Tren Kencan Digital Kembali ke Tradisional, Ini Penyebabnya!

- Aplikasi kencan digital mulai kehilangan popularitas, mendorong individu untuk kembali ke pendekatan tradisional dalam mencari hubungan yang bermakna.
- Tren menggunakan aplikasi kencan membawa tantangan baru, seperti sulitnya membuat keputusan akhir dan pengalaman 'catfishing' yang merugikan.
- Banyak orang beralih ke layanan biro jodoh offline karena tingkat kepercayaan, privasi data, dan tujuan kencan yang lebih serius dalam mencari pasangan hidup.
Perkembangan teknologi telah memengaruhi cara individu bertemu melalui adopsi aplikasi kencan digital yang memfasilitasi hubungan dengan mudah melalui sekali swipe. Namun dalam beberapa tahun terakhir, popularitas aplikasi kencan mulai menurun, menyulitkan individu dalam menemukan hubungan yang bermakna dan berkontribusi pada penurunan tingkat pernikahan di Indonesia.
Survei dari Lunch Actually, sebuah biro jodoh dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, menunjukkan bahwa hanya 12 persen jomblo yang menggunakan aplikasi kencan setiap hari, sementara 42 persen lainnya bahkan tidak menggunakan aplikasi kencan sama sekali. Perubahan ini mencerminkan dorongan masyarakat untuk kembali ke pendekatan yang lebih tradisional dalam mencari hubungan yang lebih mendalam dan berarti.
Violet Lim, CEO dan Co-Founder dari Lunch Actually Group, mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan mengapa saat ini budaya swipe tampaknya telah bergeser kembali ke pendekatan tradisional. Kira-kira, apa saja penyebabnya? Cari tahu melalui artikel berikut, yuk!
1. Paradoks dalam memilih

Aplikasi kencan telah semakin populer belakangan ini, mempermudah para jomblo untuk bertemu dengan sesama jomblo. Biasanya, orang menggunakan aplikasi ini untuk berkomunikasi dengan 1-2 orang berbeda (50 persen) atau bahkan dengan 3-5 orang sekaligus (37 persen). Namun, hal akhir-akhir ini tren menggunakan aplikasi kencan juga membawa tantangan baru.
Karena memiliki banyak pilihan, para jomblo cenderung tidak lagi memberi nilai yang tinggi pada pengalaman 'kencan' tradisional dan merasa tertekan untuk bertemu secara langsung dengan seseorang. Mereka lebih suka berbicara dengan banyak orang sekaligus dan merencanakan kencan dengan beberapa orang berbeda, yang bisa membuat mereka kehilangan minat dan mengabaikan pentingnya mencari kesesuaian dengan seseorang.
Fenomena ini menunjukkan, bahwa aplikasi kencan bisa membuat para penggunanya mengalami 'paradoks dalam memilih'. Ini diakibatkan karena terlalu banyak pilihan yang bisa membuat mereka sulit untuk mengambil keputusan akhir.
2. Kelelahan berkencan

Aplikasi kencan sering kali menekankan penampilan fisik yang dapat mengaburkan pentingnya kecocokan dalam hal koneksi emosional. Contohnya, seseorang mungkin memilih untuk menyukai profil berdasarkan kesan pertama dari foto profilnya. Akibatnya, aspek-aspek seperti kesamaan nilai atau potensi hubungan jangka panjang sering kali tidak dipertimbangkan dengan serius.
Selain itu, survei menunjukkan bahwa 65 persen pengguna aplikasi kencan pernah mengalami "catfishing" (berinteraksi dengan profil palsu). Ini dapat menyebabkan pemborosan waktu berharga untuk berkomunikasi dengan seseorang yang ternyata tidak sesuai dengan harapan pada akhirnya.
3. Kepercayaan dan keaslian profil

Orang-orang semakin memilih untuk menggunakan layanan biro jodoh offline karena tingkat kepercayaan dan keaslian profil yang lebih tinggi dibandingkan dengan platform online. Banyak biro jodoh menawarkan proses verifikasi yang ketat, yang tidak selalu dilakukan di aplikasi kencan.
Sebaliknya, aplikasi kencan sering kali memberikan akses terbuka tanpa memerlukan verifikasi yang mendalam. Data menunjukkan, bahwa 73 persen pengguna aplikasi kencan pernah mengalami kontak dengan penipu.
Di sisi lain, biro jodoh seperti Lunch Actually menerapkan verifikasi identitas, latar belakang, pendapatan, pendidikan, dan status pernikahan untuk memastikan bahwa setiap anggota masih berstatus jomblo. Hal ini memberikan rasa aman kepada para jomblo, mengurangi risiko bertemu dengan orang yang tidak serius dalam mencari pasangan, atau dengan profil palsu yang tidak jelas keasliannya.
4. Masalah privasi

Privasi data menjadi salah satu alasan utama mengapa beberapa jomblo kembali ke metode konvensional dalam mencari pasangan. Banyak dari mereka telah mengalami situasi di mana mereka merasa tidak nyaman setelah dihubungi atau didekati melalui aplikasi kencan (56 persen).
Dengan meningkatnya kesadaran akan risiko keamanan dan privasi data yang ada di platform-platform online, beberapa orang mungkin lebih memilih untuk bertemu dengan calon pasangan dalam lingkungan yang lebih tradisional. Hal ini juga membawa keuntungan untuk mereka karena memiliki kontrol lebih besar atas informasi yang mereka berikan tentang diri mereka sendiri.
Melalui layanan biro jodoh offline seperti Lunch Actually, para jomblo dapat menikmati privasi dan kerahasiaan. Mereka hanya perlu berinteraksi dengan konsultan kencan dan teman kencan mereka, tanpa perlu khawatir bahwa profil mereka akan dilihat oleh semua orang seperti di situs kencan online.
5. Tujuan jangka panjang

Orang-orang semakin beralih ke layanan biro jodoh offline seiring dengan perubahan tujuan kencan mereka. Saat ini, para jomblo di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang lebih serius dalam mencari pasangan hidup. Menurut survei terbaru, 40 persen jomblo di Indonesia berharap untuk menikah dalam waktu dekat.
Meskipun aplikasi kencan pada dasarnya digunakan untuk bertemu dengan orang potensial untuk hubungan santai, banyak dari mereka juga mengalami ghosting (61 persen), yang menandakan bahwa tujuan mereka tidak selalu mengarah pada hubungan yang serius. Kembali ke pendekatan perjodohan tradisional, metode ini menawarkan kesempatan yang lebih besar untuk membangun hubungan yang tulus dan berkomitmen.
Sulitnya menemukan hubungan yang autentik di dunia digital membuat anak muda Indonesia semakin menginginkan metode yang lebih dapat diandalkan untuk mencapai cita-cita romantis mereka. Oleh karena itu, mungkin saatnya untuk kembali kepada pendekatan yang lebih tradisional dalam mencari pasangan hidup yang sejati dan lebih berarti.