5 Anggapan Miring yang Sering Disematkan pada Perempuan, Miris!

Seringkali kita mendengar ungkapan bahwa laki-laki dituntut untuk sukses agar bisa menjadi kebanggaan keluarga dan bisa mendapatkan pasangan yang setara. Namun, bila perempuan yang mendulang kesuksesan, alih-alih banjir pujian, yang ada malah kena cibiran.

Perempuan dengan pencapaian tinggi dianggap akan menindas laki-laki, terutama yang menjadi pasangannya. Mereka dianggap tidak mau menurut pada ucapan pasangan karena merasa lebih unggul.

Padahal, masih banyak perempuan sukses yang bisa tetap menjadi pasangan yang baik dan berbakti tanpa harus meninggalkan karirnya. Justru bila pihak laki-laki memberi dukungan yang kuat, perempuan akan berbalik hormat dan memberikan sikap terbaiknya.

Perempuan dengan karakter mandiri yang kuat mampu melakukan banyak hal seorang diri. Mereka memiliki keuletan dan ketangguhan yang tidak bisa dianggap sebelah mata.

Inilah yang menjadikan laki-laki dengan daya juang yang rendah menjadi berkecil hati dan tidak berani mendekati perempuan tersebut. Hasilnya, mereka diminta untuk menurunkan standar demi bisa mendapatkan pasangan. Jangan mau, deh!

Banyak masyarakat yang masih menganggap perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan tinggi karena kodratnya adalah mengurus rumah tangga. Stigma semacam ini sangat keliru dan menyesatkan.

Baik menjadi wanita karir atau memilih sebagai ibu rumah tangga penuh waktu sebaiknya didasari dengan pendidikan setinggi mungkin. Mengurus keluarga juga perlu ilmu, apalagi jika kelak menjadi orangtua yang tentu akan bertugas mendidik anak. Perempuan dengan pendidikan tinggi juga memiliki pola pikir yang lebih maju dan bisa menjadi rekan diskusi yang baik bagi pasangan.

Memasak adalah sebuah keterampilan hidup dasar yang sebaiknya dimiliki oleh perempuan dan laki-laki. Aktivitas ini bertujuan untuk mempertahankan hidup, sehingga jelas bukan hanya menjadi tugas perempuan saja.

Perkara rasa masakan enak atau tidak, itu bisa diperbaiki seiring dengan pengalaman. Bila laki-laki hanya berniat mencari makanan lezat, tidak perlu repot cari pasangan, bisa langsung memesan makanan di restoran saja, bukan begitu?

Ini merupakan anggapan jahat yang justru terkadang dilontarkan oleh ibu mertua. Baik melewati proses persalinan secara normal per vaginam atau melalui operasi sectio caesarean, perempuan tetaplah menjadi seorang ibu.

Justru pembuktian sebenarnya terletak pada proses panjang setelah melahirkan, yaitu mendidik anak. Bukan perkara mudah untuk membesarkan buah hati agar tumbuh menjadi manusia yang baik. Namun, bila seorang perempuan tidak menyerah dan tetap berusaha memberikan segala yang terbaik untuk sang anak, itulah ibu sejati.

Sebagaimana laki-laki, perempuan juga memiliki hak yang sama untuk meraih kesempatan dalam mewujudkan versi terbaik dirinya. Sebaiknya semua saling memberi dukungan dan membentuk kerja sama yang baik agar tercipta kehidupan yang harmonis.