut alasannya.

1. Merawat ketertarikan satu sama lain

ilustrasi pasangan (
ilustrasi pasangan (pexels.com/Dean Saville)

Tentu kamu dan pasangan menikah bukan hanya karena daya tarik fisik. Cinta kalian lebih dari sekadar apa yang terlihat oleh mata. Dia punya banyak sifat baik yang memesonamu. Begitu pula dirimu di matanya.

Akan tetapi, ketertarikan satu sama lain juga dapat memudar seiring waktu apabila penampilan tak dijaga. Bagaimanapun juga, kesan visual gak bisa dianggap tidak penting. Kamu dapat merasa enek kalau setiap hari melihat pasangan awut-awutan.

Begitu juga pasangan menjadi malas pulang karena sudah tahu akan melihatmu dalam tampilan yang buruk. Kalian mesti saling memanjakan secara pandangan. Bukan melulu tentang pakaian seksi atau harus baru dari toko terus. Namun, pastikan kalian sama-sama terlihat bersih dan rapi.

2. Tetap percaya diri dalam pergaulan

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Apakah kamu merasa kepercayaan dirimu menurun setelah menikah? Mungkin ini tak langsung terjadi sehabis pernikahan. Beberapa tahun setelahnya baru terasa. Dirimu gak nyaman bertemu orang lain.

Pernikahanmu secara umum baik-baik saja. Rasa tidak percaya diri ini boleh jadi bersumber dari penurunan penampilan. Meski tak ada orang yang mengataimu, tetap saja kamu sebetulnya sadar mengenai perubahan tersebut.

Dirimu mengerti tidak lagi semenarik dulu. Sementara orang-orang di luar sana entah mengapa tampak lebih sempurna. Dongkrak kembali kepercayaan dirimu dengan kamu memperbaiki penampilan.

Perhatikan apa saja yang telah berubah menjadi kurang menarik dan cobalah kembali seperti dulu. Sebagian besarnya pasti hanya terkait perubahan rutinitas dan gaya hidup. Seperti saat dirimu lajang rajin berolahraga dan sekarang gak pernah lagi. Pola makan pun tidak dikontrol.

3. Tidak menyalahkan status pernikahan dalam perubahan penampilan

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Apakah statusmu sebagai suami–istri dan ayah–ibu berhubungan langsung dengan perubahan penampilan? Sebenarnya tidak. Kalaupun ada pengaruhnya gak terlalu besar. Perubahan penampilan yang signifikan sering kali disebabkan oleh kebiasaan yang juga berubah.

Seperti disinggung dalam penjelasan poin 2, mungkin kamu tak lagi berolahraga. Boro-boro berolahraga di luar rumah, di dalam rumah saja dirimu magernya minta ampun. Banyak tugas rumah tangga dilakukan sambil duduk.

Setiap kali kamu perlu mengambil sesuatu, malah anak yang disuruh-suruh. Atau, dirimu bahkan malas melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, serta menyikat kamar mandi. Selain rumah tambah kotor, fisikmu juga terpengaruh akibat kurangnya aktivitas fisik. Status sudah menikah jangan lagi dijadikan kambing hitam.

4. Gak gampang cemburu atau iri pada sesama jenis

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Thirdman)

Kuatnya rasa cemburu dalam hubungan tidak semata-mata disebabkan oleh perilaku pasangan yang genit. Juga bukan selalu karena banyaknya teman lawan jenis yang mendekatinya. Kamu bisa cemburu buta pada teman sesama jenis akibat rasa insecure.

Kamu gak percaya diri. Salah satunya, terkait penampilan sehari-hari. Dirimu melihat betapa orang-orang di luar sana terutama circle pasangan berpenampilan baik. Kamu diam-diam mulai membenci bayanganmu di cermin.

Namun, rasa tak puas terhadap diri itu malah diarahkan pada orang lain. Kecemburuan serta rasa iri begini tak akan mengubah penampilanmu menjadi lebih baik. Fokuslah pada memperbaiki penampilan sendiri daripada mempermasalahkan penampilan orang lain.

5. Jadi contoh positif untuk anak

ilustrasi keluarga
ilustrasi keluarga (pexels.com/Vanessa Loring)

Anakmu memang masih polos. Dia belum bisa merawat diri sendiri seperti orang dewasa. Akan tetapi, anak akan memperhatikan serta berusaha meniru kebiasaanmu sehari-hari.

Bila setiap hari kamu mandi 2x sehari secara tertib, anak pun semangat buat mandi. Gak ada drama anak menangis apalagi sama sekali tak mau mandi sampai seharian. Jika dirimu dan pasangan berusaha tetap wangi saat di rumah, anak pun akan risi kalau dirinya bau keringat.

Ia bakal segera minta ganti baju atau mandi sekalian kalau sudah jamnya. Orangtua rutin berolahraga agar berat badan tetap ideal, anak juga meniru gerakan-gerakan kalian. Sebaliknya, makin berantakan penampilan orangtua, kemungkinan besar anak juga makin tak terurus.

6. Dapat bekerja dengan baik seiring usia

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Alexy Almond)

Usia kalian juga bertambah seiring umur pernikahan. Kalian mesti tampil prima bukan hanya buat menjaga keharmonisan rumah tangga. Namun, juga memastikan pekerjaan masing-masing berjalan dengan baik.

Setelah kalian menjadi orangtua, pekerjaan jauh lebih berharga daripada ketika kamu dan pasangan sama-sama lajang. Apabila rambutmu berantakan dan pakaianmu kotor setelah menikah, penilaian atasan tentu menjadi negatif. Begitu pula terkait bentuk tubuh.

Sekalipun pekerjaanmu tidak banyak di lapangan, kalau berat badan dibiarkan terus bertambah pasti menyusahkan. Dirimu gak gesit lagi seperti dulu. Kamu juga punya risiko kesehatan yang lebih besar serta dapat terjadi kapan saja. Seperti tiba-tiba dirimu mengalami serangan jantung atau stroke ketika bekerja.

Banyak orang menjadi kurang peduli terhadap penampilan selepas menikah karena merasa sudah aman. Beda dengan ketika mereka masih single yang harus berjuang mencari pasangan. Kamu sebaiknya gak begitu karena tetap jaga penampilan setelah menikah merupakan bentuk cinta terhadap diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us