10 Fotografer Perempuan yang Karyanya Sayang Kalau Diabaikan  

Sandriani Permani adalah fotografer perempuan asal Indonesia yang dikenal karena spesialiasinya memotret pesawat tempur. Ia didapuk TNI AU sebagai salah satu fotografer resmi dan punya akses untuk menjepret kegiatan para pasukan yang sedang berlatih. Untuk bisa memotret pesawat tempur, Sandriani pun seringkali harus berada di tempat-tempat yang ekstrim seperti di pintu pesawat yang terbuka ini. 

Meridith Kohut sebenarnya adalah warga negara AS, tetapi ia sering berkunjung dan melakukan liputan serta pemotretan di negara-negara Amerika Tengah dan Selatan, utamanya Venezuela. Melalui karyanya, ia merekam berbagai pergolakan sosial dan politik di negara tersebut. Seringkali fotonya dibeli beberapa media besar seperti New York Times. Ia juga suka membagikan karyanya di media sosial lengkap dengan cerita di baliknya. 

Luisa merupakan fotografer asal Brasil. Kala menilik akun Instagram yang ia sebut sebagai buku hariannya, Luisa tampak lebih sering memilih perempuan sebagai subjek fotonya. Uniknya, Luisa seringkali mengangkat sisi yang jarang kita ketahui tentang Brasil, seperti penduduk minoritasnya. Saat Malala Yousafzai berkunjung ke Brasil, Luisa pun tak ketinggalan memotretnya.

Annie Leibovitz adalah fotografer senior Amerika Serikat yang sudah dikenal luas karena karya-karya femonenalnya. Menilik media sosialnya saja sudah bikin siapa pun berdecak kagum. Bintang dan orang-orang berpengaruh di dunia telah jadi subjek fotonya. Ia memulai kariernya di majalah Rolling Stone, kemudian terus berkembang ke media-media besar lain. 

Nicoline adalah fotografer asal Indonesia yang berbasis di Jakarta. Kebanyakan subjek fotonya adalah perempuan dengan berbagai gaya busana dan dandanan yang menarik. Tak heran, karya-karyanya menarik berbagai brand pakaian, agen model, dan majalah fashion internasional untuk menggunakan jasanya.

Fatemeh merupakan fotografer wanita asal Iran yang aktif menyuarakan kepentingan rakyat Iran lewat foto-fotonya. Ia berhasil merangkum berbagai pergolakan sosial, politik, dan ekonomi Iran. Termasuk, beberapa potret menarik yang terjadi sepanjang pandemi. 

Nadia sebenarnya merupakan perempuan keturunan Jordania-Rusia. Dualisme warga negaranya membuat Nadia memiliki perspektif yang unik dalam memandang Timur Tengah, utamanya Jordania. Dibalik ketenangannya, Jordania pun punya banyak masalah, seperti kemiskinan dan arus imigran dari luar negeri. Nadia mengabadikan beberapa momen-momen yang sebenarnya biasa saja, tetapi lewat lensa kameranya tersaji menjadi gambar dengan berbagai perspektif yang bisa diulik.

Mihaela Noroc merupakan fotografer asal Rumania yang lebih dikenal lewat photobook 'The Atlas of Beauty'. Dalam proyeknya tersebut ia berkeliling dunia bersama putri kecilnya, mengambil foto sejumlah perempuan yang ia temui dalam perjalanan. Selain menampilkan wajah mereka, Mihaela juga mewawancarai mereka dan menuliskannya sebagai caption di fotonya. Semua wanita itu cantik dengan cara mereka sendiri merupakan pesan utama karya-karya Mihaela.

Membidik manusia membuat Natalie punya banyak pelajaran dan pengalaman yang ia serap dari interaksinya dengan subjek fotonya. Ia pun memilih untuk berbasis di New York yang dijuluki melting pot berbagai jenis manusia yang ada di bumi. Muda, tua, kaya, miskin, berkumpul jadi satu. Seperti biasa, Natalie pun menyelipkan cerita dan insight yang ia dapat dari pertemuannya dengan para subjek fotonya di caption. 

Ami Vitale adalah fotografer profesional yang lebih sering bermarkas di Afrika. Karyanya sudah sering dimuat di National Geographic. Subjek fotonya tak hanya fauna, tetapi juga warga di pinggiran kota yang masih menganut adat istiadat tertentu. Ami sudah punya jutaan pengikut di media sosial atas masterpiece yang ia pajang. 

Bersyukur di masa kini, siapa pun tak peduli gendernya bisa meniti karier di bidang apa pun yang mereka minati. Termasuk fotografi yang kini juga diisi talenta-talenta luar biasa dari kalangan perempuan.